Oleh: Halimi Zuhdy
Tahun 1967 adalah tahun pertama pencabutan pohon zaitun secara paksa digunakan sebagai metode pembebasan lahan Israel. Sejak tahun 1967, 800.000 pohon zaitun telah tumbang. (dalam Evergreen. Edu).
Setelah intifada (pemberontakan) Palestina pada tahun 1990an dan 2000an, Israel membangun tembok besar yang mengelilingi perbatasan Israel. Tembok ini melewati kebun zaitun Palestina yang ditanam jauh sebelum Israel berdiri. Karena sebagian besar kebun milik keluarga Palestina, pohon-pohon tersebut dihancurkan begitu saja sebagai cara untuk menghambat aktivitas ekonomi Palestina, atas nama “keamanan.” Pasukan militer Israel mengklaim semakin banyak lahan dari para petani Palestina dengan kekerasan, dan pohon zaitun berada di garis depan serangan ini. Ketika berhektar-hektar tanah Palestina dirampas, insiden kekerasan meningkat dan semakin banyak pohon zaitun yang dirusak. (Evergreen. Edu).
“Pemukim Israel telah mencabut, membakar, dan meracuni 101.988 pohon zaitun secara kimia sejak tahun 2010,” Nazeh Fkhaida, direktur Departemen Dokumentasi Kerusakan Pertanian Palestina, mengatakan kepada Anadolu Agency. (dalam aa. Com).
Entah mengapa lagi, Israel menghancurkan pohon-pohon zaitun tahun 2020 sampai hari ini (Republika). Terdapat 9.300 pohon zaitun di Tepi Barat Palestina dihancurkan. Pemukim Yahudi yang merampas tanah Palestina terus mencabutnya sampai hari ini.
Saya tidak membahas, penghancuran secara mendetail, karena hal tersebut jelas, untuk menghancurkan ekonomi Palestina dan pelemahan dalam segala bidang, maka dibakar dan hancurkan pohon-pohon zaitun itu. Dalam Evergreen .edu bahwa minyak zaitun adalah ekspor terbesar kedua dari Palestina, yang menyumbang 25% produksi pertanian di Tepi Barat. Organisasi seperti Sindyanna dan Canaan berupaya menyatukan pekerja zaitun, dan menjual minyak serta produk lainnya dengan harga perdagangan yang adil.
Saya tertarik menilik Ayat Tin dan Zaitun setelah mengunjungi kebun Zaitun di Ajloun, beberapa tahun lalu. Saya berada di perbatasan Israel, Palestina. Dan perkebunan Zaitun menghampar begitu indahnya.
Ayat At-Tin wa Zaitun ini sangat menarik ketika dikaji dari beberapa aspek; aspek kemu’jizatan matematis, aspek kemu’jiztan Bahasa, dan aspek I’jaz Ilmi (Keilmuan, kesehatan).
Secara singkat penulis akan mengurai ketiganya, dan insyallah pada kesempatan yang lain penulis akan mengurai lebih panjang dengan beberapa rujukan yang lebih lengkap.
Menurut Dr. Thaha Ibrahim, Salah satu kisah terbaik tentang mukjizat ilmiah Al-Qur’an adalah tentang materi metalonides, Zat ini sangat penting untuk tubuh manusia (pengurangan kolesterol, metabolisme, kekuatan jantung, dan kontrol pernapasan).
Zat ini adalah zat yang mengekskresikan tulang manusia dan hewan dalam jumlah kecil. Zat ini adalah zat protein dengan sulfur sehingga dapat dengan mudah bergabung dengan seng, besi dan fosfor.
Sekresi zat ini bertambah dari otak manusia secara berangsur-angsur dari usia 15 tahun hingga usia 25 tahun, dan kemudian berkurang dan berkurang hingga usia enam puluh tahun. Kata Dr. Thaha Ibrahim, jadi tidak mudah untuk mendapatkan hal tersebut dari manusia, sedangkan yang dimiliki hewan ditemukan dengan persentase yang sangat kecil.
Dalam hal ini, menurut Dr. Ibrahim, menarik sekali ketika melihat hasil penelitian tim ilmuwan Jepang tentang tanaman yang luar biasa dan merupakan bahan ajaib, serta memiliki efek terbesar dalam menghilangkan gejala penuaan.
Dan mereka tidak menemukannya kecuali dalam dua jenis tanaman; tin dan Zaitun, dan dalam al-Qur’an kita temukan ayat terkait dengan penemuan tersebut yang Allah sampaikan dalam surat At-Tin, 1) Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun, 2. demi gunung Sinai, 3. dan demi negeri (Mekah) yang aman ini. 4. Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya, “buah ara dan zaitun”) dan perkembangan Sinin. “Dan negara ini setia.” Kami menciptakan manusia dalam kalender terbaik. (Salam sejahtera baginya).
Ditemukan oleh beberapa Ilmuan tadi, bahwa mengkonsumsi buah Tin dan Zaitun saja tidak memberikan manfaat yang diharapkan bagi kesehatan manusia, kecuali setelah mengekstrak dari buah Tin dan zaitun. Secara bersama.
Dan selanjutnya, tim ilmuwan Jepang memberikan solusi untuk memberikan proporsi terbaik dari tanaman tersebut untuk memberikan efek terbaiknya dalam pengobatan dan lainnya adalah dengan mengkonsumsi 1 buah Tin dan 7 buah Zaitun.
Dari penelitian Dr Taha Ibrahim, bahwa dalam Al-Qur’an kata Tin disebutkan hanya sekali, sedangkan kata Zaitun disebutkan 6 kali dan 1 kali secara tersirat dalam Surat Al-Mu’minin, “Wa syajarotan Takhruju min Tur Saina’ Tanbutu Biduhni wa Shibghin lil Akilin, dan (kami tumbuhkan) pohon (zaitun) yang tumbuh dari gunung Sinai, yang menghasilkan minyak, dan bahan pembangkit selera bagi orang-orang yang makan”.
Demikian beberapa ulasan I’jaz Ilmi “Tin dan Zaitun” sebagai awal dari Surat At-Tin tersebut.
Sedangkan dalam I’Jaz Lughawi, Pertama dalam aspek urutannya, beberapa Mufassir menyebutkan, al-Zaitun disebutkan setelah At-Tin, karena Zaitun lebih mulia (Asyraf) dan lebih utama (afdal) dari at-Tin , sebagaimana dalam QS An-Nur; 35.
Selanjutnya adalah Tur Sinin (Tur Sina), dan hal ini disebutkan setelahnya, karena ia lebih utama dari At-Tin dan al-Zaitun. Dan mengapa kata Zaitun, dekat dengan kata Tur Sinin, tidak dengan at-Tin, dan hal ini diebutkan dalam Ayat; “dan (kami tumbuhkan) pohon (zaitun) yang tumbuh dari gunung Sinai, yang menghasilkan minyak, dan bahan pembangkit selera bagi orang-orang yang makan”. QS Al-Mu’minun; 20. Dan yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah Zaitun.
Kemudian, setelah beberapa ayat tadi disebutkan, maka ayat berikutkan adalah kata “Balad Amin”, yang dimaksud dengan “Balad Amin” adalah Makkah Mukarramah, tempat lahirnya pembawa risalah Rahmatan Lil Alamain, Nabi Muhammad saw. Dan ini tempat yang paling dimuliakan oleh Allah dan tempat yang paling dicantai. (Dan juga sangat menarik adalah ayat setelahnya, namun penulis hanya mengkaji Tin Zaintun, Insyallah akan dikaji setelahnya).
Dan yang menarik adalah bila “At-Tin, Zaitun, Tur Sinin dan Balad Amin” dikaji dari tempat tumbuhnya, dan terkait dengan pembawa risalah dari masih tempat tersebut, menurut Mufassir tempat tembuhnya Tin dan Zaitun adalah Syam (Palestina, dll) dan yang lahir dari tempat ini adalah Nabi Isa As. Sedangkan terkait dengan Tur Sina adalah Musa AS, dan berikutnya yang disebutkan Balad Amin, adalah Negeri Makkah yang di tanah sucinya lahirlah Nabi Muhammad saw. Dan urutan ini pun sangat menarik, serta peran ketiganya dalam membawa risalah Allah. [Allah a’lam bishawab]
Marja’: Lamasat Bayaniyyah lil Thaha Ibrahim, Tafsir Ibnu Kasir, Tafsir Fathul Qadir lil Syaukani, Ruh Ma’ani.