Fatwapedia.com – Hari Kiamat adalah salah satu konsep yang telah mempengaruhi pemikiran manusia selama ribuan tahun. Berbagai agama dan kepercayaan memiliki pandangan yang berbeda tentang bagaimana akhir dunia akan terjadi. Namun, di sini kita akan mengeksplorasi pandangan tentang Hari Kiamat dari sudut pandang ilmu pengetahuan modern.
Misteri Kiamat Terungkap: Perspektif Geologi dan Fisika
Siapa sangka, cerita tentang hari kiamat ternyata bisa kita lihat dari dua sudut pandang yang unik: geologi dan fisika. Mari kita kupas lebih dalam bagaimana perspektif ini mengungkap rahasia akhir dunia.
1. Geologi Menguak Asal Usul Bumi
Pandangan pertama kita berasal dari dunia geologi. Menurutnya, hari kiamat bermula saat bumi terbentuk dari perputaran gas chaotis. Ketika gas-gas itu akhirnya mereda, yang berat tenggelam ke bawah sementara yang ringan tinggal di atas.
Melalui proses evolusi yang teramat panjang, gas-gas di permukaan berubah menjadi batu, kerikil, pasir, dan benda-benda lainnya. Namun, gas di bagian dalam bumi masih membara. Akhirnya, zat panas ini mencampur dengan lava, lahar, batu, dan pasir panas. Selama bumi beredar mengelilingi matahari, gaya tariknya pun berkurang. Ini menyebabkan bumi mengalami perubahan orbit, seperti meteor yang bercahaya atau hancur dalam kehancuran yang epik.
2. Teori Fisika Menyajikan Sisi Lain Kiamat
Lihatlah kiamat dari perspektif fisika. Menurut teori ini, saat kiamat adalah saat matahari berjarak sekitar 150 juta kilometer dari bumi. Namun, sinar matahari yang kita nikmati sehari-hari memerlukan waktu 8 menit 20 detik untuk mencapai kita. Matahari sendiri memiliki diameter mencapai 1,4 juta kilometer, dengan luas permukaan yang luar biasa, mencapai 622160 kilometer persegi.
Para ahli fisika memberi tahu kita bahwa energi matahari yang dipancarkan ke angkasa dan sekitarnya sebesar 5,7 x 10^27 kalori, setara dengan 5853,9 kalori per menit. Matahari bisa “menyala” selama 50 miliar tahun dengan suhu mencapai 15 juta derajat Celsius!
Apa artinya ini? Ini berarti bahwa ketika suatu hari matahari kehabisan tenaga atau cahayanya semakin redup, maka angin dan awan akan menghilang. Tanpa angin dan awan, hujan pun tak lagi turun. Akibatnya, gunung-gunung akan meletus, ombak akan bergelora, dan air laut akan melanda, menghancurkan segalanya.
1. Dasar-Dasar Kehidupan di Bumi
Sebelum kita membahas Hari Kiamat, penting untuk memahami bagaimana kehidupan di Bumi telah berkembang selama miliaran tahun. Ilmu pengetahuan modern telah mengungkapkan bahwa Bumi terbentuk sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu dan kehidupan pertama muncul sekitar 3,5 miliar tahun yang lalu. Proses evolusi yang panjang telah mengarah pada beragam bentuk kehidupan yang ada di planet ini.
2. Kehidupan Manusia di Bumi
Sejarah kehidupan manusia di Bumi mencakup periode yang sangat singkat dibandingkan dengan sejarah Bumi itu sendiri. Manusia modern telah ada selama sekitar 200.000 tahun, dan selama waktu itu, kita telah mengalami perkembangan signifikan dalam hal teknologi, budaya, dan pengetahuan. Namun, Bumi memiliki usia yang jauh lebih tua daripada kita, dan pertanyaannya adalah apa yang akan terjadi selanjutnya?
3. Ancaman Bencana Alam
Salah satu aspek yang sering kali dibicarakan dalam konteks Hari Kiamat adalah potensi bencana alam yang bisa menghancurkan peradaban manusia. Bumi telah mengalami banyak peristiwa dramatis seperti gempa bumi, letusan gunung berapi, dan banjir besar sepanjang sejarahnya. Ilmu pengetahuan modern memungkinkan kita untuk memahami lebih baik bagaimana peristiwa-peristiwa ini terjadi dan bahkan mengambil langkah-langkah untuk mengurangi dampaknya.
4. Perubahan Iklim dan Kiamat
Salah satu perhatian besar dalam ilmu pengetahuan modern adalah perubahan iklim. Aktivitas manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil telah menyebabkan peningkatan dramatis dalam emisi gas rumah kaca, yang berdampak pada perubahan iklim global. Meskipun tidak bisa dianggap sebagai “Hari Kiamat” dalam arti tradisional, perubahan iklim global memiliki potensi untuk merusak ekosistem Bumi dan mengancam kehidupan manusia di masa depan.
5. Ancaman Luar Angkasa
Selain ancaman di Bumi, manusia juga perlu mempertimbangkan ancaman dari luar angkasa. Ada sejumlah asteroid dan komet yang melintasi tata surya kita, dan beberapa di antaranya memiliki potensi untuk menimbulkan bencana besar jika mereka berdampak dengan Bumi. Ilmu pengetahuan telah membuat langkah-langkah untuk melacak dan memahami objek-objek ini, dan upaya perlindungan Bumi sedang dikerjakan.
Al-Qur’an dalam Perspektif Al-Qur’an
Imam Ath Thabari dan Ibnu Katsir menyatakan bahwa telah diperlihatkan peristiwa-peristiwa yang menakjubkan di dunia. Ada peristiwa pembunuhan yang dipermasalahkan oleh Bani Israil, akan di hidupkan kembali oleh Allah Swt. hanya dengan perantaraan daging sapi yang dipukulkan ke tubuh orang yang terbunuh.
Kisah ini tercantum dalam dua ayat AL-Qur’an sebagai berikut:
Qur’an Surat Al-Baqarah Ayat 72
وَإِذْ قَتَلْتُمْ نَفْسًا فَٱدَّٰرَْٰٔتُمْ فِيهَا ۖ وَٱللَّهُ مُخْرِجٌ مَّا كُنتُمْ تَكْتُمُونَ
Wa iż qataltum nafsan faddāra’tum fīhā, wallāhu mukhrijum mā kuntum taktumụn
Artinya: “Dan (ingatlah), ketika kamu membunuh seorang manusia lalu kamu saling tuduh menuduh tentang itu. Dan Allah hendak menyingkapkan apa yang selama ini kamu sembunyikan.”
Qur’an Surat Al-Baqarah Ayat 73
فَقُلْنَا ٱضْرِبُوهُ بِبَعْضِهَا ۚ كَذَٰلِكَ يُحْىِ ٱللَّهُ ٱلْمَوْتَىٰ وَيُرِيكُمْ ءَايَٰتِهِۦ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ
Fa qulnaḍribụhu biba’ḍihā, każālika yuḥyillāhul-mautā wa yurīkum āyātihī la’allakum ta’qilụn
Artinya: Lalu Kami berfirman: “Pukullah mayat itu dengan sebahagian anggota sapi betina itu!”
Demikianlah penjelasan dalam Al-Qur’an tentang menghidupkan kembali orang-orang yang telah mati, dam memperlihatkan padamu tanda-tanda kekuasaan-Nya agar kamu mengerti. Peristiwa Nabi Ibrahim dan burung-burung yang dicincangnya kemudian diletakkan di tiap-tiap bagian di atas bukit lalu Allah Swt. berfirman:
Qur’an Surat Al-Baqarah Ayat 260
وَإِذْ قَالَ إِبْرَٰهِۦمُ رَبِّ أَرِنِى كَيْفَ تُحْىِ ٱلْمَوْتَىٰ ۖ قَالَ أَوَلَمْ تُؤْمِن ۖ قَالَ بَلَىٰ وَلَٰكِن لِّيَطْمَئِنَّ قَلْبِى ۖ قَالَ فَخُذْ أَرْبَعَةً مِّنَ ٱلطَّيْرِ فَصُرْهُنَّ إِلَيْكَ ثُمَّ ٱجْعَلْ عَلَىٰ كُلِّ جَبَلٍ مِّنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ٱدْعُهُنَّ يَأْتِينَكَ سَعْيًا ۚ وَٱعْلَمْ أَنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
Wa iż qāla ibrāhīmu rabbi arinī kaifa tuḥyil-mautā, qāla a wa lam tu`min, qāla balā wa lākil liyaṭma`inna qalbī, qāla fakhuż arba’atam minaṭ-ṭairi fa ṣur-hunna ilaika ṡummaj’al ‘alā kulli jabalim min-hunna juz`an ṡummad’uhunna ya`tīnaka sa’yā, wa’lam annallāha ‘azīzun ḥakīm
Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati”. Allah berfirman: “Belum yakinkah kamu?” Ibrahim menjawab: “Aku telah meyakinkannya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku) Allah berfirman: “(Kalau demikian) ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah semuanya olehmu. (Allah berfirman): “Lalu letakkan diatas tiap-tiap satu bukit satu bagian dari bagian-bagian itu, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera”. Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
Dua informasi tentang bukti dalam Al-Qur’an terkait hari kiamat memang dijelaskan oleh al-Qur’an. Tapi, penjelasan tersebut bukanlah berita langsung bahwa Hari Akhir akan datang. Dua hal tersebut adalah informasi historis atau sejarah tentang peristiwa yang pernah terjadi dan menjadi bukti secara indrawi bahwa kiamat pasti akan datang. (Sumber: Bincang syariah).
Kesimpulan
Hari Kiamat adalah konsep yang telah ada dalam berbagai budaya dan agama selama berabad-abad. Namun, ilmu pengetahuan modern membawa pandangan yang berbeda tentang akhir dunia. Daripada melihatnya sebagai bencana yang tak terhindarkan, kita dapat melihatnya sebagai tantangan yang dapat dihadapi dengan pengetahuan dan tindakan yang tepat. Masa depan Bumi dan manusia mungkin belum pasti, tetapi dengan pemahaman dan kerja sama, kita dapat mempengaruhi arahnya.