Fatwapedia.com – Kisah-kisah di dalam Al-Qur’an bukanlah sebatas cerita. Tetapi mengandung petunjuk. Petunjuk bagi setiap realita yang dihadapi oleh manusia. Semakin sering suatu kisah diceritakan, menunjukkan kisah tersebut sering terjadi dalam realita. Di antara para nabi, yang paling sering diceritakan adalah kisah Nabi Musa ‘alahissalam menghadapi Fir’aun, apa maknanya?
Kisah Fir’aun adalah kisah kezhaliman penguasa. Ini adalah petunjuk dan isyarat bahwa umat Islam akan banyak berhadapan dengan penguasa-penguasa yang zhalim. Dan itu sudah terbukti dalam sejarah hingga saat ini. Terutama saat muslimin berada dalam rentang masa yang disebut dengan mulkan jabriyyah.
Kita harus banyak belajar kepada Nabi Musa ‘alaihissalam bagaimana bersikap menghadapi kezhaliman penguasa. Seperti halnya yang telah dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam saat menghadapi kezhaliman penguasa jahiliyyah, terutama Abu Jahal yang disebut sebagai fir’aun di umat ini. Itu artinya, penguasa zhalim setipe fir’aun akan selalu ada di setiap zaman, dan diperlukan orang seberani Musa dalam menghadapinya.
Diam saat kezhaliman terjadi bukanlah jalan para Nabi. Jalan para Nabi justru berjihad untuk menghentikan kezhaliman tersebut. Menghentikan kezhaliman adalah suatu kewajiban, sebagaimana menegakkan keadilan juga sebuah kewajiban. Hal ini sangat mudah dan jelas dipahami dalam syariat Islam sesuai sabda Rasulullah saw :
عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ انْصُرْ أَخَاكَ ظَالِمًا أَوْ مَظْلُومًا فَقَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَنْصُرُهُ إِذَا كَانَ مَظْلُومًا أَفَرَأَيْتَ إِذَا كَانَ ظَالِمًا كَيْفَ أَنْصُرُهُ قَالَ تَحْجُزُهُ أَوْ تَمْنَعُهُ مِنْ الظُّلْمِ فَإِنَّ ذَلِكَ نَصْرُهُ
Dari Anas (bin Malik) radhiallahu’anhu mengatakan, Rasulullah ﷺ bersabda, “‘Tolonglah saudaramu baik ia zalim atau dizalimi.” Ada seorang laki-laki bertanya; ‘ya Rasulullah, saya maklum jika ia dizalimi, namun bagaimana saya menolong padahal ia zalim? ‘ Nabi menjawab, “Engkau mencegahnya atau menahannya dari kezaliman, itulah cara menolongnya.” (HR. Bukhari no.6952).
Mari kita pahami terlebih dahulu 5 rukun kezhaliman penguasa. Jika kita mentadaburi kisah Nabi Musa ‘alaihissalam menghadapi Fir’aun, maka kita akan menemukan 5 rukun ini.
1. Penguasa yang zalim : FIR’AUN
هَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ مُوسَىٰ﴿١٥﴾ إِذْ نَادَاهُ رَبُّهُ بِالْوَادِ الْمُقَدَّسِ طُوًى ﴿١٦﴾ اذْهَبْ إِلَىٰ فِرْعَوْنَ إِنَّهُ طَغَىٰ ﴿١٧﴾ فَقُلْ هَلْ لَكَ إِلَىٰ أَنْ تَزَكَّىٰ ﴿١٨﴾ وَأَهْدِيَكَ إِلَىٰ رَبِّكَ فَتَخْشَىٰ ﴿١٩﴾ فَأَرَاهُ الْآيَةَ الْكُبْرَىٰ ﴿٢٠﴾ فَكَذَّبَ وَعَصَىٰ ﴿٢١﴾ ثُمَّ أَدْبَرَ يَسْعَىٰ ﴿٢٢﴾ فَحَشَرَ فَنَادَىٰ ﴿٢٣﴾ فَقَالَ أَنَا رَبُّكُمُ الْأَعْلَىٰ ﴿٢٤﴾ فَأَخَذَهُ اللَّهُ نَكَالَ الْآخِرَةِ وَالْأُولَىٰ ﴿٢٥﴾ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَعِبْرَةً لِمَنْ يَخْشَىٰ ﴿٢٦﴾
“(15) Sudahkah sampai kepadamu (Muhammad) kisah Musa? (16) Ketika Tuhan memanggilnya (Musa) di lembah suci yaitu Lembah Tuwa; (17) pergilah engkau kepada Fir‘aun! Sesungguhnya dia telah melampaui batas, (18) Maka katakanlah (kepada Fir‘aun), “Adakah keinginanmu untuk membersihkan diri (dari kesesatan), (19) dan engkau akan kupimpin ke jalan Tuhanmu agar engkau takut kepada-Nya?” (20) Lalu (Musa) memperlihatkan kepadanya mukjizat yang besar. (21) Tetapi dia (Fir‘aun) mendustakan dan mendurhakai. (22) Kemudian dia berpaling seraya berusaha menantang (Musa). (23) Kemudian dia mengumpulkan (pembesar-pembesarnya) lalu berseru (memanggil kaumnya). (24) (Seraya) berkata, “Akulah tuhanmu yang paling tinggi. (25) Maka Allah menghukumnya dengan azab di akhirat dan siksaan di dunia. (26) Sungguh, pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang yang takut (kepada Allah).” (QS. An-Nazi’at : 15-26).
2. Menteri yang munafik dan penjilat penguasa : HAMAN
وَقَالَ فِرْعَوْنُ يَا أَيُّهَا الْمَلَأُ مَا عَلِمْتُ لَكُمْ مِنْ إِلَٰهٍ غَيْرِي فَأَوْقِدْ لِي يَا هَامَانُ عَلَى الطِّينِ فَاجْعَلْ لِي صَرْحًا لَعَلِّي أَطَّلِعُ إِلَىٰ إِلَٰهِ مُوسَىٰ وَإِنِّي لَأَظُنُّهُ مِنَ الْكَاذِبِينَ
“Dan Fir’aun berkata : “Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku. Maka bakarlah hai Haman untukku tanah liat kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan Musa, dan sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa dia termasuk orang-orang pendusta”. (QS. Al-Qashash : 38).
3. Pengusaha dan pemilik harta yang menggunakan hartanya untuk kezaliman penguasa : QORUN
إِنَّ قَارُونَ كَانَ مِنْ قَوْمِ مُوسَىٰ فَبَغَىٰ عَلَيْهِمْ ۖ وَآتَيْنَاهُ مِنَ الْكُنُوزِ مَا إِنَّ مَفَاتِحَهُ لَتَنُوءُ بِالْعُصْبَةِ أُولِي الْقُوَّةِ إِذْ قَالَ لَهُ قَوْمُهُ لَا تَفْرَحْ ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْفَرِحِينَ
“Sesungguhnya Qorun adalah termasuk kaum Musa, maka ia berlaku aniaya terhadap mereka, dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. (Ingatlah) ketika kaumnya berkata kepadanya: “Janganlah kamu terlalu bangga; sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri”. (QS. Al-Qashash : 76).
4. Pemuka agama dan ahli ilmu pencari dalil pembenaran atas kezhaliman penguasa : PARA PENYIHIR FIR’AUN (sebelum bertaubat)
فَلَمَّا جَاءَ السَّحَرَةُ قَالُوا لِفِرْعَوْنَ أَئِنَّ لَنَا لَأَجْرًا إِنْ كُنَّا نَحْنُ الْغَالِبِينَ (41) قَالَ نَعَمْ وَإِنَّكُمْ إِذًا لَمِنَ الْمُقَرَّبِينَ (42)
“(41) Maka tatkala ahli-ahli sihir datang, merekapun bertanya kepada Fir’aun: “Apakah kami sungguh-sungguh mendapat upah yang besar jika kami adalah orang-orang yang menang?” (42) Fir’aun menjawab: “Ya, kalau demikian, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan menjadi orang yang didekatkan (kepadaku)”. (QS. Asy-Syu’aro : 41-42)
5. Awak media pendukung kezhaliman penguasa : AL-HASYIRUN (PARA PENYEBAR BERITA) PENGIKUT FIR’AUN
قَالُوا أَرْجِهْ وَأَخَاهُ وَابْعَثْ فِي الْمَدَائِنِ حَاشِرِينَ ﴿٣٦﴾ يَأْتُوكَ بِكُلِّ سَحَّارٍ عَلِيمٍ ﴿٣٧﴾ فَجُمِعَ السَّحَرَةُ لِمِيقَاتِ يَوْمٍ مَعْلُومٍ ﴿٣٨﴾ وَقِيلَ لِلنَّاسِ هَلْ أَنْتُمْ مُجْتَمِعُونَ ﴿٣٩﴾ لَعَلَّنَا نَتَّبِعُ السَّحَرَةَ إِنْ كَانُوا هُمُ الْغَالِبِينَ ﴿٤٠﴾
“(36) Mereka menjawab: “Tundalah (urusan) dia dan saudaranya dan kirimkanlah ke seluruh negeri orang-orang yang akan mengumpulkan (ahli sihir), (37) niscaya mereka akan mendatangkan semua ahli sihir yang pandai kepadamu”. (38) Lalu dikumpulkan ahli-ahli sihir pada waktu yang ditetapkan di hari yang maklum, (39) dan dikatakan kepada orang banyak: “Berkumpullah kamu sekalian. (40) semoga kita mengikuti ahli-ahli sihir jika mereka adalah orang-orang yang menang” (QS. Asy-Syu’aro : 36-40).
Maka lihatlah di sekeliling penguasa yang zhalim, pasti ada 5 rukun ini.
Oleh : Muhammad Atim