Fikroh.com – Kitab-kitab Sirah Nabawiyah dipenuhi dengan kisah pembelaan para sahabat kepada Nabi Muhammad. Tak tanggung-tanggung, mereka rela mengorbankan nyawanya demi keselamatan Sosok yang mereka cintai, Nabiyullah Muhammad SAW. Berikut ini beberapa contohnya:
1. Abu Bakar As-Shiddiq
Khalifah pertama ini pernah membela Nabi dengan ucapannya. Yaitu ketika orang-orang musyrik mendustakan pemberitaan Nabi tentang perjalanannya dari Mekah ke Masjidil Aqsha. Lalu dilanjutkan menuju langit ke 7. Dan semua ini terjadi hanya satu malam.
Saat semua mendustakan, Abu Bakar dengan lantang menyatakan “percaya sepenuhnya”. Bahkan seandainya yang diceritakan lebih dari itu.
2. Hamzah
Syaikh Almubarakfuri di dalam kitabnya ‘Ar-Rahiq Al-Makhtum’, menyantumkan kisah Islamnya Hamzah, berikut ini ringkasannya:
Berawal ketika Abu Jahl menghina dan memukul Nabi Muhammad. Singkat cerita ada yang melaporkan hal itu kepada Hamzah. Tanpa berpikir panjang, Hamzah langsung pergi menghampiri Abu Jahl dengan membawa busur panah.
Ketika bertemu, Hamzah memarahinya lalu memukulnya menggunakan busur panahnya, hingga Abu Jahl terluka parah.
Yang menakjubkan, ketika itu Hamzah ‘spontan’ mengatakan:
“Kamu menghina anak saudaraku; padahal aku berada di atas agamanya ?!”
Syaikh Almubarakfuri mengomentari kisah ini mengatakan bahwa:
Pada awalnya Hamzah masuk Islam didorong rasa ’emosional’ seorang lelaki. Tapi pada akhirnya Allah melapangkan dadanya untuk benar-benar memeluk agama Islam. Dan kaum muslimin menjadi kuat dengan ke-Islamannya.
Sah-sah saja jika ada yang berkata: “Kita wajib membela Nabi, akan tetapi tidak dengan cara yang melampaui batas.”
Akan tetapi tidak benar juga, serta merta menyebut teroris kepada yang dinilai melampaui batas dalam membela Nabi.
Karena persoalan bagaimana jika ada orang yang sebetulnya tidak berwenang melaksanakan hukuman, tapi dia menghukum penghina Nabi Muhammad dengan kedua tangannya, di masa tidak diterapkannya hukum Islam kepada penghina Nabi adalah masalah rumit dan erat kaitannya dengan ‘maslahat’-‘mudharat’.
3. Zaid bin Haritsah
Salah satu peristiwa penting yang ada di kitab-kitab Sirah Nabawiyah adalah tentang dakwah ke daerah Tha-if.
Singkat cerita, Allah memberi ujian berat kepada Nabi di Tha-if. Tidak hanya dakwah Nabi ditolak, bahkan mereka melempari Nabi dengan batu.
Saat itu beliau ditemani Zaid bin Haritsah. Syaikh Almubarakfuri mengatakan dalam kitabnya “Ar-Rahiq Al-Makhtum”:
“… Zaid bin Haritsah ketika itu melindungi Nabi dengan tubuhnya. Hingga ada batu yang menimpa kepalanya…”
Menjadi ‘Tameng’ Hidup Untuk Nabi
Salah satu peperangan yang ketika itu kaum muslimin hampir kalah adalah pernah Uhud.
Singkat cerita, ketika itu keadaan sangat genting. Di mana kaum muslimin terdesak karena sebagian pasukan tidak menaati perintah Nabi.
Melihat itu beberapa sahabat Nabi bergegas mendekat kepada Nabi, untuk menjadi ‘tameng’, melindungi tubuh Nabi yang mulia dari tebasan pedang, dan anak panah-anak panah kaum musyrikin.
Mereka adalah Umar bin Khattab, Abu Dujanah, Mush’ab bin ‘Umair, ‘Ali bin Abi Thalib, Abu Thalhah dan lain-lain. Abu Thalhah sendiri terkena belasan tebasan pedang.
Ibnu Katsir di dalam kitabnya “Al-Fushul fi Siratir Rasul”, mengatakan; di tubuh Abdurrahman bin Auf ada 20 luka.
Seiring berkembangnya zaman. Cara membela Nabi ketika ada yang menghinanya tentunya beragam.
Misalnya, ada sebagian ulama yang menyerukan boikot produk negara tertentu yang menghina Nabi Muhammad.
Hal seperti ini masuk ke dalam lingkup ijtihadiyah, yang erat sekali kaitannya dengan maslahat-mudharat.
Juga sangat dipengaruhi kemampuan negara yang memboikot dan tingkat kebutuhan masyarakat terhadap produk yang akan diboikot.
Artinya tidak bisa divonis secara merata bahwa yang mengajak boikot adalah jahil atau sebutan tidak baik lainnya. Karena bisa jadi satu negara mampu melakukannya, meskipun negara lainnya belum mampu melakukannya. Wallahu a’lam.
Oleh: Fajri Nur Setyawan