Fatwapedia.com – Sebagaimana diketahui bahwa surga diperuntukan hanya kepada hamba Allah yang mentauhidkan-Nya, baik dari kalangan laki-laki maupun wanita, mereka semuanya mendapatkan peluang yang sama untuk mendapatkan surga-Nya Allah Subhanaahu wa Ta’aalaa. Firman-Nya :
وَمَنْ يَّعْمَلْ مِنَ الصّٰلِحٰتِ مِنْ ذَكَرٍ اَوْ اُنْثٰى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَاُولٰٓئِكَ يَدْخُلُوْنَ الْجَـنَّةَ وَلَا يُظْلَمُوْنَ نَقِيْرًا
“Dan barang siapa mengerjakan amal kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan sedang dia beriman, maka mereka itu akan masuk ke dalam surga dan mereka tidak dizalimi sedikit pun.” (QS. An-Nisa’ 4: Ayat 124).
Diantara kenikmatan yang didapatkan oleh seorang laki-laki didalam surga adalah dinikahkan kepada bidadari yang cantik jelita. Firman-Nya :
كَذٰلِكَ ۗ وَزَوَّجْنٰهُمْ بِحُوْرٍ عِيْنٍ
“demikianlah, kemudian Kami berikan kepada mereka pasangan bidadari yang bermata indah.” (QS. Ad-Dukhan 44: Ayat 54).
Jika laki-laki mendapatkan bidadari, maka bagaimana dengan wanita, apakah mereka mendapatkan bidadara juga?, Jawabannya bahwa Allah Tabaaraka wa Ta’aalaa menggambarkan bagaimana kenikmatan surga, Firman-Nya :
نَحْنُ اَوْلِيٰۤـؤُکُمْ فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَفِى الْاٰخِرَةِ ۚ وَلَـكُمْ فِيْهَا مَا تَشْتَهِيْۤ اَنْفُسُكُمْ وَلَـكُمْ فِيْهَا مَا تَدَّعُوْنَ
“Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya (surga) kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh apa yang kamu minta.” (QS. Fussilat 41: Ayat 31).
Salah satu kenikmatan yang dijanjikan dalam surga adalah pernikahan, dan ini umum baik untuk laki-laki maupun wanita. Bidadari sudah ternashkan secara jelas dan gamblang dalam al-Kitab dan as-Sunnah bahwa kelak mereka akan dinikahkan kepada laki-laki penghuni surga. Sedangkan para wanita, mereka akan dikumpulkan kembali dengan suaminya sewaktu didunia, sebagaimana diisyaratkan dalam Firman Allah Azza wa Jalla :
رَبَّنَا وَاَدْخِلْهُمْ جَنّٰتِ عَدْنِ اِلَّتِيْ وَعَدْتَّهُمْ وَمَنْ صَلَحَ مِنْ اٰبَآئِهِمْ وَاَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيّٰتِهِمْ ۗ اِنَّكَ اَنْتَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ
“Ya Tuhan kami, masukkanlah mereka ke dalam Surga ‘Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka, dan orang yang saleh di antara nenek moyang mereka, istri-istri, dan keturunan mereka. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana.” (QS. Ghafir 40: Ayat 8).
Al-‘Alamah Ibnu Utsaimin rahimahullah pernah berkata :
ﻓﺎﻟﻤﺮﺃﺓ ﻳﺰﻭﺟﻬﺎ ﺍﻟﻠﻪ – ﺗﺒﺎﺭﻙ ﻭﺗﻌﺎﻟﻰ – ﻓﻲ ﺍﻟﺠﻨﺔ ﺑﺰﻭﺟﻬﺎ ﺍﻟﺬﻱ ﻛﺎﻥ ﺯﻭﺟﺎً ﻟﻬﺎ ﻓﻲ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ
“Wanita akan Allah nikahkan di surga dengan suami yang dinikahinya di dunia.” (Majmu Fatawaa (II/51)).
Lantas bagaimana jika suami wanita tersebut ternyata bukan penghuni surga atau selama di dunia tidak pernah menikah, siapakah pendampingnya kelak di surga?, Jawabannya tidak ada nash yang secara khusus menjelaskan masalah ini. Sehingga para ulama pun memiliki pandangan yang berbeda.
Al-‘Alamah al-Aluusiy rahimahullah berpendapat, sang wanita tersebut akan dinikahkan dengan laki-laki yang memiliki istri, sehingga ia dikumpulkan bersama istri laki-laki tersebut di dunia dan istrinya dari kalangan bidadari surga (Tafsir Ruuh al-Ma’aaniy (XXV/136)).
Sementara itu, al-‘Alamah ibnu Utsaimin berpendapat bahwa ia akan dinikahkan dengan laki-laki bujang di dunia, sehingga sang wanita dikumpulkam bersama istrinya juga dari kalangan bidadari.
Sebagai catatan, bahwa suami atau istri di dunia ketika nanti di surga, Allah jadikan bentuk dan rupanya dengan penampilan yang sangat istimewa ganteng atau cantik, sebagaimana sabda Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam :
ﺇِﻥَّ ﺃَﻭَّﻝَ ﺯُﻣْﺮَﺓٍ ﻳَﺪْﺧُﻠُﻮْﻥَ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔَ ﻋَﻠَﻰ ﺻُﻮْﺭَﺓِ ﺍﻟْﻘَﻤَﺮِ ﻟَﻴْﻠَﺔَ ﺍﻟْﺒَﺪْﺭِ . ﻭَﺍﻟَّﺬِﻳْﻦَ ﻳَﻠُﻮْﻧَﻬُﻢْ ﻋَﻠَﻰ ﺃَﺷَﺪِّ ﻛَﻮْﻛَﺐٍ ﺩُﺭِّﻱٍّ، ﻓِﻲ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﺀِ، ﺇِﺿَﺎﺀَﺓً . ﻻَ ﻳَﺒُﻮْﻟُﻮْﻥَ ﻭَﻻَ ﻳَﺘَﻐَﻮَّﻃُﻮْﻥَ ﻭَﻻَ ﻳَﻤْﺘَﺨِﻄُﻮْﻥَ ﻭَﻻَ ﻳَﺘْﻔِﻠُﻮْﻥَ . ﺃَﻣْﺸَﺎﻃُﻬُﻢُ ﺍﻟﺬَّﻫَﺐُ . ﻭَﺭَﺷَﺤُﻬُﻢُ ﺍﻟْﻤِﺴْﻚُ . ﻭَﻣَﺠَﺎﻣِﺮُﻫُﻢُ ﺍْﻷُﻟُﻮَّﺓُ . ﻭَﺃَﺯْﻭَﺍﺟُﻬُﻢُ ﺍﻟْﺤُﻮْﺭُ ﺍﻟْﻌِﻴْﻦُ . ﺃَﺧْﻼَﻗُﻬُﻢْ ﻋَﻠﻰَ ﺧُﻠُﻖِ ﺭَﺟُﻞٍ ﻭَﺍﺣِﺪٍ . ﻋَﻠَﻰ ﺻُﻮْﺭَﺓِ ﺃَﺑِﻴْﻬِﻢْ ﺁﺩَﻡَ . ﺳِﺘُّﻮْﻥَ ﺫِﺭَﺍﻋًﺎ، ﻓِﻲ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﺀِ
“Sesungguhnya rombongan yang pertama kali memasuki surga wajahnya bagaikan bulan purnama, kemudian rombongan berikutnya wajahnya lebih terang dari dari pada bintang yang terang-benderang. Mereka tidak buang air kecil, tidak buang air besar, tidak membuang ingus dan tidak meludah. Sisir mereka dari emas. Keringat mereka minyak kesturi. Wewangian (pedupaan) mereka kayu uluwwah. Pasangan mereka bidadari yang bermata jelita. Budi pekerti mereka serupa. Bentuk mereka seperti bentuk bapak mereka Adam, tingginya enam puluh hasta.” (HR. Bukhori).
Jadi jawaban dari pertanyaan dalam judul tulisan, bahwa para wanita akan mendapatkan bidadara (pasangan), baik itu suaminya sewaktu di dunia yang telah berubah menjadi sangat ganteng, sebagaimana gantengnya Nabi Adam alaihis salam atau suami orang lain, jika sang wanita belum menikah atau suaminya di dunia bukan termasuk penghuni surga atau dinikahkan dengan laki-laki penghuni surga yang bujangan yang belum memiliki pasangan wanita di dunia. Wallahu a’lam.
Tambahan:
Pertanyaan: Fadhilatus Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin pernah ditanya: “jika laki-laki mendapatkan istri-istri bidadari di Surga, lantas apa yang akan didapatkan oleh wanita?
Jawaban: Kelak kaum wanita akan mendapatkan pria ahli Surga, dan lelaki ahli Surga lebih baik dari pada bidadari. Pria yang paling baik adalah di antara pria ahli Surga. Dengan begitu, bagian wanita di Surga bisa jadi lebih besar dan lebih banyak daripada bagian pria, dalam masalah pernikahan. Karena wanita di dunia juga (bersuami) mereka mempunyai beberapa suami di Surga. Bila wanita mempunyai 2 suami, ia diberi pilihan untuk memilih di antara keduanya, dan ia akan memilih yang paling baik dari keduanya.
(Fatawa wa Durusul Haramil Makki, Syaikh Ibn Utsaimin 1/132, yang dinukil dalam Al-Fatawa Al-Jami’ah lil Mar’atil Muslimah)
Oleh: Abu Sa’id Neno Triyono