Fatwapedia.com – Wafatnya ulama membawa serta ilmu yang dimilikinya. Belum tentu dalam sekian generasi akan muncul ulama yang semisal. Berkata al imam Ghazali rahimahullah.
إذا مات العالم ثلم في الإسلام ثلمة لا يسدها الا خلف منه
“Jika seorang ulama wafat, maka ada sebuah lubang dalam Islam yang tak dapat ditambal kecuali oleh generasi penerus yang semisal.”
Telah berpulang ke rahmatullah ulamanya ulama, Syaikh Yusuf al Qaradhawi rahimahullah. Ulama besar dengan segudang karya, jasa dan pengabdian untuk kaum muslimin. Beliau wafat pada hari Senin (26/09/2022) di Doha Qatar, berdasarkan pernyataan yang dirilis di akun media sosial resminya. Syeikh Al-Qaradhawi, cendekiawan Muslim asal Mesir.
Sebagai ulama besar nama Syaikh Qardhawi telah dikenal di lima benua. Semua kalangan dari mulai orang awam, para pelajar hingga ulama mengenalinya lewat karya dan buah pikirannya.
Ada banyak pujian yang dilontarkan oleh para ulama untuk beliau salah satunya Syaikh Al Al Baniy.
Pujian Syekh Al-Albani ke Dr Yusuf Al-Qaradhawi.
Ini terungkap dalam kitab Ghayatul Maram yang merupakan takhrij hadits yang ada dalam kitab Al-Halal wa Al-Haram di mana Al-Qaradhawi meminta Al-Albani untuk men-takhrij hadits-hadits yg ada dalam kitabnya tersebut.
Al-Albani mengatakan, “Kemudian ada yang mengikuti mereka (maksudnya dua ulama yg diceritakan sebelumnya yaitu Syekh Muhammad Al-Ghazali dan Dr Muhammad Musthafa al-A’zhami) fadhilah Duktur Syekh Yusuf Al-Qaradhawi ketika bersepakat bersama ustadz Zuhair Syawisy yang menerbitkan bukunya Al-Halal wa Al-Haram fil Islam agar aku men-takhrijnya.
Ini semua menunjukkan keutamaan beliau (Al-Qaradhawi) dan mulianya akhlaqnya. Itu aku ketahui secara langsung. Karena tiap kali kami bertemu dia selalu bertanya kepadaku ttg satu haidits atau pandangan fiqh agar dia dapat faedah dari pendapatku. Ini menunjukkan tawadhu’ dan adabnya yang luar biasa.
Kemudian di halaman 12 Syekh Al-Albani mengeaskan bahwa semua pendapat fiqh yang bertentangan dengannya merupakan tanggung jawab pribadi Al-Qaradhawi, tapi dia akan dapat pahala karena itu baik dia benar ataupun salah.
Seakan Syekh Al-Albani ingin menegaskan bahwa itu adalah hasil ijtihad di mana seorang mujtahid kalau benar dapat pahala dua dan kalau salah dapat pahala satu.
Selain Syaikh Qardhawi para ulama juga memberikan pujian dan sanjungan kepada beliau, berikut cuplikannya:
Syaikh al Ghazali berkata tentangnya:
القرضاوي من أئمة العصر, الذين جمعوا بين فقه النظر وفقه الأثر. لقد سبق القرضاوي سبقا بعيدا, أنا مدرسه, وهو أستاذي. الشيخ يوسف كان تلميذي, أما الآن فأنا تلميذه.
“Qardhawi adalah imam di zaman ini, yang telah menggabungkan antara fiqih modern dan klasik. Ia telah jauh melampaui kami. Aku memang gurunya, tapi ia ustadzku. Dia dulu muridku, sekarang aku lah yang menjadi muridnya.”
Syaikh Ali An Nadwi berkata :
القرضاوي عالم محقق, وهو من كبار العلماء والمربين.
“Al Qardhawi adalah ulama yang sangat dalam Ilmunya. Dan ia termasuk pembesar ulama dan pendidik umat.”
Syaikh Bin Baz berkata :
كتبه لها ثقلها وتأثيرها في العالم الإسلامي.
“Buku-bukunya sangat berbobot dan berpengaruh untuk dunia Islam.”
Syaikh Musthafa az Zarqa berkata :
القرضاوي حجة العصر, وهو من نعم الله على المسلمين.
“Qardhawi adalah hujjah di zaman ini, dia termasuk nikmat Allah yang dianugerahkan untuk kaum muslimin.”
Syaikh Abdul Fattah Abu Quddah berkata :
القرضاوي فقيهنا ومرشدنا العلامة.
“Qardhawi adalah ahli fiqih dan pembimbing kita yang sangat berilmu.”
Syaikh Dr. Abdullah bin Bayah berkata :
يوسف القرضاوي إمام من الأئمة وضمير الأمة
“Yusuf al Qardhawi adalah salah satu imam dan tokohnya umat ini.”
Syaikh Dr. ‘Isham Talimah berkata :
الشيخ القرضاوي لؤلؤة في عنق الأمة
“Syaikh Qardhawi adalah permata yang dikalungkan di leher umat.”