Fikroh.com – Masih berkaitan dengan mengenal siapa saja kibar ulama zaman ini yang masih hidup saat ditulis namanya. Kami akan menyebutkan biografi salah satu ulama Saudi, yaitu Fadhilatus Syaikh Abdur Rokhman bin Abdul Aziz Al Kuliyyah. Sebelumnya beliau menjabat ketua pengadilan tinggi, kemudian atas permintaannya sendiri, beliau mengajukan pensiun. Permintaan ini akhirnya disetujui oleh Raja Saudi Abdullah bin Abdul Aziz Alu Su’ud, dengan mengeluarkan keputusan raja yang bernomor A/72 pada tanggal 3/3/1434 H yang berisi pemberhentian beliau sebagai ketua pengadilan tinggi dan menunjuk Fadhilatus Syaikh Ghoihab bin Muhaammad bin Abdullah al-Ghoihab sebagai penggantinya. Ketua pengadilan tinggi dalam struktur pemerintahan kerajaan Saudi Arabia setara dengan menteri.
Kelahiran beliau :
Beliau dilahirkan di asy-Syiqqoh wilayah al-Qosiim pada tahun 1363 H. Nama beliau adalah Abdur Rokhman bin Abdul Aziz bin Muhammad al-Kuliyyah.
Riwayat pendidikan beliau :
Asy syaikh berhasil lulus dengan mendapatkan gelar Bachelor dalam jurusan Syariah dari Universitas Imam Muhammad bin Sa’ud, Riyadh pada tahun 1386 H. Kemudian beliau melanjutkan kuliah S-2 di Ma’had ‘Aliy kota Riyadh dan berhasil membawa gelar Master, pada tahun 1389 H.
Aktivitas pekerjaan beliau :
Setelah lulus dari kuliah S-1nya, asy-Syaikh langsung berkhidmat untuk negaranya dengan menjadi hakim di pengadilan perdata dan muamalah di kota Riyadh pada tanggal 1/7/1386 H. Tentulah para hakim yang dipilih oleh negara adalah mereka yang memiliki integritas dan kapabilitas dalam memutuskan perkara-perkara yang berhubungan dengan syariat.
Pada tahun 1391 H, beliau dipromosikan untuk menjadi hakim di pengadilan umum di kota Madinah al-Munawaroh, sampai tahun 1406 H. Pada saat tinggal di Madinah Nabawiyyah, selain menjadi hakim, beliau juga aktif dalam kegiatan ke-takmir-an Masjid Nabawi dengan duduk sebagai anggota dewan penasihat.
Karir beliau terus menanjak, pada tanggal 1/7/1418 H, beliau dipercaya untuk menjadi ketua mahkamah Isti’naaf (semacam pengadilan banding) di kota Mekkah al-Mukarommah. Beliau adalah termasuk pejabat yang juga seorang ulama, sehingga sebagai seorang ulama tidak menyebabkan beliau untuk absen mendidik umat, oleh karenanya pada saat tinggal di kota Mekkah, beliau juga sempat menjadi pengajar di Masjidil Harom. Lalu ketua Roobitul ‘Alam pada waktu itu, Imam Abdullah bin Baz memintanya juga untuk menjadi anggota Hai’ah Ighootsatul ‘Ilmiyyah.
Dedikasi yang tinggi dari beliau mengantarkannya untuk menduduki posisi sebagai anggota pengadilan tinggi (setingkat mahkamah agung) pada tahun 1422 H. Kemudian raja Saudi pada waktu itu, akhirnya mempercayakan kepada syaikh kita untuk menduduki posisi ketua pengadilan tinggi (ketua MA) pada tahun 1430 H, sebuah puncak karir bagi seorang hakim yang pada zaman dahulu disebut dengan Qodhi Qudhoot.
Akhirnya setelah 4 tahun menjalankan tugasnya sebagai ketua MA, beliau mengajukan pengunduran diri, kemudian raja Abdullah menerima pengunduran diri tersebut, lalu mengeluarkan surat keputusan, sebagaimana disinggung diawal pada hari Selasa, tanggal 3 Rabiul Awal 1434 H yang bertepatan dengan tanggal 15 Januari tahun 2013. Pada hari itu juga, raja Abdullah mengeluarkan keputusan nomor A/71 yang menunjuk syaikh kita bersama dengan 19 ulama besar lainnya menjadi anggota Hai’ah Kibaaril Ulama dibawah kepemimpinan Mufti ‘Aam Syaikh Abdul Aziz Alu Syaikh. Raja menetapkan masa kerja 4 tahun bagi semua anggota Hai’ah Kibaaril Ulama.