Fatwapedia.com – Berikut ini fatwa majlis ifta Urdu tentang haramnya membagikan dan menyebarkan konten video yang mengandung unsur menakutkan dan mengejutkan.
السؤال: يتم تداول مقاطع فيديو على مواقع التواصل الاجتماعي تبدأ في طرح موضوع مهم لجذب الانتباه والتركيز، وفي آخر المقطع يظهر شيء مخيف بشكل مفاجئ، وهذا يكون من باب المزاح، لكنه مخيف جداً، ولو أرسل هذا المقطع لمرأة حامل أو مريض قلب أو شيخ كبير قد يتسبب بموت أو جلطة أو ضرر، أرجو من سماحتكم النظر في الموضوع بإصدار فتوى مثلاً تحرم تداول مثل هذه المقاطع؟
Pertanyaan: Tersebar potongan video di media sosial, video dimulai dengan menunjukkan judul yang menarik perhatian dan konsentrasi, namun pada akhir video nampak gambar yang menakutkan dan mengejutkan, memang video ini maksudnya untuk hiburan, namun sangat menakutkan, seandainya video ini dikirim ke orang yang sedang hamil atau sakit jantung atau orang tua bisa mengakibatkan mati mendadak atau bahaya lainnya. Saya harap dengan kemurahanmu untuk melihat masalah ini dan mengeluarkan fatwa misalnya haram menyebarkan cuplikan video seperti ini?
الجواب: الحمد لله، والصلاة والسلام على سيدنا رسول الله ينبغي للمسلم إذا أراد نشر أي مادة على مواقع التواصل الاجتماعي أنْ يحرص على نشر ما فيه الخير والنفع والفائدة للمجتمع، قال الله تعالى: {وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ} [المائدة: 2].
Jawaban: Segala puji bagi Allah shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah. Selayaknya bagi setiap muslim jika hendak membagikan materi apapun di media sosial, agar memperhatikan konten yang baik, bermanfaat bagi masyarakat. Allah berfirman:
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ
“Dan saling tolong menolong lah dalam kebaikan dan taqwa dan jangan tolong menolong dalam dosa dan permusuhan.”
وعلى المسلم أنْ يبتعدَ عن نشر كلِّ ما فيه سخرية أو ترويع أو تخويف، فمن حُقوقِ المسلم على المسلم أن لا يحزنه أو يخوفه أو يزعجه، روى أبو داود في [سننه] أنَّ أصحابَ محمد صلى الله عليه وسلم كانوا يسيرون مع النبي صلى الله عليه وسلم، فنام رجل منهم، فانطلق بعضُهم إلى حبل معه فأخذه، ففزِع، فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: (لا يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يُرَوِّعَ مُسْلِمًا).
Wajib bagi muslim menjauhi menyebarkan segala sesuatu yang berupa penghinaan dan menakutkan. Diantara hak seorang muslim adalah tidak boleh membuatnya sedih, takut dan mengganggu. Dari Abdurrahaman Bin Abu Laila, beliau berkata, para sahabat Nabi Muhammad ﷺ bermusafir bersama beliau. Salah seorang dari mereka tertidur lalu ada sebahagian sahabat yang mengambil dan menarik tali yang ada bersamanya sehingga orang yang tidur itu terkejut, maka Rasulullah ﷺ bersabda, “Tidak halal bagi seorang muslim membuat saudara muslimnya terkejut.” (Sunan Abi Daud)
قال المناوي رحمه الله تعالى في [فيض القدير شرح الجامع الصغير 6/ 447]: “لا يحلُّ لمسلمٍ أنْ يُروّعَ بالتشديد أي: يُفزع مُسلِماً وإنْ كان هازلاً، كإشارته بسيف أو حديدة أو أفعى أو أخذ متاعه فيفزع لفقده؛ لما فيه من إدخال الأذى والضرر عليه، والمسلمُ من سلِم المسلمون من لسانه ويده”.
Berkata Al-Manawi dalam kitab Faidil Qadir Syarh Al-Jami Ash-Shaghir: Tidak halal seorang muslim menakut-nakuti, dengan tasydid huruf waw, maksudnya mengejutkan muslim lainnya meskipun bercanda, seperti menunjuknya dengan pedang atau besi atau ular atau mengambil barangnya lalu pura-pura hilang, larangan ini disebabkan karena mengakibatkan bahaya dan kerusakan, dan seorang muslim adalah orang yang membuat muslim lainnya aman dari gangguan mulut dan tangannya.
كما أن التسبب في ترويع الآخرين قد يترتب عليه الضمان في بعض الحالات، كمن قصد تخويف غير المميز أو البالغ غير المتيقظ لهذا الموقف فمات، فيعدّ فعله قتلاً شبه عمد، وعليه الدية مغلظة، وكذلك عليه الدية إن تسبب الترويع بذهاب منفعة عضو من أعضاء من تم ترويعه.
Sebagaimana menakut-nakuti / meneror orang lain terkadang berkonsekuensi jaminan hukum di sebagian kondisi, seperti orang yang sengaja menakut-nakuti anak kecil maupun dewasa namun dalam kondisi tidak sadar lalu meninggal, maka terhitung perbuatannya membunuh semi sengaja, maka wajib membayar diyat yang berat, begitu juga akan terkena diyat jika mengakibatkan hilangnya fungsi dari sebagian anggota tubuh karena sebab aksinya.
جاء في [تحفة المحتاج 9/ 2]: “إذا صاح بنفسه أو بآلة معه على صبي لا يميز أو مجنون أو معتوه أو نائم أو ضعيف عقل ولم يحتج لذكرهم؛ لأنهم في معنى غير المميز، بل المميز غير المتيقظ مثلهم، كما أفهمه قوله الآتي، ومراهق متيقظ كبالغ وهو واقف أو جالس أو مضطجع أو مستلق على طرف سطح أو شفير بئر أو نهر صيحة منكرة فوقع عقبها بذلك الصياح، وحذف تقييد أصله بالارتعاد تنبيها على أن ذكره لكونه يغلب وجوده عقب هذه الحالة لا لكونه شرطاً،
Disebutkan dalam Tuhfatul Muhtaj jika seseorang berteriak atau dengan membawa senjata kepada anak kecil yang belum tamyiz, atau karena gila, atau saat tidur atau karena lemahnya akal, idiot tidak mampu berhujah karena memori، karena mereka tergolong tidak tamyiz, jikapun tamyiz namun tidak punya kesadaran, remaja yang punya kesadaran seperti orang baligh yang sedang berdiri atau duduk, miring atau berbaring diatas genteng atau di punggir sumur atau sungai lalu mendengar teriakan yang menakutkan lalu jatuh sebab teriakan itu. Dan menghapus batasan asalnya dengan gemetar ketakutan menjadi pengingat bahwa kejadiannya yang disebabkan hal ini bukan menjadi syarat.
إذ المدار على ما يغلب على الظن كون السقوط بالصياح فمات منها، وحذفها لدلالة فاء السببية عليها، لكن الفورية التي أشعرت بها غير شرط إن بقي الألم إلى الموت فدية مغلظة على العاقلة؛ لأنه شبه عمد لا قود لانتفاء غلبة إفضاء ذلك إلى الموت، لكنه لما كثر إفضاؤه إليه أحلنا الهلاك عليه وجعلناه شبه عمد، ولو لم يمت بل ذهب مشيه أو بصره أو عقله مثلا ضمنته العاقلة كذلك أيضاً بأرشه المارّ فيه”.
Jadi inti dari persoalan berdasarkan dugaan yang kuat terjatuh karena teriakan lalu meninggal, dan membuang huruf fa sababiyah, akan tetapi kejadian yang cepat yang dia rasakan bukan menjadi syarat selama rasa sakit hingga kematian adalah denda yang berat bagi yang berakal, karena serupa dengan sengaja
وعليه؛ فيجب على المسلم تجنب نشر ما فيه ترويع للآخرين حتى لو كان بقصد المزاح، هذا في حقّ الكبار البالغين، وهو في حقّ الصغار أولى بالمنع؛ لضعفهم، ولأثر ذلك على تربيتهم النفسية. والله تعالى أعلم
Maka wajib bagi muslim berhenti menyebarkan konten yang berisi teror menakutkan bagi orang lain sekalipun niatnya untuk bercanda, ini merupakan hak orang dewasa, dan bagi anak kecil lebih dilarang lagi, karena kelemahannya dan pengaruh buruk untuk proses pendidikan jiwa mereka. Wallahu a’lam.
Diterjemahkan oleh: Akmar Kholid S
Sumber : Lembaga Fatwa Yordania, nomor 3621