Fatwapedia.com – Adakah orang tua yang enggan memiliki anak sholih? Jawabannya tentu tidak ada! Bahwa setiap orang tua menghendaki buah hatinya menjadi pribadi yang sholih dan shalihah. Betapa beruntungnya orang tua yang dikarunia anak sholih sebab ada banyak keistimewaan dan keutamaan yang diperoleh dari anak soleh. Apa saja keutamaan anak sholeh bagi orang tua? Berikut penjelasannya.
Pertama, Mendo’akan orang tuanya setelah mati
” إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ: إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ ” [صحيح مسلم]
“Jika seseorang meninggal maka terputuslah semua amalannya kecuali tiga; sedekah jariah (manfaatnya bertahan lama), atau ilmu yang bermanfaat, atau anak saleh yang mendo’akan untuknya”. [Sahih Muslim]
Kedua, Bersedekah untuk orang tuanya
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: Seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
Sesungguhnya bapakku meninggal dan mewariskan harta, dan ia tidak berwasiat. Apakah akan menghapuskan dosa-dosanya jika aku bersedekah untuknya?
Rasulullah menjawab:
«نَعَمْ» [صحيح مسلم]
“Iya”. [Sahih Muslim]
Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata: Seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: Sesungguhnya ibuku mati secara tiba-tiba, dan aku merasa jika ia sempat berbicara maka ia akan bersedekah, apakah boleh aku bersedekah untuknya? Rasulullah menjawab:
نَعَمْ تَصَدَّقْ عَنْهَا [صحيح البخاري ومسلم]
“Iya, bersedekahlah untuknya”. [Sahih Bukhari dan Muslim]
Sa’ad bin ‘Ubadah radhiyallahu ‘anhu berkata: Ya Rasulullah, sesungguhnya ibuku telah meninggal. Apakah boleh aku bersedekah untuknya?
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab:
«نَعَمْ»
“Iya”.
Aku bertanya lagi: Sedekah apakah yang paling baik?
Rasulullah menjawab:
«سَقْيُ الْمَاءِ» [سنن النسائي: حسنه الألباني]
“Tempat minum untuk umum”. [Sunan An-Nasa’i: Hasan]
‘Amru bin Al-‘Ash radhiyallahu ‘anhu bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang pembayaran nazar orang tua. Rasulullah menjawab:
“Adapun bapakmu, seandainya ia mengakui aqidah tauhid, kemudian engkau puasa dan bersedekah untuknya maka itu akan bermanfaat baginya”. [Musnad Ahmad: Hasan]
Ketiga, Berpuasa untuk orang tuanya
Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata: Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan bertanya: Ya Rasulullah, Sesungguhnya ibuku meninggal dan memiliki utang puasa sebulan, apakah boleh aku menunaikan untuknya?
Rasulullah menjawab:
“Iya, utang kepada Allah lebih berhak ditunaikan”. [Sahih Bukhari dan Muslim]
Keempat, Menjalankan haji dan umrah untuk orang tuanya
Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata: Seorang wanita datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan bertanya: Sesungguhnya ibuku telah bernazar untuk menunaikan ibadah haji, lalu ibuku meninggal sebelum menunaikannya, apakah boleh aku menunaikan ibadah haji untuknya?
“Iya, tunaikanlah untuknya. Menurutmu jika seandainya ibumu memiliki utang apakah engkau akan membayarkan untuknya?”
Wanita itu menjawab: Iya.
Rasulullah bersabda:
“Bayarlah utang ibumu kepada Allah, karena sesungguhnya hak Allah lebih berhak ditunaikan”. [Sahih Bukhari]
Kelima, Menunaikan nadzar orang tuanya
Sa’ad bin ‘Ubadah Al-Anshariy radhiyallahu ‘anhuma meminta fatwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang nadza ibunya yang meninggal sebelum melunasinya, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
«اقْضِهِ عَنْهَا» [صحيح البخاري ومسلم]
“Tunaikan untuknya”. [Sahih Bukhari dan Muslim]
Keenam, Mendapatkan pakaian di surga
Dari Buraidah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“…, dan kedua orang tuanya dipakaikan perhiasan yang tidak diketahui berapa nilainya oleh penduduk dunia. Maka kedua orang tuanya berkata: “Dengan amalan apa kami dipakaikan ini?” Maka dikatakan pada keduanya: “Dengan amalan Al-Qur’an anak kalian berdua, …”. [Musnad Ahmad: Hasan]
Ketujuh, Mengangkat derajat di surga
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya seseorang diangkat derajatnya dalam surga, lalu ia berkata: Dari mana pahala ini? Kemudian dikatakan padanya: Dari istigfar anakmu untuk kamu”. [Sunan Ibnu Majah: Hasan]
Kedepan, Mendapatkan pahala amalan shalih anak
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya yang paling baik dimakan oleh seseorang adalah hasil dari usahanya, dan sesungguhnya anaknya termasuk hasil dari usahanya”. [Sunan An-Nasa’i: Sahih]
Hadits ini menunjukkah bahwa anakh adalah hasil usaha orang tuanya, sehingga amalan shaleh yang dilakukan sang anak pahalanya juga diberikan kepada orang tuanya.
Kesembilan, Mendapatkan bakti dan kasih sayang dari anak
Karena Allah subhanahu wa ta’aalaa telah mewajibkan bagi anak untuk berbakti kepada kedua orang tuanya.
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. [Al-Israa’:23]
Demikian tulisan mengenai keutamaan anak solih. Semoga kita menjadi pribadi yang solih sebelum dikaruniai anak-anak yang solih. Wallahu a’lam!