Fatwapedia.com – Al-Qur’an adalah kalamullah yang terdiri dari ayat dan surat- surat dengan jumlah 114 surat. Tak terkecuali seluruh surat dalam Al-Qur’an memiliki keutamaan bagi yang mengimani, membaca dan mengamalkannya.
Al-Imam Suyuthi (w. 911 H) rahimahullah dalam kitabnya “Tadribur Rowiy”, yakni karya tulisnya dalam bidang ilmu mustholah hadits, menulis suatu pembahasan yang sangat bagus ketika men-syarah sebuah pasal terkait hadits palsu. Beliau menurunkan pembahasan tentang hadits-hadits keutamaan surat-surat dalam Al Qur’an.
Pada awal pembahasan beliau menceritakan pengalaman salah seorang ulama hadits yang bernama Al-Muammil bin Ismail yang mengadakan perjalanan untuk memverifikasi hadits-hadits tentang keutamaan surat-surat dalam Al Qur’an yang dinisbatkan kepada Ubay bin Ka’ab Rodhiyallahu ‘anhu. Beliau bertemu para perowi yang meriwayatkan hadits tersebut, kemudian bertanya kepada perowi tersebut siapa yang meriwayatkan kepadanya hadits tersebut, lalu dijawab dan ditunjukkan seorang syaikh di kota Madain, kemudian beliau temui, lalu ditanya dengan pertanyaan serupa, dijawab lagi dari seorang syaikh di wasith, begitu seterusnya sampai beliau ditunjukkan kepada seorang syaikh di kota Baghdad, beliau kemudian segera menemuinya dan masuk kedalam majelisnya yang diadakan di rumahnya, disana sedang bermajelis beberapa orang sufi, kemudian Al-Muammil pun bertanya kepada Syaikh tersebut :
يَا شَيْخُ مَنْ حَدَّثَكَ؟ فَقَالَ لَمْ يُحَدِّثْنِي أَحَدٌ، وَلَكِنَّا رَأَيْنَا النَّاسَ قَدْ رَغِبُوا، عَنِ الْقُرْآنِ، فَوَضَعْنَا لَهُمْ هَذَا الْحَدِيثَ ; لِيَصْرِفُوا قُلُوبَهُمْ إِلَى الْقُرْآنِ.
“wahai Syaikh siapakah yang menceritakan hadits tersebut kepadamu?, beliau menjawab, “tidak ada seorang pun yang menceritakannya kepadaku, namun aku melihat orang-orang berpaling dari Al Qur’an, maka aku membuat hadits-hadits (tentang keutamaan tersebut), agar mereka mau kembali mempelajari Al Qur’an”.
Kemudian al-Imam Suyuthi berusaha menemukan siapa nama syaikh yang “ngawur” tersebut, beliau mendapatkan informasi dari Imam Ibnul Jauzi dalam kitabnya “Al-Maudhuu’aat” bahwa ada 2 jalan dari 2 orang perowi yang berbeda yang meriwayatkan hadits-hadits palsu tentang keutamaan surat per surat dalam Al Qur’an, yakni Baziigh bin Hassaan dan Makhlad bin Abdul Wahid, namun Imam Suyuthi belum bisa memastikan apakah salah satu nama tersebut adalah syaikh yang dimaksud, sehingga satu perowi lagi sebagai pencuri haditsnya, atau kedua-duanya mencuri dari Syaikh yang majhul diatas.
Imam Suyuthi mengingatkan kepada kita bahwa riwayat palsu diatas telah disebutkan dalam kitab tafsir berikut : Tafsir Ats-Tsa’labiy, Al-Wahidiy, Az-Zamakhsyari, dan Al-Baidhowiy. Sehingga tentunya perlu berhati-hati ketika menukil keutamaan surat per surat didalam Al Qur’an dari kitab-kitab tafsir diatas.
Tapi tentu berlebihan juga, jika memastikan bahwa tidak banyak riwayat-riwayat yang shahihah tentang keutamaan surat-surat tertentu didalam Al Qur’an. Al-Imam Suyuthi memberikan warning agar kita tidak salah memahami ucapan Imam Daruquthni yang berkata :
أَصَحُّ مَا وَرَدَ فِي فَضَائِلِ الْقُرْآنِ: فَضْلُ قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ
“(Riwayat) yang paling shahih terkait keutamaan Al Qur’an adalah (riwayat tentang) keutamaan surat Al Ikhlas”. -selesai-.
Karena menurut Imam Suyuthi, seseorang yang menelaah kutub sunan dan Zawaid, maka dia akan mendapatkan banyak sekali hadits-hadits yang berbicara tentang keutamaan surat-surat tertentu didalam Al Qur’an.
Lalu Imam Suyuthi memberikan komentar terhadap tafsir Ibnu katsir tentang penyebutan dari beliau terkait riwayat keutamaan surat-surat, kata beliau :
وَتَفْسِيرُ الْحَافِظِ عِمَادِ الدِّينِ ابْنِ كَثِيرٍ أَجَلُّ مَا يُعْتَمَدُ عَلَيْهِ فِي ذَلِكَ فَإِنَّهُ أَوْرَدَ غَالِبَ مَا جَاءَ فِي ذَلِكَ، مِمَّا لَيْسَ بِمَوْضُوعٍ، وَإِنْ فَاتَهُ أَشْيَاءُ.
“Tafsir Imam Ibnu Katsir sangat jelas sekali menunjukkan bukti bahwa secara umum beliau mendatangkan riwayat-riwayat (yang shahihah), tidak ada padanya riwayat-riwayat yang palsu, sekalipun ada beberapa riwayat yang terluput (baca tidak shahih, tentang keutamaan surat-surat)”. -selesai-.
Dan yang menakjubkan dari diri Imam Suyuthi, beliau langsung turun tangan menulis sebuah kitab yang khusus membahas tentang keutamaan surat-surat tertentu didalam Al Qur’an berdasarkan riwayat-riwayat yang shahihah, kitabnya berjudul “خَمَائِلَ الزَّهَرِ فِي فَضَائِلِ السُّوَرِ”.
Insya Allah secara berseri kita akan menyebutkan satu persatu keutamaan surat dalam Al-Qur`an yang berdasarkan hadits-hadits yang shahih.
Keutamaan Surat Al-Baqarah
Diantara keutamaan surat Al-Baqarah sebagaimana yang terdapat dalam riwayat-riwayat yang shahih adalah :
1. Barangsiapa yang membaca 2 ayat terakhir dalam surat Al-Baqarah, pada malam hari maka Allah akan mencukupkannya, yakni mencukupinya dalam artian menjaganya dari gangguan setan, menjaganya dari seluruh kejelekan, mencukupinya dari bergadang membaca al-Qur’an, mencukupinya dari berkeyakinan terhadap keimanan dan amal sholih, sebagaimana yang terkandung dalam kedua ayat tersebut dan sebagainya. Sahabat Abu Mas’ud Radhiyallahu anhu meriwayatkan bahwa Nabi ﷺ bersabda :
ﻣَﻦْ ﻗَﺮَﺃَ ﺑِﺎﻵﻳَﺘَﻴْﻦِ ﻣِﻦْ ﺁﺧِﺮِ ﺳُﻮﺭَﺓِ ﺍﻟْﺒَﻘَﺮَﺓِ ﻓِﻰ ﻟَﻴْﻠَﺔٍ ﻛَﻔَﺘَﺎﻩُ
“barangsiapa yang membaca 2 ayat terakhir surat Al-Baqarah pada malam hari, maka 2 ayat tersebut akan mencukupinya.” (muttafaqun alaih).
2. Setan akan lari dari rumah yang dibacakan surat Al-Baqarah didalamnya, sebagaimana yang diriwayatkan oleh sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwa Nabi ﷺ bersabda :
ﻟَﺎ ﺗَﺠْﻌَﻠُﻮﺍ ﺑُﻴُﻮﺗَﻜُﻢْ ﻣَﻘَﺎﺑِﺮَ، ﺇِﻥَّ ﺍﻟﺸَّﻴْﻄَﺎﻥَ ﻳَﻨْﻔِﺮُ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﺒَﻴْﺖِ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﺗُﻘْﺮَﺃُ ﻓِﻴﻪِ ﺳُﻮﺭَﺓُ ﺍﻟْﺒَﻘَﺮَﺓِ
“jangan jadikan rumah kalian seperti kuburan, karena setan akan lari dari rumah yang dibacakan didalam surat Al-Baqarah.” (HR. Muslim).
3. Didalamnya ada ayat yang dinamakan dengan ayat kursiy yakni ayat yang ke-255, dimana salah satu keutamaannya jika seorang yang akan tidur membaca ayat ini, maka Allah Ta’aalaa akan menjaganya, dimana setan tidak bisa mendekatinya hingga waktu subuh, sebagaimana kisah sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu anhu yang menjaga zakat, lalu datang setan dalam wujud manusia yang selalu mencuri bagian zakat, lalu setan tersebut berkata kepada Abu Hurairah Radhiyallahu anhu :
ﺇِﺫَﺍ ﺃَﻭَﻳْﺖَ ﺇِﻟَﻰ ﻓِﺮَﺍﺷِﻚَ ﻓَﺎﻗْﺮَﺃْ ﺁﻳَﺔَ ﺍﻟﻜُﺮْﺳِﻲِّ، ﻟَﻦْ ﻳَﺰَﺍﻝَ ﻣَﻌَﻚَ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺣَﺎﻓِﻆٌ، ﻭَﻻَ ﻳَﻘْﺮَﺑُﻚَ ﺷَﻴْﻄَﺎﻥٌ ﺣَﺘَّﻰ ﺗُﺼْﺒِﺢَ، ﻭَﻗَﺎﻝَ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲُّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ : « ﺻَﺪَﻗَﻚَ ﻭَﻫُﻮَ ﻛَﺬُﻭﺏٌ، ﺫَﺍﻙَ ﺷَﻴْﻄَﺎﻥٌ »
“jika engkau hendak menuju pembaringan, maka bacalah ayat kursiy, niscaya Allah akan senantiasa menjagamu dan setan tidak bisa mendekatimu sampai waktu subuh. Lalu Nabi ﷺ bersabda : “ia benar, sekalipun sebenarnya pendusta, ia adalah setan (yang datang kepadamu).” (HR. Bukhori).
4. Dalam surat Al-Baqarah terdapat nama Allah yang Agung, yakni sebagaimana diriwayatkan oleh sahabat Asmaa’ bintu Yaziid Radhiyallahu anha bahwa Nabi ﷺ bersabda :
ﺍﺳْﻢُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺍﻷَﻋْﻈَﻢُ ﻓِﻲ ﻫَﺎﺗَﻴْﻦِ ﺍﻵﻳَﺘَﻴْﻦِ } ﻭَﺇِﻟَﻬُﻜُﻢْ ﺇِﻟَﻪٌ ﻭَﺍﺣِﺪٌ ﻟَﺎ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻟَّﺎ ﻫُﻮَ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤَﻦُ ﺍﻟﺮَّﺣِﻴﻢُ { [ ﺍﻟﺒﻘﺮﺓ : 163 ] ﻭَﻓَﺎﺗِﺤَﺔِ ﺁﻝِ ﻋِﻤْﺮَﺍﻥَ } ﺍﻟﻢ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻟَﺎ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻟَّﺎ ﻫُﻮَ ﺍﻟﺤَﻲُّ ﺍﻟﻘَﻴُّﻮﻡُ { [ ﺁﻝ ﻋﻤﺮﺍﻥ : 2 ]
“nama Allah yang Agung terdapat dalam 2 ayat berikut yakni : “Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan Dia Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Baqoroh : 163).
dan awal surat Ali Imrân : “Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya” (Ali Imrân : 2).
(HR. Ashabus Sunan, dihasankan oleh Imam al-Albani).
5. Dalamnya ada ayat khusus, yang hanya diberikan kepada Nabi ﷺ dari perbendaharaan Arasy Allah Ta’aalaa, sebagaimana riwayat sahabat Khudzaifah Radhiyallahu anhu bahwa Nabi ﷺ bersabda :
ﻭﺃُﻭﺗﻴﺖ ﻫَﺆُﻟَﺎﺀِ ﺍﻟْﺂﻳَﺎﺕِ ﻣِﻦْ ﺁﺧِﺮِ ﺳُﻮﺭَﺓِ ﺍﻟْﺒَﻘَﺮَﺓِ ﻣِﻦْ ﻛَﻨْﺰٍ ﺗَﺤْﺖَ ﺍﻟْﻌَﺮْﺵِ ﻟَﻢْ ﻳُﻌﻄﻪ ﺃَﺣَﺪٌ ﻗَﺒْﻠِﻲ ﻭَﻟَﺎ ﻳُﻌْﻄَﻰ ﺃَﺣَﺪٌ ﺑَﻌْﺪِﻱ
“aku diberi ayat terakhir surat Al-Baqarah dari perbendaharaan dibawah Arasy, yang tidak diberikan kepada seorang pun sebelum dan sesudahku.”
(HR. Ahmad, Ibnu Hibban, dishahihkan oleh Imam al-Albani).
6. Surat Al-Baqarah dan Ali Imrân dapat menjadi pembela pada hari kiamat, sebagaimana hadits dari Abu Umâmah Radhiyallahu anhu, bahwa Nabi ﷺ bersabda :
ﺗَﻌَﻠَّﻤُﻮﺍ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥَ ﻓَﺈِﻧَّﻪُ ﻳَﺄْﺗِﻲ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﻘِﻴَﺎﻣَﺔِ ﺷَﺎﻓِﻌًﺎ ﻟِﺄَﺻْﺤَﺎﺑِﻪِ ﻭَﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺑِﺎﻟﺰَّﻫْﺮَﺍﻭَﻳْﻦِ : ﺍﻟْﺒَﻘَﺮَﺓِ ﻭَﺁﻝِ ﻋِﻤْﺮَﺍﻥَ ﻓَﺈِﻧَّﻬُﻤَﺎ ﺗَﺄْﺗِﻴَﺎﻥِ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﻘِﻴَﺎﻣَﺔِ ﻛَﺄَﻧَّﻬُﻤَﺎ ﻏَﻤَﺎﻣَﺘَﺎﻥِ ـ ﺃَﻭْ ﻛَﺄَﻧَّﻬُﻤَﺎ ﻏَﻴَﺎﻳَﺘَﺎﻥِ ﺃَﻭْ ﻓِﺮْﻗَﺎﻥِ ـ ﻣِﻦْ ﻃَﻴْﺮٍ ﺗﺤﺎﺟَّﺎﻥ ﻋَﻦْ ﺃَﺻْﺤَﺎﺑِﻬِﻤَﺎ ﻭَﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺑِﺴُﻮﺭَﺓِ ﺍﻟْﺒَﻘَﺮَﺓِ ﻓَﺈِﻥَّ ﺃَﺧْﺬَﻫَﺎ ﺑَﺮَﻛَﺔٌ ﻭَﺗَﺮْﻛَﻬَﺎ ﺣَﺴْﺮَﺓٌ ﻭَﻟَﺎ ﻳَﺴْﺘَﻄِﻴﻌُﻬَﺎ ﺍﻟْﺒَﻄَﻠَﺔُ
“pelajarilah al-Qur’an, karena ia akan datang pada hari kiamat memberikan syafaat kepada pemiliknya. Hendaknya kalian pelajari az-Zahrâwain yaitu Al-Baqarah dan Ali Imrân, karena keduanya akan datang pada hari kiamat, seperti 2 awan atau seperti 2 atap atau sayap burung yang akan melindungi pembacanya. Hendaknya kalian mempelajari Al-Baqarah, karena barangsiapa yang mempelajarinya akan mendapatkan keberkahan dan barangsiapa yang meninggalkannya akan mendapatkan kerugian dan kebatilan tidak akan mampu menghinggapinya.”
(HR. Muslim dan ini adalah lafadz Shahih Ibnu Hibban).
7. Al-Baqarah adalah puncak al-Qur’an, sebagaimana diriwayatkan oleh sahabat Sahl bin Sa’ad Radhiyallahu anhu bahwa Nabi ﷺ bersabda :
ﺇِﻥَّ ﻟِﻜُﻞِّ ﺷَﻲْﺀٍ ﺳَﻨَﺎﻣًﺎ ﻭَﺇِﻥَّ ﺳَﻨَﺎﻡَ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥِ ﺳُﻮﺭَﺓُ ﺍﻟْﺒَﻘَﺮَﺓِ
“sesungguhnya segala sesuatu memiliki puncak dan puncaknya al-Qur’an adalah surat Al-Baqarah.”
(HR. Ibnu Hibban, dishahihkan oleh Imam al-Albani).
Abu Sa’id Neno Triyono