Fatwapedia.com – Dimulai dengan kisah penaklukan kota Baghdad oleh Pendiri Dinasti Mongol, cucu Jenghis Khan, Hulagu Khan, menaklukkan lalu membumihanguskan kota baghdad.
Kisah ini viral dari potongan video pidato presiden Recep Thayyeb Erdogan di hadapan Parlemen Turki beberapa waktu yang lalu. Berikut translate dalam bahasa Indonesia.
Dialog Hulagu vs Kadihan. Pendiri Dinasti Mongol, cucu Jenghis Khan, Hulagu Khan, menaklukkan lalu membumihanguskan kota baghdad.
Ada satu sumber yang mengatakan bahwa dalam peristiwa itu 200 ribu orang dibunuh saat itu, Dan ada pula sumber lain yang mengatakan 400 ribu orang dibunuh pada saat itu.
Setiap masjid-masjid di Baghdad yang indah indah dan bersejarah, juga istana-istana, perpustakaan-perpustakaan, dibumihanguskan oleh tentara Hulagu Khan.
Hulagu Khan yang membangun markas besarnya di luar kota Baghdad ini kemudian mengirim suatu pengumuman, bahwasanya dirinya ingin bertemu dengan ulama terbesar di daerah itu. Tentu saja tidak ada satupun ulama yang berani bertemu dengan Hulagu.
Pada akhirnya, seseorang bernama Kadihan, seorang guru madrasah yang sangat muda bahkan belum berjanggut, berani bertemu Hulagu… sangat menarik….
Dia datang menuju markas besar Hulagu Khan sambil membawa seekor onta, seekor kambing dan seekor ayam jago bersamanya
Diapun sampai di markas Hulagu…
Hulagu langsung menatap pemuda itu dari ujung rambut hingga ujung kaki, lalu bertanya kepada si pemuda, “selama ini apakah mereka hanya menemukan orang sepertimu untuk menghadapku?” Hulagu bertanya kepada si pemuda
Kadihan pun menjawab: “Jika kamu ingin bertemu dengan yang besar, di luar ada seekor Onta, jika kamu ingin yang berjenggot diluar ada kambing, jika kamu ingin yang suaranya lantang, di luar ada seekor ayam jago… Kau bisa panggil sesuka hatimu..”
Setelah Hulagu paham bahwa yang dihadapannya bukanlah sembarang orang, maka dia berkata, “Beritahu padaku, apakah sebab yang mampu mendatangkan aku ke sini?”
Sang pemuda pun memberikan jawaban yang sangat menyentuh,
“Yang mendatangkanmu kemari adalah amal-amal kami.
Kami tidak menghiraukan/lupa/lalai dari nikmat-nikmat yang telah Allah berikan kepada kami.
Kami jatuh ke dalam jurang kesenangan dan berfoya-foya.
Kami sibuk mengejar jabatan, pangkat dan kekayaan dunia.
Maka Allah mendatangkan kalian untuk mengambil nikmat-nikmatnya kembali.”
Hulagu pun memberikan pertanyaa kedua: ”Kalau begitu siapa yang bisa mengusirku dari sini?”
Kadihan pun menjawab:
“Jika kami menyadari akan diri kami.
Jika kami mensyukuri segala nikmat Allah yang diberikan kepada kami.
Jika kami berhenti bertikai satu dengan yang lain, maka pada saat itulah kau tidak akan bisa bertahan di tanah ini.”
Kisah yang penuh pelajaran berharga bagi kaum muslimin. Terkadang berkuasanya para pemimpin durjana bukan sebab kekuatan mereka, namun faktor utamanya adalah lemahnya umat islam dalam menggalang persatuan dan kuatnya egoisme dan kepentingan pribadi atau kelompok melebihi kepentingan umat dan agama. Wallahu a’lam
Disarikan dari Pidato RT Erdogan Presiden Turki di Hadapan Parlemen Turki. Penerjemah @alfath_elfath pengunggah @ariekuntung
Source: Jeyjingga