Fatwapedia.com – Berikut ini adalah fatwa tentang hukum Honor/upah untuk guru Ngaji dan ruqyah. Apa hukumnya?
السؤال: أنا مدرس لتحفيظ القرآن الكريم وسمعت بعض الناس يقولون إنه لا يجوز أخذ الأجرة على تعليم القرآن ولا على قراءته، هل هذا صحيح أم لا؟
Pertanyaan: Saya seorang guru tahfidzul Quran, saya pernah mendengar sebagian orang berkata bahwa tidak boleh menerima upah mengajar Al-Qur’an dan tidak juga upah membacanya, apakah ini benar?
الجواب: الصحيح أنه يجوز أخذ الأجرة على تعليم القرآن، تعليم السنة والعلاج يجوز أخذ الأجرة على ذلك لما ثبت عنه ﷺ في الحديث الصحيح
Jawaban: Yang benar adalah boleh menerima upah/bayaran dari mengajar Al-Qur’an, mengajar hadits dan meruqyah boleh menerima upah atas itu, telah tetap dari Nabi ﷺ dalam hadits shahih.
أن جماعة من الصحابة مروا على قبيلة سيدهم لديغ، رئيسهم لديغ -يعني مقروص من حية- فجاء إليهم أصحاب اللديغ فقالوا لهم هل فيكم من راق؟
Sekumpulan orang dari kalangan sahabat lewat di sebuah kabilah yang pemimpin mereka disengat hewan berbisa, yaitu dipatok ular berbisa, lalu datang salah satu dari kaumnya kepada para sahabat, seraya berkata: Adakah diantara kalian yang bisa meruqyah?
قالوا: نعم، فقالوا لهم: إنكم لم تضيفونا ولن نرقيه إلا بجعل، فاتفقوا معهم على قطيع من الغنم، فرقاه واحد من الصحابة وقرأ عليه فاتحة الكتاب
Mereka berkata: Iya, maka para sahabat berkata: akan tetapi kalian belum menjamu kami, maka kami tidak meruqyah kecuali dengan imbalan, maka mereka bersepakat untuk memberi puluhan ekor kambing, lalu salah seorang sahabat meruqyahnya dengan membacakan surat Al-fatihah.
وجعل ينفث عليه فقام كأنما نشط من عقال، وعافاه الله وأعطوهم جعلهم، فقال الصحابة: لا نتعرض له حتى نأتي النبي ﷺ،
Kemudian meniupkan kepadanya lalu bangkit seakan penyakit lepas dari ikatannya, Allah memberikan kesembuhan padanya, lalu mereka menyerahkan imbalan, lalu para sahabat berkata: kami tidak menerima sampai kami mendatangi Rasulullah, ﷺ
فلما أتوا النبي ﷺ وأخبروه قال: أحسنتم واضربوا لي معكم بسهم ليطيب نفوسهم بذلك، وقال: إن أحق ما أخذتم عليه أجرًا كتاب الله.
Maka tatkala mendatangi Nabi dan menyampaikan soal itu, Nabi bersabda: Kalian telah berbuat kebaikan, berilah bagianku bersama kalian, agar baik jiwa mereka dengan itu. Lalu Nabi bersabda: Sesungguhnya yang paling berhak untuk kalian ambil upahnya adalah (membaca) kitab Allah”
فالمعلم يُعطَى. إذا ما أُعطي كيف يعلم؟ وكيف يتفرغ للتعليم؟ يُعطَى المعلم والمعالج، لكن ليقرأ مجرد قراءة؟
Seorang guru diberi upah, jika tidak diberi bagaimana ia mengajar, bagaimana bisa fokus untuk mengajar? Guru dan pengajar diberi imbalan, namun upah untuk sekedar membaca saja bagaimana?
لا، أجمع العلماء على أنه لا يُعطَى لمجرد القراءة، يُقال تسمعنا بعض الآيات ولك كذا. هذا ما يجوز، مجرد التلاوة فقط،
Tidak, para ulama sepakat bahwa tidak boleh memberi upah hanya untuk membacakan Al-Qur’an, contohnya: perdengarkan kepada kami sebagian ayat maka kamu mendapatkan begini. Ini tidak boleh!
Baca juga: Honor guru ngaji di masa khalifah Abasiyah
أما العلم الذي يعلم الناس، يوجههم إلى الخير، يعلمهم كتاب الله، يعلمهم السنة، يدرس في المدارس؛ يعطى رواتب حتى يتفرغ لهذا الأمر، حتى ينشط في ذلك، وهكذا يعالج بالقرآن، يعالج بالدعوات ويتطبب طب شرعي، طب مباح؛ يعطى أجره، لا بأس
Adapun ilmu yang diajarkan kepada manusia, mengarahkannya pada kebaikan, mengajari mereka kitabullah, mengajarkan sunnah, mengajar di sekolah-sekolah, boleh diberi honor hingga bisa fokus untuk mengajar, begitu juga peruqyah, mengobati dengan dakwah dan mengobati dengan pengobatan syar’i dan mubah, boleh diberi upah tidak mengapa.
Alih bahasa: Akhmar Kholid S.