Fatwapedia.com – Apakah anda pernah mendengar penuturan yang berbunyi demikian: Menghadiahkan pahala bacaan surat al Fatihah kepada mayit bisa mendatangkan jin. Benarkah demikian? Apa sebenarnya hukum menghadiahkan pahala bacaan Qur’an untuk mayit? Simak fatwa dibawah ini dari tim fatwa islamweb.net:
فالراجح من أقوال أهل العلم أن ثواب قراءة القرآن يصل إلى الميت، سواء سورة الفاتحة أو غيرها من سور القرآن الكريم، لأن من عمل عملا ملك ثوابه ومن ملك شيئا فله أن يهبه لمن شاء ما لم يقم بالموهوب له مانع من الانتفاع بالثواب، ولا يمنع منه إلا الكفر عياذا بالله تعالى.
فلك أن تقرأ الفاتحة وتهدي ثوابها لروح الميت إذا مررت على قبره أو كنت في بيتك.
Ringkasnya, yang rajih pahala bacaan Al-Fatihah yang dihadiahkan untuk mayit itu sampai kepada mayit tersebut, dan boleh bagi seseorang membaca Al-Fatihah dan menghadiahkan pahalanya untuk ruh si mayit, baik saat si pembaca lewat di depan kuburnya atau saat di rumah.
Apakah hal seperti ini bisa mengundang jin? Ya, hal yang masyru’ tanpa khilaf sekalipun, semisal shalat sunnah mutlak, jika diniatkan untuk mencari pesugihan atau mendapatkan kesaktian, ya bisa mengundang jin jahat. Yang jadi masalahnya adalah niat dan tujuannya, bukan amalnya itu sendiri.
Jadi kalau ada jin yang bilang, bahwa dia merasuki tubuh seseorang karena orang tersebut sering menghadiahkan pahala Al-Fatihah, mintakan dulu KTP si jin tersebut dan lihat kolom agamanya, jin muslim atau jin kafir.
Kemudian tanya ke jin-jin lainnya, apakah si jin yang merasuki itu terkenal sebagai pendusta di dunia jin atau orang yang terpercaya. Kan jadi lucu, kalau di dunia jin sendiri dia tidak dipercaya oleh sesama jin, tapi oleh seorang peruqyah malah dipercaya bulat-bulat.
Setelah semua itu, baru cek ke yang kesurupan jika sudah sadar, apa benar dia sering berhadiah pahala bacaan Al-Fatihah, terus tanyakan niatnya saat membaca itu apa.
Kirim Pahala Al Fatihah Menurut Madzhab Hanafi
Ulama madzhab hanafiyah menegaskan bahwa mengirimkan pahala bacaan al-Quran seperti surat alfatihah dan lainnya, kepada mayit hukumnya BOLEH. Pahalanya sampai kepada mayit, dan bisa bermanfaat bagi mayit. Dalam
Imam Ibnu Abil Izz – ulama Hanafiyah – menuliskan,
إن الثواب حق العامل، فإذا وهبه لأخيه المسلم لم يمنع من ذلك، كما لم يمنع من هبة ماله له في حياته، وإبرائه له منه بعد وفاته. وقد نبه الشارع بوصول ثواب الصوم على وصول ثواب القراءة ونحوها من العبادات البدنية
Sesungguhnya pahala adalah hak orang yang beramal. Ketika dia hibahkan pahala itu kepada saudaranya sesama muslim, tidak jadi masalah. Sebagaimana dia boleh menghibahkan hartanya kepada orang lain ketika masih hidup. Atau membebaskan tanggungan temannya muslim, yang telah meninggal.
Syariat telah menjelaskan pahala puasa bisa sampai kepada mayit, yang itu mengisyaratkan sampainya pahala bacaan al-Quran, atau ibadah badaniyah lainnya. (Syarh Aqidah Thahawiyah, 1/300).