Fatwapedia.com – Rasulullah ﷺ pernah ditanya, “Apa yang paling banyak membuat seorang hamba masuk neraka?” Rasulullah ﷺ menjawab, “Dua lubang, yaitu mulut dan kemaluan”. Ibnu Mājah meriwayatkan,
وَسُئِلَ مَا أَكْثَرُ مَا يُدْخِلُ النَّارَ؟ قَالَ: ” الْأَجْوَفَانِ: الْفَمُ، وَالْفَرْجُ “( سنن ابن ماجه (2/ 1418)
Artinya, Mengapa mulut dan kemaluan menjadi penyebab terbesar manusia masuk neraka?
Sebab keduanya adalah ekspresi dua syahwat yang sangat berbahaya, yakni syahwat perut dan syahwat kemaluan.
Syahwat Perut
Syahwat terhadap makanan termasuk di antara syahwat yang harus diwaspadai orang beriman. Ingat, moyang kita ; Adam dan Hawa dikeluarkan dari surga karena tidak bisa menahan syahwat perut untuk memakan buah terlarang.
Syahwat perut juga berbahaya karena ia terhubung ke syahwat kemaluan. Jika orang kenyang, maka syahwat kemaluannya bangkit sehingga berpotensi melakukan perzinaan. Karena itulah orang yang belum sanggup menikah diperintahkan Rasulullah ﷺ berpuasa, karena rasa lapar memang bisa menekan nafsu seksual.
Syahwat perut juga menyuburkan kecintaan terhadap harta. Sebab, dengan harta yang banyak maka peluangnya untuk bersenang-senang dengan makanan menjadi lebih luas. Kesempatannya untuk bersenang-senang dengan syahwat kemaluan juga menjadi lebih lebar.
Perhatikanlah orang yang punya harta berlebih dan bandingkan saat dulu dia masih disempitkan rezekinya oleh Allah. Saat masih sempit harta, bisa jadi dia akan makan apa adanya. Asalkan kenyang, maka dia sudah bersyukur. Tetapi jika orang memiliki harta berlebih biasanya keinginannya terhadap makanan juga lebih. Ia tidak mencukupkan diri dengan makanan yang ada, tetapi sengaja mencari (bahkan memprogram) makanan yang enak-enak dan tempat-tempat spesial yang hanya bisa dikunjungi orang yang uangnya berlebih.
Perhatikan juga syahwat seksual orang saat hartanya sempit. Saat itu dia akan mencukupkan diri dengan yang halal saja. Tetapi begitu hartanya berlebih, maka pikirannya menjadi liar, fantasinya menjadi terbang ke mana-mana, dan dia mulai berani menginginkan hal-hal yang sebelumnya belum pernah terpikir saat hartanya masih sedikit.
Begitulah. Secara tidak sadar, menuruti syahwat perut bisa menyeret pada kecintaan terhadap harta karena harta dipandang memberinya peluang tambahan untuk menambah pemuasan syahwat perut dan kemaluannya. Jika orang sudah cinta harta, maka akan tumbuh banyak sifat rusak yang membinasakan dalam jiwanya seperti sifat dengki, tamak, rakus, nafsu pamer, persaingan, sombong, permusuhan, kebencian, dendam, menghina, narsis, mencuri, menipu, korupsi, cinta jabatan dan sebagainya. Karena itulah terdapat sejumlah hadis yang mencela orang yang menuruti syahwat perutnya dan makan terlalu kenyang.
Bayangkan berapa banyak maksiat, dosa, kekejian dan kemungkaran yang timbul akibat menuruti syahwat perut.
Syahwat Kemaluan
Syahwat kemaluan sebenarnya diciptakan untuk dua hikmah mulia.
Pertama: Melestarikan spesies manusia.
Kedua: Mendapatkan pengalaman untuk dianalogikan dengan kenikmatan akhirat
Akan tetapi, jika syahwat kemaluan ini dibiarkan liar dan tidak dikendalikan, maka ia akan merusak dan membinasakan manusia baik di dunia maupun di akhirat.
Contoh kerusakan syahwat kemaluan adalah perzinaan.
Tidak ada orang normal yang senang wanitanya dizinahi. Orang tidak senang istrinya dizinahi, putrinya dizinahi, ibunya dizinahi, saudarinya dizinahi, dan bibinya dizinahi. Semua orang yang berzina, pada hakikatnya dia menzinahi istri orang, putri orang, ibu orang, saudari orang atau bibi orang. Jika kejahatan ini dipergoki, maka ia bisa menyeret pada tindakan kriminal yang lebih besar yakni pembunuhan. Minimal penganiayaan, kebencian, dendam, dan permusuhan seumur hidup.
Jika kebiasaan zina ini dibiarkan, lama-lama ia bisa menyeret pada penyimpangan seksual yang lain. Akhirnya timbul kerusakan baru yang mengganggu ketentraman umum.
• Ketika zina itu dilakukan pada wanita yang masih tergolong kerabat, maka terjadilah penyimpangan seksual yang disebut dengan istilah incest.
• Ketika syahwat kemaluan itu dilakukan lelaki kepada sesama lelaki, maka terjadilah penyimpangan seksual yang disebut dengan istilah homoseksual.
• Ketika syahwat kemaluan itu dilakukan wanita kepada sesama wanita, maka terjadilah penyimpangan seksual yang disebut dengan istilah lesbianisme
• Ketika syahwat kemaluan itu muncul dengan cara berdandan dengan pakaian lawan jenisnya, maka terjadilah penyimpangan seksual yang disebut dengan istilah transvetitisme
• Ketika syahwat kemaluan hanya bisa dipuaskan dengan cara menyakiti korban, maka terjadilah penyimpangan seksual yang disebut dengan istilah sadisme.
• Ketika syahwat kemaluan hanya bisa dipuaskan dengan cara disakiti, maka terjadilah penyimpangan seksual yang disebut dengan istilah masokisme.
• Ketika syahwat kemaluan hanya bisa dipuaskan dengan cara menyakiti dan disakiti, maka terjadilah penyimpangan seksual yang disebut dengan istilah sadomasokisme.
• Ketika syahwat kemaluan itu dilampiaskan kepada anak kecil, maka terjadilah penyimpangan seksual yang disebut dengan istilah pedofilia
• Ketika syahwat kemaluan itu dilampiaskan kepada bayi, maka terjadilah penyimpangan seksual yang disebut dengan istilah infantofilia
• Ketika syahwat kemaluan itu dilampiaskan kepada orang berusia lanjut, maka terjadilah penyimpangan seksual yang disebut dengan istilah geronontofilia
• Ketika syahwat kemaluan itu dilampiaskan kepada mayat, maka terjadilah penyimpangan seksual yang disebut dengan istilah nekrofilia
• Ketika syahwat kemaluan hanya bisa dipuaskan dengan cara mendengar suara orang lain dalam tekanan atas perintah-perintahnnya , maka terjadilah penyimpangan seksual yang disebut dengan istilah skatologia. Biasanya orang terkena ini senang melakukan PS (Phone Sex)
• Ketika syahwat kemaluan hanya bisa dipuaskan dengan cara menggesek-gesekkan kemaluannya kepada korban, maka terjadilah penyimpangan seksual yang disebut dengan istilah Froteurisme.
• Ketika syahwat kemaluan hanya bisa dipuaskan dengan cara memamerkan kemaluannya kepada korban, maka terjadilah penyimpangan seksual yang disebut dengan istilah Ekshibisionisme .
• Ketika syahwat kemaluan hanya bisa dipuaskan dengan cara mengintip korban, maka terjadilah penyimpangan seksual yang disebut dengan istilah Voyeurisme.
• Ketika syahwat kemaluan hanya bisa dipuaskan dengan benda mati seperti sandal jepit, celana dalam, BH, kain jarik dan semisalnya , maka terjadilah penyimpangan seksual yang disebut dengan istilah fetisisme.
• Ketika syahwat kemaluan hanya bisa dipuaskan dengan melibatkan tinja/feses, maka terjadilah penyimpangan seksual yang disebut dengan istilah coprophilia. Orang seperti ini akan bergairah jika melihat orang buang air besar.
• Ketika seseorang sudah keterlaluan memikirkan seks sampai benar-benar terobsesi dengan seks, sangat kecanduan dan menjadi hyper maka terjadilah penyimpangan seksual yang disebut dengan istilah satyriasis (pada lelaki) atau nymphomania pada wanita.
• Ketika syahwat kemaluan itu dilampiaskan kepada hewan, maka terjadilah penyimpangan seksual yang disebut dengan istilah beastiality
• Ketika syahwat kemaluan itu dilampiaskan kepada hewan disertai dengan hubungan emosi, maka terjadilah penyimpangan seksual yang disebut dengan istilah zoofilia
• Dan sebagainya
Perhatikanlah, betapa besar dampak, bahaya dan efek dari peliaran nafsu seksual ini.
Tapi syahwat kemaluan memang syahwat yang paling berat ditaklukkan manusia. Jika sudah bergejolak, maka akal yang cerdas pun bisa berubah tampak seperti tolol. Karena itulah ada ungkapan “Iżā qāma żakaru al-rajul żahaba ṡuluṡā ‘aqlihī” (jika seorang lelaki ereksi, maka lenyaplah 2/3 akalnya)
Demikian beratnya syahwat kemaluan ini, salah seorang saleh pernah pernah berkata yang maknanya kira-kira, “Jika aku diamanahi untuk berduaan di kamar dengan peti uang untuk menjaganya, sepertinya aku akan sanggup menunaikan amanah itu. Tetapi jika aku diamanahi berduaan dikamar dengan seorang gadis untuk menjaganya, sepertinya aku tidak akan tahan meski hanya satu jam saja”.
Apalagi di zaman penuh fitnah sekarang ini. Yakni zaman dimana dosa besar seperti zina ini sudah dianggap biasa.
Sebagian orang melakukan zina tetapi hati kecilnya masih meyakini itu sebagai dosa. Sebagian lagi melakukannya karena menganggap zina bukan kejahatan selama dilakukan suka sama suka. Kelompok yang terakhir ini memandang zina sebagai kejahatan jika dilakukan dengan paksaan (seperti perkosaan) atau dilakukan dengan orang yang telah memiliki pasangan (baik suami istri atau sekedar pacar) atau dilakukan dengan kerabat.
Malahan, hari ini ada upaya menghalalkan zina atas nama agama melalui gagasan hubungan seksual non marital memakai konsepsi perbudakan dalam Islam. Semua itu semakin menambah upaya pengendalian syahwat kemaluan di zaman sekrang menjadi jauh lebih berat dan jauh lebih sulit.
Jika seperti ini dampak mengerikan akibat menuruti syahwat perut dan syahwat kemaluan, maka menjadi keharusan untuk mengendalikan dua macam syahwat tersebut. Dua syahwat itu harus dilatih, terus ditraining, dan selalu dikendalikan agar tidak liar dan melampaui batas.
Itulah sasaran yang menjadi target dari puasa. Saat puasa kita dilatih untuk tidak makan, tidak minum dan tidak berhubungan suami istri. Artinya, kita dilatih untuk memiliki pengendalan diri yang bagus pada dua macam syahwat yaitu syahwat perut dan syahwat kemaluan. Allah berfirman,
{أُحِلَّ لَكُمْ لَيْلَةَ الصِّيَامِ الرَّفَثُ إِلَى نِسَائِكُمْ هُنَّ لِبَاسٌ لَكُمْ وَأَنْتُمْ لِبَاسٌ لَهُنَّ عَلِمَ اللَّهُ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَخْتَانُونَ أَنْفُسَكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ وَعَفَا عَنْكُمْ فَالْآنَ بَاشِرُوهُنَّ وَابْتَغُوا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَكُمْ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْأَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ ثُمَّ أَتِمُّوا الصِّيَامَ إِلَى اللَّيْلِ} [البقرة: 187]
Artinya; Dihalalkan bagimu pada malam hari puasa bercampur dengan istrimu. Mereka adalah pakaian bagimu, dan kamu adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwa kamu tidak dapat menahan dirimu sendiri, tetapi Dia menerima tobatmu dan memaafkan kamu. Maka sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah bagimu. Makan dan minumlah hingga jelas bagimu (perbedaan) antara benang putih dan benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa sampai (datang) malam.”
Maha Suci Zat yang mendidik kita dengan puasa!
Sesungguhnya Dia adalah sebaik-baik pendidik!
اللهم اجعلنا بالصيام من المتقين
Oleh : Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin)