Wine adalah minuman beralkohol yang dihasilkan dari fermentasi jus anggur. Proses fermentasi tersebut melibatkan ragi yang mengubah gula dalam anggur menjadi alkohol. Wine telah menjadi bagian tak terpisahkan dalam sejarah dan budaya banyak negara di dunia.
Sejarah wine membentang ke belakang ribuan tahun. Dari zaman kuno di tanah-tanah Timur hingga penyebarannya ke seluruh dunia oleh bangsa-bangsa Eropa, wine telah menyatu dengan berbagai aspek kehidupan manusia. Sepanjang rentang waktu yang panjang tersebut, minuman ini menjadi saksi peristiwa bersejarah, bagian dari upacara keagamaan tertentu, simbol budaya, dan bahkan inspirasi bagi karya seni.
Jenis-jenis Wine
Ada beberapa jenis wine yang umum, di antaranya adalah:
1. Wine merah: Dibuat dari anggur berkulit merah dan memiliki rasa yang beragam, mulai dari yang kering hingga manis.
2. Wine putih: Dibuat dari anggur tanpa kulit, sehingga memiliki warna yang lebih terang dan biasanya lebih ringan daripada wine merah.
3. Wine rosé: Dibuat dari anggur dengan kulit merah, tetapi proses fermentasi hanya berlangsung beberapa jam hingga beberapa hari sehingga menghasilkan warna merah muda hingga oranye muda.
Proses Pembuatan Wine
Proses pembuatan wine, juga dikenal sebagai vinifikasi, melibatkan beberapa tahap penting. Berikut adalah langkah-langkah umum dalam pembuatan wine:
1. Pemetikan Anggur: Proses dimulai dengan pemetikan anggur. Anggur yang matang dipetik dari kebun anggur dan dipisahkan dari tangkainya.
2. Pemerasan: Setelah dipetik, anggur dimasukkan ke dalam mesin pemeras untuk memisahkan jus dari kulit, biji, dan bagian lainnya. Pada wine merah, kulit tetap dipertahankan selama fermentasi untuk memberikan warna dan tannin.
3. Fermentasi: Jus anggur yang telah dipisahkan kemudian dimasukkan ke dalam tangki fermentasi. Proses fermentasi dilakukan dengan menambahkan ragi (atau ragi alami yang ada di kulit anggur) ke dalam jus. Ragi akan mengubah gula dalam jus menjadi alkohol dan karbon dioksida. Fermentasi bisa berlangsung selama beberapa hari hingga beberapa minggu tergantung pada jenis wine yang diinginkan.
4. Pemisahan: Setelah fermentasi selesai, wine yang telah dihasilkan dipisahkan dari biji dan kulit yang mengendap. Pada wine merah, seringkali ada tahap pemerasan kedua untuk memisahkan wine dari “tampah” atau sisa padat dari fermentasi.
5. Penuaan: Beberapa jenis wine, terutama wine merah dan beberapa wine putih, mengalami penuaan (aging) dalam tong kayu atau tangki baja. Penuaan ini membantu mengembangkan karakteristik rasa dan aroma wine.
6. Penyaringan dan Pencampuran: Sebelum dikemas, wine biasanya disaring untuk menghilangkan sedimen yang tersisa. Pada beberapa kasus, wine dari beberapa batch atau jenis anggur yang berbeda dapat dicampur (blending) untuk mencapai profil rasa yang diinginkan.
7. Penyimpanan dan Pengemasan: Wine siap untuk disimpan dalam botol dan dikemas dengan label yang sesuai sebelum didistribusikan ke pasar.
Proses pembuatan wine bisa sangat rumit dan tergantung pada jenis anggur, metode pembuatan, dan gaya yang diinginkan oleh produsen wine. Setiap tahap proses ini memainkan peran penting dalam menciptakan karakteristik unik dan keunikan dari masing-masing wine.
Selain itu, ada juga beberapa jenis wine lainnya, seperti wine sparkling (berkarbonasi) seperti champagne, wine dessert (penutup makanan) yang sangat manis, dan wine fortified (beralkohol tinggi) seperti port dan sherry.
Wine memiliki beragam aroma dan rasa yang dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti jenis anggur, iklim, tanah, dan teknik pembuatan. Ada juga berbagai cara untuk menyajikan wine dengan benar, seperti suhu penyajian yang tepat, penggunaan gelas wine yang sesuai, dan pemadatan anggur sebelum menyajikan untuk meningkatkan oksigenasi.
Kandungan Alkohol pada Wine
Kandungan alkohol dalam wine bervariasi tergantung pada jenis dan cara pembuatannya. Secara umum, kandungan alkohol dalam wine biasanya berkisar antara 9% hingga 16% berdasarkan volume. Namun, ada juga beberapa wine khusus yang dapat memiliki kandungan alkohol lebih tinggi.
Wine merah dan wine putih biasanya memiliki kandungan alkohol sekitar 12% hingga 15%. Sementara itu, wine sparkling (seperti champagne) biasanya memiliki kandungan alkohol yang sedikit lebih rendah, yaitu sekitar 9% hingga 12%. Wine fortified (misalnya port dan sherry) memiliki kandungan alkohol yang lebih tinggi, mencapai 18% hingga 20% atau lebih.
Jumlah alkohol dalam wine juga dapat berbeda antara merek dan varietas anggur yang digunakan. Jika Anda ingin mengetahui kandungan alkohol secara spesifik untuk suatu jenis wine, sebaiknya periksa label botolnya atau bertanya kepada penjual atau sommelier.
Apakah Wine dan Nabidz Sama?
Tidak, minuman wine dan nabidz adalah dua minuman yang berbeda.
Wine adalah minuman beralkohol yang dihasilkan dari fermentasi jus anggur. Proses fermentasi tersebut melibatkan ragi yang mengubah gula dalam anggur menjadi alkohol. Wine telah menjadi bagian penting dalam sejarah dan budaya banyak negara di seluruh dunia.
Sedangkan Nabidz adalah minuman non-alkoholik yang berasal dari merendam atau merendamkan buah kering, seperti biji kurma, kismis, atau buah-buahan lainnya, dalam air. Proses perendaman tersebut menghasilkan minuman yang manis dan menyegarkan dengan rasa alami dari buah kering yang digunakan.
Nabidz seringkali dikonsumsi dalam budaya Muslim sebagai minuman yang halal dan dapat dijadikan alternatif bagi mereka yang ingin menghindari minuman beralkohol, termasuk wine. Di beberapa tradisi Islam, nabidz dapat menjadi bagian dari perayaan atau acara tertentu, dan dipercaya sebagai minuman yang menyehatkan dan memberikan keberkahan.
Perbedaan utama antara wine dan nabidz adalah kandungan alkoholnya. Wine memiliki kandungan alkohol karena proses fermentasi, sementara nabidz adalah minuman non-alkohol karena buah anggur yang digunakan belum mengalami fermentasi.
Ketika mengonsumsi minuman, penting untuk memahami kandungan alkoholnya dan mengonsumsinya dengan bijaksana, terutama jika Anda memiliki batasan atau alasan kesehatan tertentu yang melarang konsumsi alkohol.