Fatwapedia.com – Apa saja hak – hak perempuan dan anak yang timbul pasca perceraian?
Wanita dan kanak-kanak termasuk dalam kumpulan terdedah yang memerlukan perlindungan daripada negara. Wanita dan kanak-kanak adalah golongan yang paling kerap merasakan kesan negatif penceraian.
Oleh itu, Mahkamah berkewajipan menyediakan maklumat yang diperlukan bagi wanita yang mengalami kes penceraian.
Justeru, wanita yang mengalami kes perceraian di Mahkamah Agama berhak mendapat maklumat yang mencukupi tentang hak wanita dan kanak-kanak selepas perceraian.
Perceraian yang berlaku antara suami isteri tidak dengan sendirinya menghilangkan hubungan dan kewajipan suami terhadap isteri. Selepas perceraian, bekas isteri masih mempunyai hak yang harus dipenuhi oleh bekas suami, berupa:
- Rezeki Anak
- Pendapatan Hutang
- Pendapatan iddah
Berdasarkan surat edaran Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama Nomor 1669/DJA/HK.00/5/2021 perihal Jaminan Pemenuhan Hak-Hak Perempuan dan Anak Pasca Perceraian. Berikut disampaikan Hak-Hak Perempuan dan Anak Pasca Perceraian:
1. Cerai Talak:
Perceraian yang terjadi karena adanya permohonan cerai dari suami kepada Istri. Jika Pengadilan mengabulkan permohonan cerai talak dari suami, maka sesuai pasal 149 Kompilasi Hukum Islam, seorang istri berhak mendapatkan :
1. Mut’ah yang layak bekas suaminya, baik berupa uang atau benda, kecuali bekas istri tersebut Qabla al dukhul;
2. Nafkah, maskan dan kiswah kepada bekas istri selama dalam iddah, kecuali bekas istri telah dijatuhi thalak bain atau nusyuz dan dalam keadaan tidak hamil;
3. Pelunasan mahar yang masih terhutang seluruhnya dan separuh apabila Qabla al dukhul;
4. Biaya hadhanah untuk anak-anaknya yang belum berumur 21 tahun;
5. Berhak atas nafkah lampau, apabila selama perkawinan tersebut, suami tidak memberi nafkah;
6. Perempuan berhak atas Harta bersama, dibagi menurut ketentuan sebagaimana tersebut dalam pasal 96 dan 97 Kompilasi Hukum Islam;
7. Perempuan berhak untuk mendapatkan pula hak hadhanah bagi anak yang belum berumur 12 tahun.
2. Cerai Gugat:
Perceraian yang terjadi karena gugatan seorang istri kepada suaminya ke Pengadilan Agama. Jika Pengadilan Agama mengabulkan permohonan cerai dari seorang istri terhadap suaminya, maka seorang istri berhak mendapatkan:
1. Berhak atas nafkah lampau, apabila selama perkawinan tersebut, suami tidak memberi nafkah;
2. Perempuan berhak atas Harta Bersama, dibagi menurut ketentuan sebagaimana tersebut dalam pasal 96 dan 97 Kompilasi Hukum Islam;
3. Perempuan berhak untuk mendapatkan hak hadhanah bagi anak yang belum berumur 12 tahun
Hak Anak Akibat Perceraian Kedua Orang Tua:
Sekiranya terdapat anak yang belum mencapai umur 21 tahun selepas diceraikan, sedangkan bekas isteri menjadi pemegang hadhanah atau hak penjagaan anak berdasarkan keputusan mahkamah, maka bekas suami berkewajipan memberi nafkah kepada anak tersebut. kepada bekas isteri.
Jumlah nafkah anak yang diberikan pada umumnya adalah 1/3 daripada pendapatan suami semasa proses perceraian di mahkamah. Atau boleh jadi lebih daripada itu, bergantung kepada dokumen keterangan yang menunjukkan pendapatan suami yang dikemukakan oleh isteri apabila proses mahkamah diteruskan. Berikut adalah butirannya:
1. Setiap anak berhak mendapat pemeliharaan, pendidikan, kesehatan, rumah dan lingkungan tempat tinggal yang baik lahir dan batin termasuk mendapatkan curahan kasih sayang.
2. Semua biaya kehidupan anak menjadi tanggung jawab ayah dan ibunya.
3. Hak untuk bertemu ayah dan ibunya bagi setiap anak pasca perceraian ayah dan ibunya.