Fatwapedia.com – Berikut ini fatwa Hukum Bermain Hand Phone Saat Khutbah Jum’at sedang berlangsung.
السؤال:
ما حكم استخدام الموبايل (الواتس) أثناء خطبة الجمعة؟
Apa hukum memakai handphone saat khutbah Jum’at?
الجواب:
الحمد لله، والصلاة والسلام على سيدنا رسول الله
ورد في الحديث الشريف ندب الاستماع لخطبة الجمعة والحرص على سماع الموعظة،
Telah sampai dalam sebuah hadits yang mulia, anjuran mendengarkan khutbah Jum’at dan dorongan untuk mendengarkan nasehat
وورد أيضاً النهي عن كل ما يقطع الاستماع للخطبة أو يشعر بالإعراض عنها،
Telah sampai juga larangan melakukan segala sesuatu yang bisa memutus perhatian mendengarkan khutbah atau merasa ada yang memalingkan dari itu
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: (مَنْ تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوءَ، ثُمَّ أَتَى الْجُمُعَةَ، فَاسْتَمَعَ وَأَنْصَتَ، غُفِرَ لَهُ مَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْجُمُعَةِ، وَزِيَادَةُ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ، وَمَنْ مَسَّ الْحَصَى فَقَدْ لَغَا) رواه مسلم.
Rasulullah bersabda: Barangsiapa yang berwudhu lalu memperbagus wudhunya kemudian dia mendatangi shalat Jum’at, dia mendengarkan khutbah dan diam, maka akan diampuni dosa-dosanya antara Jum’at ini dengan Jum’at yang akan datang, ditambah tiga hari. Dan barangsiapa yang bermain kerikil, sungguh ia telah berbuat sia-sia.” (HR. Muslim)
قال القاضي عياض في [إكمال المعلم 3/ 253] في تفسير: “(ومن مسّ الحصا فقد لغا)، لأنه بتحريكه له وشغله به صار لاغياً مشغلاً غيره عن سماع الخطبة بصوت حركته”،
Berkata Qadhi iyadh dalam kitab Ikmalul mu’alim dalam menafsirkan kalimat: ‘waman massa al-hassa faqad lagha,’ mengapa menyentuh kerikil dianggap sia-sia, karena dengan menggerakkannya dan menyibukannya maka ia menjadi lalai dan tersibukkan dengan selainnya dari mendengarkan khutbah karena sebab suara gerakan kerikil
وجاء في [شرح النووي على مسلم 6/ 147]: “قوله صلى الله عليه وسلم: (ومن مسّ الحصا لغا)، فيه النّهي عن مسّ الحصا وغيره من أنواع العبث في حالة الخطبة، وفيه إشارة إلى إقبال القلب والجوارح على الخطبة”.
Dan dalam Syarah An-nawawi ala muslim atas hadits Nabi “waman massa al-hasha lagha” didalamnya terdapat larangan bermain krikil dan segala macam kesia-siaan saat khutbah Jum’at. Hadits ini berisi anjuran menghadirkan hati dan badan untuk mendengarkan khutbah.
فالذي يستحب للمسلم إن أراد الأجر كاملاً في حضور خطبة الجمعة وصلاتها أن يستمع للخطيب،
Maka yang dianjurkan untuk setiap muslim jika menghendaki pahala yang sempurna saat menghadiri khutbah Jum’at dan shalat Jum’at maka hendaknya ia mendengarkan khutbah.
وأن لا ينشغل عن ذلك بشيء، سواء كان بكلام أو عبث بشيء بين يديه كجهاز الخلوي وغيره.
Dan juga tidak menyibukkan diri dengan apapun, baik dengan perkataan atau kesia-siaan dengan sesuatu di hadapannya seperti alat komunikasi dan lainnya.
وقد اختلف العلماء في معنى النهي الوارد في الحديث فحمله الشافعية على الكراهة، جاء في [نهاية المحتاج 2/ 320]:
Para ulama berbeda pendapat dalam memahami makna larang yang terdapat dalam hadits, kalangan syafiiyah memahaminya sebagai perbuatan makruh,
“يكره الكلام لخبر مسلم: (إذا قلت لصاحبك أنصت يوم الجمعة والإمام يخطب فقد لغوت) ومعناه: تركتَ الأدب جمعاً بين الأدلة”،
hal ini didasarkan pada hadits riwayat muslim yang artinya: Jika kamu berkata kepada temanmu diam pada saat Jum’at dan imam sedang khutbah maka kamu telah lalai. Maksudnya kamu telah meninggalkan adab Jum’at, ini adalah hasil komparasi dari berbagai dalil
وقد نص الفقهاء على حرمة الانشغال عن الخطبة بالصلاة والنوافل، جاء في [نهاية المحتاج 2/ 321]: ”
Dan para ulama telah menetapkan hukum atas haramnya menyibukkan diri dengan shalat dan amalan sunnah saat khutbah, lihat Nihayatul Muhtaj jilid 2 321.
وكرهتحريماً بالإجماع كما قاله الماوردي وغيره تنفّلٌ من أحد الحاضرين بعد صعود الخطيب على المنبر وجلوسه عليه
Dan memakruhkan mendekati haram dengan ijmak (konsensus), seperti yang dikatakan oleh Al-Mawardi dan lainnya mengerjakan shalat sunnah setelah khatib naik mimbar dan duduk mendengarkan khutbah saja.
فإذا كان مسّ الحصا مكروهاً أثناء الخطبة، فإنّ العبث بالهاتف واستعمال التطبيقات مثل (واتس آب، فيسبوك) وغيره يعد أكثر إعراضاً عن الخطبة من باب أولى؛
Maka jika bermain krikil saja hukumnya makruh saat sedang khutbah, maka bermain-main dengan handphone dan menggunakan aplikasi seperti WhatsApp Facebook dan aplikasi lainnya lebih pantas lagi dihukumi makruh karena lebih banyak memalingkan dari khutbah
لأنه يلهي فاعله عن الخطبة تماماً، وقد يلهي غيره أيضاً، وإذا كانت الصلاة والذكر وهي عبادات منهي عنها أثناء الخطبة، فكيف بالهاتف فالنهي عنه من باب أولى.
Bermain dengan handphone melalaikan pelakunya dan bahkan terkadang mengganggu yang lain juga, apabila shalat dan dzikir saja yang termasuk ibadah dilarang saat khutbah maka bagaimana dengan handphone, tentu jauh lebih dilarang.
وعليه؛ فإنّ المسلم الحريص على الأجر لا يشتغل عن سماع الخطبة بشيء،
Maka kepada penanya, maka sesungguhnya seorang muslim yang semangat dalam mencari pahala tidak menyibukkan dengan sesuatu yang memalingkan dari khutbah
ويكره العبث بشيء لا يحتاج إليه المسلم أثناء خطبة الجمعة من كلام أو إشارة وخاصة استعمال الخلوي. والله تعالى أعلم.
Dan dimakruhkan bermain-main dengan sesuatu yang tidak diperlukan saat khutbah Jum’at baik berupa ucapan atau gerakan dan khususnya telepon genggam.
المصدر لجنة الافتاء الردونية رقم 3631