6 Ilmuwan Era Utsmani yang Legendaris

6 Ilmuwan Era Utsmani yang Legendaris

Fatwapedia.com – Negara Utsmaniyah adalah salah satu episode terpenting Umat Islam. Di sepanjang 1400 tahun usia Kaum Muslimin, ada sekitar ± 600 tahunnya berada di bawah kepemimpinan Utsmaniyah nan legendaris. Banyak sekali tokoh-tokoh penting -selain para sultan- yang memberikan sumbangsih kepada Umat Islam dan juga kemanusiaan.

1. Şerafeddin Sabuncuoğlu (1385-1468)

Nah, tokoh yang satu ini adalah seorang ahli bedah dan dokter Utsmani abad pertengahan. Şerafeddin Sabuncuoğlu memulai minat medisnya pada usia 17 tahun, kemudian melanjutkan karier praktik medis ini di Rumah Sakit Amasya Dar-es Sifa sampai beliau wafat sekaligus menjadi direktur rumah sakit itu selama hampir 14 tahun.

Beliau adalah salah satu orang pertama yang menjelaskan teknik drainase hidrosefalus pada anak-anak. Hidrosefalus adalah kondisi medis di mana cairan menumpuk di otak. Ia juga menjelaskan komplikasi yang terjadi selama kehamilan dan bagaimana mencegah kematian ibu.  Teknik utamanya melibatkan memasukkan kail pada janin yang mati untuk mengeluarkan bayi dari ibunya.

2. Syaikh Aaq Syamsuddin (1389-1459)

Semuanya sudah sering mendengar Muhammad Al Fatih, namun tahukah kamu bahwa di balik kehebatan Al Fatih ada sosok hebat bernama Syaikh Aaq Syamsuddin? Beliau adalah seorang Ulama, penyair, dan saintis Utsmani yang berpengaruh, dan menjadi penasihat Al Fatih dalam pemerintahannya.

Syaikh Aaq Syamsuddin juga berpengetahuan luas dalam pengobatan gangguan psikologis dan spiritual. Beliau juga meneliti mikroba dalam karyanya Maddat ul-Hayat (The Material of Life) sekitar dua abad sebelum penemuan Antonie Van Leeuwenhoek melalui eksperimen.

3. Mimar Sinan (1488/1490 – 1588)

Beliau adalah kepala arsitek Utsmaniyah dan insinyur sipil untuk Sultan Sulaiman Al Qanuni, Selim II, dan Murad III. Tokoh ini menjadi penanggungjawab utama atas pembangunan lebih dari 300 bangunan fenomenal dan proyek-proyek umum lainnya seperti sekolah. Muridnya kemudian merancang Masjid Sultan Ahmed di Istanbul dan Stari Most di Mostar.

Karya besarnya adalah Masjid Selimiye di Edirne, meskipun karyanya yang paling terkenal adalah Masjid Suleiman di Istanbul. Dia dianggap sebagai arsitek terhebat dari periode klasik arsitektur Ottoman dan telah dibandingkan dengan Michelangelo, kontemporernya di Barat.

4. Taqiyuddin Muhammad (1526-1585)

Nama lengkap beliau adalah Taqiyuddin Muhammad bin Ma’ruf, adalah seorang polymath (Polymath adalah istilah untuk seseorang yang pengetahuannya tidak terbatas hanya pada satu bidang) Utsmani yang aktif di Kairo dan Istanbul. Dia adalah penulis lebih dari 90 buku tentang berbagai mata pelajaran, termasuk astronomi, jam, teknik, matematika, mekanika, optik, dan filsafat alam.

Beliau juga ternyata adalah pendiri sekaligus direktur Observatorium Konstantinopel, yang juga dikenal sebagai Observatorium Istanbul. Observatorium ini sering dikatakan sebagai salah satu kontribusi terpenting Taqiyuddin bagi astronomi Islam dan Utsmaniyah abad keenam belas. Bahkan, karya itu dikenal sebagai salah satu observatorium terbesar dalam sejarah Islam. (Tekeli, Sevim (2008). “Taqī Al-Dīn”. Encyclopaedia of the History of Science, Technology, and Medicine in Non-Western Cultures)

5. Kâtip Çelebi (1609-1657)

Beliau lagi-lagi adalah salah satu dari banyak “Polymath” Utsmani yang terkenal dan penulis sastra terkemuka di abad ke-17. Beliau menyusun ensiklopedia universal yang sangat lengkap “Kaşf az-Zunūn” yang terkenal, dan menulis banyak risalah dan esai. “Seorang sejarawan yang ahli dan tidak memihak dengan pembelajaran ekstensif.” Franz Babinger memujinya sebagai “ensiklopedis terbesar di sejarah Utsmani.”

Kâtip Çelebi paling produktif dalam akhir hidup sampai wafatnya pada 1657. Dia menulis setidaknya 23 buku, selain esai dan risalah yang lebih pendek. Salah satunya Buku “Taqwīm At Tawarikh’, tentang sejarah universal dari Penciptaan Nabi Adam sampai tahun 1648.

6. Badiuzzaman Said Nursi (1877-1960)

biografi Badiuzzaman Said Nursi, Ulama hebat yang dikenal sebagai tokoh pembaharu Islam di Turki yang berpikiran modern dan moderat. Pemikiran Said Nursi membawa pengaruh tidak hanya dalam bidang pendidikan, tapi dalam berbagai bidang antara lain tasawuf, akidah, ilmu kalam, sejarah, dan bahasa.

Sampai dengan tahun 1950, beliau terus menulis berbagai risalah hingga jumlahnya mencapai lebih dari 130 risalah, dan dikumpulkan dengan judul Kulliyat Rasa’il al’Nur (Koleksi Risalah Nur) yang berisi empat seri utama, yaitu al-Kalimat, al-Maktubat, al-Lama’at dan al-Syu’a’at.

Sumber terkait:

  • 101 Amaliqah min Ali Utsman, Bilal Abul Khair
  • Tarikh Daulah Utsmaniyah Al Muftara Alaiha
  • Mi’ah Udzama Ummatil Islam Ghayyaru Majra At Tarikh, Jihad Turbani

Leave a Comment