Fikroh.com – Belum pernah terjadi dalam sejarah-budaya manusia ada suatu ummat yang begitu tertarik memperhatikan kitab sucinya sebagaimana halnya perhatian ummat Muhammad.
Tidak pernah kami dengar kitab suci manapun yang mendapat pemeliharaan dan penjagaan serta penghormatan dan penghargaan sebagaimana halnya kitab Al-Qur’an. Ia adalah mu’zijat Muhammad yang abadi, hujjahnya dan keterangan-keterangannya begitu mantap, lagi pula tersebar ke seluruh alam.
Tidak aneh kalau Al-Qur’anul ‘Azhim tersebut mempunyai kedudukan yang sungguh mulia lagi pula mendapatkan tempat yang agung di hati sanubari kaum Muslimin, karena kejadian-kejadian yang beriringan dengan turunnya kitab suci tersebut, membuatnya bersanding pada kedudukan yang paling atas antara kitab-kitab samawi lainnya.
Al-Qur’an akan membawahi seluruh wahyu yang disampaikan kepada para Nabi dan para Rasul lainnya baik berupa petunjuk, ishlah (perbaikan), pendidikan, pengajaran, keseluruhan budi pekerti dan undang-undangnya.
Sungguh teramat indahnya seorang pujangga yang mengatakan:
Allahu…….akbar………
Sungguh hebat agama Muhammad Dan kitabnya yang bernilai tinggi. Kitab-kitab yang lain tak ada arti, Bila dibanding kitabnya yang suci, Bagaikan sinar fajar, Yang lain akan pudar
Al-qur’an Adalah Mu’zijat Muhammad Yang Abadi
Hikmah Allah yang ‘azali telah berjalan untuk menguatkan para Nabi dan Rasul-Nya yaitu dengan beberapa Mu’zijat yang nampak, dalil-dalil tanda-tanda yang nyata, serta hujjah dan alasan rasional, yang menyatakan bahwa mereka adalah benar dan mereka adalah para Nabi dan Rasul Allah s.w.t.
Allah s.w.t. mengistimewakan Nabi kita Muhammad saw. dengan bekal mu’jizat yang luarbiasa yaitu Al-Qur’anul Karim. Ia adalah nur ilahi dan wahyu samawy yang diletakkan ke dalam lubuk hati Nabi-Nya sebagai Qur’anan ‘Arobiyyan (bacaan berbahasa Arab) yang mulus dan lempang. Ia membacanya sepanjang malam dan siang. Dengannya Ia dapat menghidupkan semangat generasi dari bahaya kemusnahan, dari generasi yang sudah punah menjadi generasi yang hidup kembali dengan pancaran sinar Al-Qur’an dan menunjukinya dengan jalan yang teramat lurus serta membangkitkannya kembali dari lembah kenistaan menjadi ummat yang terbaik yang ditampilkan untuk ikatan seluruh manusia. Allah menegaskan dengan firmannya :
“Dan apakah orang sudah mati kemudian dia kami hidupkan dan kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap-gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar daripadanya? Demikianlah kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al-An’am ayat 122)
Al-Qur’an telah membangkitkan ummat memperbaharui masyarakat, dan menyusun generasi yang belum pernah tampil dalam sejarah. Ia menampilkan orang Arab dari kehidupan sebagai penggembala unta dan kimbing menjadi pemimpin bangsa-bangsa, yang dapat menguasai dunia bahkan sampai kepada negeri-negeri yang begitu jauh mengenalnya.
Kesemuanya itu berkat Al-Qur’an sebagai mu’jizat (Muhammad) penutup para Nabi dan Rasul. Dalam hal ini seorang tokoh penyair mengatakan :
Saudaramu Isa telah menggugah
Orang yang mati menjadi hidup
Sedang anda menghidupkan generasi
Dari bahaya kemusnahan…
Bila mu’jizat para Nabi terdahulu itu adalah berupa mukjizat indrawi yang sesuai dengan masa dan zaman di masa mereka dibangkitkan. Mu’jizat Nabi Musa as. berupa tangan dan tongkat karena ia diutus pada suatu masa dimana banyak ahli sihir dan merajalelanya sihir.
Demikian pula mu’jizat Nabi Isa as. dimana ia dapat menghidupkan orang-orang mati, menyembuhkan penyakit buta dan kusta serta dapat memberitahukan hal-hal yang gaib, karena diutus pada suatu masa dimana ilmu kedokteran dan pengetahuan, begitu subur dan populer, dokter-dokter spesialis bermunculan. Waktu itu tampillah Isa ibnu Maryam dengan membawa sesuatu yang mengagumkan serta menundukkan mereka yaitu dapat menyembuhkan orang-orang yang sakit, menghidupan orang-orang yang telah mati dan menyembuhkan orang-orang yang buta dan yang tuli.
Bila mu’jizat-mu’jizat Nabi dan Rasul terdahulu berupa mukjizat materi yang bersifat indrawi maka mu’jizat Muhammad ibnu Abdillah adalah berupa mu’jizat ruhiyah yang bersifat rasional. Allah telah memberikan keistimewaan kepadanya berupa Al-Qur’an sebagai mu’jizat rasional yang kekal di sepanjang zaman agar dapat diperhatikan oleh orang yang mempunyai hati dan pemikiran. Sehingga mereka bisa terkena pantulan sinarnya dan mempergunakan petunjuknya, di saat kini dan nanti.
Dalam sebuah hadits Rasulullah s.a.w. ia bersabda: “Tiada seorang Nabipun dari Nabi-nabi yang terdahulu itu kecuali mereka hanya diberi mu’jizat yang sesuai, agar manusia mempercayainya, tetapi (mu’jizat) yang diberikan kepadaku adalah berupa wahyu (pengetahuan) yang disampaikan oleh Allah kepadaku. Aku mengharapkan agar aku menjadi Nabi yang paling banyak pengikutnya”. (Hadits Riwayat Al-Bukhari)
Jika demikian, wahyu samawi yang disampaikan dalam lubuk hati nabi yang dipercaya itu adalah agar menjadi sinar dan rahmat bagi sekalian alam. Ia adalah mu’jizat Islam yang langgeng, hujjah yang kekal dan tegak di muka bumi sebagai saksi kebenaran rasul serta menjadi juru bicara kebesaran dan kelanggengan Islam. Adapun mu’jizat yang bersifat indrawi telah berlalu bersama kejadian-kejadian alamiah dan sirna dari kenyataan, berbarengan dengan wafatnya para nabi yang mulia sebagai pembawanya.
Mu’jizat tersebut tidak akan nampak lagi wujud dan keterangannya kecuali yang diceritakan dalam Al-Qur’an tentang peristiwanya. Karena itu Al-Qur’an memiliki kelebihan dan sangat menonjol melebihi semua mu’jizat baik yang telah lalu maupun yang akan terjadi (kalau ada). Seorang pujangga mengatakan:
Para nabi dahulu datang
Membawa ayat dan hilang
Sedang engkau datang
Dengan kitab yang tak hilang
Ayat-ayatnya tetap baru
Meski masa telah berlalu
Dihias dengan keindahan asli
Suci, murni lagi sejati.
Seorang ilmiawan ternama Imam Al-Zarkoni memberikan komentar:
Di sini kami akan memperoleh suatu pengertian bahwa Alqur’an dengan seluruh aspek kemu’jizatannya telah dinyatakan abadi, tidak akan hilang dengan berlalunya masa, tidak akan mati dengan wafatnya Rasulullah, tetapi ia akan tegak di muka bumi dan akan menghantam orang yang berdusta dan mengingkarinya.
Al-Qur’an mengajak (mengantarkan) seluruh bangsa untuk mengikuti petunjuk keselamatan dan kebahagiaan umat manusia. Karena itu akan jelaslah perbedaan antara mu’jizat nabi Islam (Muhammad) dengan mu’jizat rekan-rekannya para nabi yang lain.
Mu’jizat Nabi Muhammad adalah merupakan kesatuan dari beribu judul karangan yang sungguh selalu menarik di sepanjang masa, sampai saat ini dan sampai saat nanti sehingga Allah kelak mewarisi bumi dan seluruh yang ada di persada ini. Sedangkan mu’jizat seluruh rasul (yang lain) adalah jumlahnya terbatas dan pendek masanya. Akan lenyap dengan tenggelamnya masa dan akan hilang dengan wafatnya mereka. Orang yang mencari-carinya tidak akan menemui kecuali hanya sekedar cerita. Tidak benar orang-orang yang menemuinya kecuali dari Al-Qur’an. Itulah ni’mat yang diberikan kepada Al-Qur’an dimana melebihi seluruh kitab dan seluruh (mu’jizat) para rasul, dan yang dinilai benar oleh semua agama.