Oleh: Halimi Zuhdy
Fatwapedia.com – Dosa dalam Islam memiliki varian nama yang berbeda-beda dengan berbagai makna, serta berbagai akibat dari perbuatan yang berbeda.
Dosa (dalam arti umum) tidak membawa pengertian dosa itu sendiri, ia dianggap dosa (dengan nama-nama tertentu) setelah melakukan suatu perbuatan dengan hukum tertentu yang melekat, demikian juga dengan ampunan dalam dosa tersebut.
Nama Nama Dosa Menurut Bahasa Arab dalam Islam ada beberapa nama untuk menyebutkan kata dosa, yaitu; al-Itsm (الاثم), adz-Dzanb (الذنب), al-Khathiah (الخاطئة), asy-Syar (الشر), as-Sayyiah (السيئة), al-Ma’shiyah (المعصية), al-Jurm (الجرم), al-haram (الحرم), al-Fisq (الفسق), al-fasad (الفسد), al-Fujur (الفجور), al-Munkar (المنكر), al-Fahisyah (الفاحشة), al-Khabt (الكذب), al-Lamama (اللمم), al-Wizr wats-tsiqal.
Nama-nama tersebut memiliki arti yang berbeda, hukum yang berbeda dan cara pengampunan yang berbeda. Dengan nama-nama yang berbeda, menunjukkan banyaknya perilaku manusia yang bermacam-macam dengan perbuatan yang dilanggarnya.
Dosa (itsm) menurut bahasa adalah melakukan tindakan yang tidak dihalalkan.
Dzamb sesuatu yang mengikuti, segala perbuatan yang menyalahi aturan Allah dan RasulNya akan mendapatkan balasan di dunia dan Akhirat,
Khatiah, bermakna kesalahan, yaitu sesuatu perbuatan yang menyalahi perintah Allah dan Rasulnya, dan terkadang bermakna dosa besar.
Fisq, artinya keluarnya biji kurma dari kulitnya, orang yang melampaui batas hukum-hukum Allah (Mu’jam Maani),
‘Ishyan, keluar dari ketaatan, menyalahi perintahnya.
Dalam al-Qur’an termasuk untuk kata dosa juga banyak digunakan seperti khati’ah, zanbun, Ismun, Fisq, Isyan, ‘Utwun dan fasad dan Kata-kata ini digunakan oleh al-Qur’an untuk menyatakan suatu sikap dan perbuatan manusia yang bersifat pelanggaran terhadap moral dan hukum Tuhan.
Nama Nama Dosa Menurut Bahasa Arab Dalam al-Qur’an termasuk untuk kata dosa juga banyak digunakan seperti khati’ah, zanbun, Ismun, Fisq, Isyan, ‘Utwun dan fasad dan Kata-kata ini digunakan oleh al-Qur’an untuk menyatakan suatu sikap dan perbuatan manusia yang bersifat pelanggaran terhadap moral dan hukum Tuhan. Walaupun al-Qur’an menyebutkan kata-kata itu dengan istilah yang berbeda-beda, namun perbedaan yang prinsipil tidak ada, secara umum artinya hampir sama.
Secara istilah dalam bebarapa kitab, para ulama berada pada satu pemahaman, bahwa dosa adalah perbuatan yang melanggar perintah Allah dan RasulNya, yang telah ditetapkan sebelumnya untuk dita’ati, dan pelakunya memberikan sangsi (uqubat) baik di dunia dan di akhirat. Atau meninggalkan perbuatan yang sudah ditetapkan hukumnya oleh Allah dan RasulNya.
Dosa dalam berbagai variannya adalah perbuatan yang dibenci oleh Allah, pelakukan akan mendapatkan sangsi baik di dunia dan diakhirat, karena ia bentuk pembangkangan terhadap perintah Sang Pencipta, yang telah menjadikannya berada di dunia untuk menta’ati perintahNya dan menjahui segala laranganNya.
Dalam bentuk apa pun dosa itu, tetap merupakan pelanggaran, baik dosa; kecil, sedang, dan besar, dan setiap pelanggaran ada sangsinya. Sangsinya Allah yang menetapkan, walau pada akhirnya hanya Allah dengan segala rahasianya yang memberikan keputusan terakhir; diampuni atau disiksa. Ada dosa yang diampuni dan ada dosa yang tidak diampuni, ini juga hak Allah, tetapi Allah dalam banyak Ayat al-Qur’an menyatakan; bahwa Allah maha pengampun, bagi orang yang memohon ampunan padaNya.
Apakah Islam tidak tegas dalam memberikan ampunan, ketika semuanya harus dikembalikan kepada Allah?
Di sinilah keindahannya, bahwa yang ghaib (transenden) hanya Allah yang tahu, dan hanya keimanan seseorang yang dapat menangkap keghaiban itu, dan ujian keimanan seseorang jika ia percaya akan hal yang ghaib.
Apa saja Kategori Dosa?
Dosa memiliki tingkatan yang beragam, dan kerusakan akibat dosa itu juga beragam, maka hukumannya di dunia dan di akhirat beragam. dasar dasar dari dosa itu dua, yaitu meninggalkan perintah (tark ma’mur) dan mengerjakan larangan (fi’l mahdhur).
Dosa dari berbagai aspeknya di atas, dapat dimasukkan sebagai berikut:
1. Menurut kadarnya, yaitu dosa besar dan dosa kecil. Dosa besar adalah dosa yang dilakukan dan akan diberikan sangsi di dunia dan di akhirat (neraka). Sedangkan menurut Adh-Dhahak Dosa besar adalah dosa yang telah diperingatkan oleh Allah, berupa hukuman yang pasti di dunia dan siksa di akhirat.
Sedangkan menurut Sufyan ats-Tsaury, Dosa besar ialah segala dosa yang didalamnya terdapat kedhaliman antara dirinya dan orang lain. Sedangkan dosa kecil ialah yang di dalamnya ada kedhaliman antara dirinya dan Allah, sebab Allah Maha Murah hati dan pasti mengampuni. Dosa besar ada yang diampuni dan tidak diampuni, yang tidak diampuni berupa syirik (menyekutukan Allah), sedangkan yang bisa diampuni adalah selainnya. Di antara dosa besar, sebagaimana dalam al-Qur’an dan Hadist adalah: “Dan, orang-orang yang tidak menyembah sesembahan lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan (alasan) yang benar dan tidak berzina.” (Al -Furqan: 68).
“Jika kalian menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kalian kerjakan, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahan kalian.” (An-Nisa’: 31). “Orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang selain dari kesalahan-kesalahan kecil.” (An-Najm: 32).
Dan Letakkanlah kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang yang bersalah terhadap ketakutan apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata: “Aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia catat semuanya; dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis). Dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang juapun”. (al-Kahfi; 49)
“Jauhilah oleh kalian tujuh kedurhakaan”. Mereka bertanya, “Apakah itu wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Syirik kepada Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan (alasan) yang benar, memakan riba, memakan harta anak yatim , melarikan diri saat pertempuran, menuduh wanita-wanita suci yang lalai dan percaya. Diriwayatkan oleh (Bukhari dan Muslim)
Dalam Islam yang termasuk dosa besar adalah syirik, berzina, membunuh, berputus asa dari rahmat Allah, mendurhakai orang tua, merasa aman dari ancaman Allah, menuduh orang baik-baik berzina, memakan riba, lari dari medan pertempuran, memakan harta anak yatim, dan lainnya, masih ada beberapa dosa yang dikatagorikan sebagai dosa besar oleh al-Qur’an dan Hadis.
Sebagaimana riwayat yang menceritakan bahwa Sa’id bin Jubair berkata, “Ada seseorang yang bertanya kepada Ibnu Abbas tentang dosa-dosa besar, apakah jumlahnya ada tujuh? Maka Ibnu Abbas menjawab, Jumlahnya lebih dekat dengan tujuh ratus macam. Hanya saja tidak ada istilah dosa besar selagi disertai istighfar, dan tidak ada istilah dosa kecil selagi dilakukan terus menerus. Segala sesuatu yang dilakukan untuk mendurhakai Allah, disebut dosa besar. Maka barangsiapa yang melakukan sebagian dari dosa itu, hendaklah memohon ampunan kepada Allah, karena Allah tidak mengekalkan seseorang dari umat ini di dalam neraka kecuali orang yang keluar dari Islam, atau mengingkari satu kewajiban atau mendustakan takdir.”
Sedangkan dosa kecil adalah pelanggaran atau kedzaliman yang dilakukan seseorang yang dapat diampuni oleh Allah dengan melakukan pertaubatan, tanpa melakukan tebusan. Dosa kecil seperti melihat aurat orang lain, dengki, marah, dan lainnya. Tetapi, menurut kebanyakan ulama tidak ada dosa kecil, karena dosa kecil yang dilakukan terus menerus dan diremehkan akan menjadi dosa besar.
2.Dosa jasadiyah (jasad) dan batiniyah (batin)
Dosa jasad adalah dosa yang dilakukan oleh tubuh manusia, seperti; mata, telinga, tangan, kaki, hidung, kemaluan, dan bagian tubuh lainnya. Misalnya dosa mata, ketika seseorang tidak mampu menjaga pandangannya dari kejelekan, mata yang seharusnya melihat penciptaanNya dan segala sesuatu yang dihalalkan, maka dengan melihatnya akan memberikan kekaguman akan ciptaanNya, dan bersyukur akan keberadaanNya.
Demikian sebaliknya, jika ia tidak mampu menjaga pandangannya (lahadzat), maka akan mendatangkan kemurkaan Allah, seperti; melihat kemaksitan, aurat orang lain, dan sesuatu yang dilarang untuk dilihatnya. Karena melihat di antara sumber bencana yang menimpa manusia. Sebagaimana dalam al-Qur’an dan al-Hadis yang menjelaskan seorang muslim harus menjaga pandangannya, agar tidak masuk perangkap syaitan.
Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang mereka buat. (An-Nuur: 30)
“Pandangan adalah panah beracun dari panah-pandah Iblis. Barang siapa yang menundukkan pandangannya dari keelokkan wanita yang cantik karena Allah, maka Allah akan mewariskan dalam hatinya manisnya iman sampai hari kiamat”.(Musnad Ahmad)
Sedangkan dosa batin, adalah gerak hati atau rasa yang tidak baik, seperti; hasad, dengki, sombong, kikir, egois dan lainnya. Dan dosa batin, juga harus ditinggalkan seperti dosa jasad sebagaimana dalam al-Qur’an: “Dan tinggalkanlah dosa dhahir maupun batin” (Al-An’aam: 120).
Dan beberapa ulama berpendapat, bahwa dosa batin lebih berbahaya dari pada dosa dhahir, karena dosa batinlah yang membangkitkan hasrat untuk melakukan dosa-dosa besar, seperti; hasad, dengki dan amarah, yang dengannya bisa melakukan pembunuhan terhadap orang lain. Tetapi sebaliknya, jika ia mampu mengendalikan batinnya dari melakukan perbuatan dosa, maka seluruh tubuh akan menjadi baik, sebagai hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim: “…
Ketahuilah, sesungguhnya di dalam jasad ini ada segumpal daging, apabila ia baik, baiklah seluruh jasadnyadan apabila ia rusak, maka rusaklah seluruh jasadnya.Ketahuilah, segumpal daging tersebuta dalah hati” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
3. Dosa secara umum
Dosa secara umum terbagi menjadi empat macam: malikiyah, syaithaniyah, sabu’iyah, dan bahimiyah. Empat macam dosa ini dilihat dari segi sifat-sifat yang dilakukan manusia yang seharusnya sifat tersebut tidak dimiliki dan tidak digunakann oleh manusia yang beriman kepada Allah.
Dosa malikiyah adalah dosa yang dilakukan oleh seseorang karena mengambil kepemilikan sifat Tuhan yang tidak dapat dimiliki oleh manusia. Atau seseorang yang memperlihatkan perilaku yang tidak pantas baginya karena merupakan sifat Tuhan, seperti; merasa besar (‘udhmah), sombong (kibriya‘), angkuh (jabarut), memaksa (qahru), merasa tinggi derajatnya (‘ulwu), mempertuhankan diri (isti’badul khalqi), dan beberapa sifat lainnya. Termasuk di dalamnya adalah dosa menyekutukan Allah, menyekutukan nama dan sifat-sifanNya dengan menjadikan Tuhan selainNya, dan menyekutukanNya dalam berinteraksi (muamalah).
Dosa menyekutukan (syirk) tidak diampuni oleh Allah, dan masuk katagori dosa besar. Dosa syaithaniyah adalah perbuatan yang menyerupai perilaku syaitan, atau sifat-sifat syaitan ia gunakan sebagai sifatnya. perilaku setan, seperti; dengki (hasad), kelewat batas (baghyu), menipu (ghasyu), dendam (ghullu), merayu (khada’), makar (makr), memerintahkan maksiat kepada Allah (bima’shillah), melarang berbuat taat kepada-Nya dengan segal tipu daya (nahyu thaath), serta mengajak melakukan bid’ah dan kesesatan (bida’ wa dhalal).