Hukum Mengubur Dua Jenazah atau Lebih dalam Satu Liang Lahat

Fatwapedia.com – Berikut ini adalah fatwa tentang hukum menguburkan dua jenazah atau lebih dalam satu liang. Serta larangan membongkar kuburan tanpa alasan mendesak.

السؤال : ما حكم الدفن في الفسقيات، وهل يجوز هدم المقبرة التي تم الدفن فيها بهذه الطريقة وبناء مقبرة مكانها؟

Pertanyaan: Apa hukum mengubur mayit dengan cara fasqiyah* dan bolehkah membongkar kuburan yang telah ditutup dengan cara ini dan membangun kuburan ditempatnya?

الجواب : الحمد لله، والصلاة والسلام على سيدنا رسول الله الأصل في القبر أن يكون حفرة في الأرض تمنع خروج الرائحة، وتمنع الحيوانات من التعرض للميت في الأحوال العادية.

Segala puji bagi Allah shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah. Hukum asalnya kuburan itu berupa galian di dalam tanah untuk mencegah keluarnya bau serta mencegah penyerangan hewan pemangsa pada situasi biasanya.

والأصل أن يدفن كل ميت في قبر مستقل وحده إلا للضرورة، فيجوز دفن أكثر من ميت في القبر الواحد، أما الدفن في الفسقية فيتم بوضع الميت في غرفة تحت الأرض، ثم تغلق عليه الغرفة ويترك الميت ليتحلل فيها، فالدفن في هذه الغرفة ليس طريقةً شرعية للدفن، كما هو المعروف من السنة التي علمنا إياها النبي صلى الله عليه وسلم في دفن موتانا.

Dan hukum asalnya, setiap mayit dipendam dalam satu liang terpisah satu sama lain kecuali kondisi darurat, boleh mengubur jenazah lebih dari satu orang dalam satu lubang, adapun mengubur dengan peti jenazah maka caranya si mayit diletakkan di ruang (lahat) yang berada di bawah kuburan, lalu ditutup dan biarkan mayit terurai didalamnya. Dan memendam mayit di dalam kamar dengan cara semacam ini bukan cara yang syar’i, sebagaimana telah diketahui Menurut sunnah seperti yang telah diajarkan oleh Nabi Kita tentang tata cara pemakaman.

واتفق الفقهاء على حرمة نبش القبر، فلا يجوز هتك حرمة القبر؛ لقوله صلى الله عليه وسلم: (كَسْرُ عَظْمِ الْمَيِّتِ كَكَسْرِهِ حَيًّا) رواه أبو داود، وقال الله تعالى: (وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آدَمَ) الإسراء/ 70، ومن كرامته أن لا يُنبش قبره ولا تُنتهك حرمته.

Dan telah sepakat para fuqaha akan haramnya menggali kubur orang yang telah meninggal, tidak boleh merusak kehormatan mayit, berdasarkan sabda Nabi: “Memecahkan tulang mayit seperti memecah tulang orang hidup.” (HR Abu Dawud) dan Firman Allah: Dan sungguh telah kami muliakan Bani Adam” dan diantara bentuk penghormatan Allah kepada manusia dengan tidak menggali kuburannya dan merusak kehormatannya.

وقد ذكر الفقهاء تحريم إدخال ميت على آخر؛ لما فيه من هتك حرمة الميت الأول وظهور رائحته، سواءً اتحد النوع كرجلين أو امرأتين أو اختلف، ولو كان بينهما محرمية كالأم مع ولدها.

Para ulama telah menyebutkan haramnya memasukan jenazah diatas jenazah lain, dikarenakan hal ini sebagai perbuatan merusak kehormatan mayit yang lebih dulu dan tentu akan tercium aromanya, meskipun berjenis kelamin yang sama seperti dua orang laki-laki atau dua orang perempuan, atau bahkan berbeda jenis kelamin. Bahkan sekalipun ada diantara keduanya mahramnya seperti ibu dengan anaknya.

وبناء على ذلك يتبين أن الدفن في الفسقية لا يعد دفناً شرعياً وهو حرام؛ لوجود المحاذير السابقة، وقد صدر قرار لمجلس الإفتاء الأردني رقم: (126) بحرمة دفن أكثر من ميت في قبر واحد. 

Maka dengan itu, jelas sudah bahwa mengubur mayit dengan cara seperti ini tidak dianggap pemakaman yang syar’i hukumnya haram karena adanya larangan-larangan diatas, dan telah diterbitkan oleh majlis fatwa Urdu nomor 126 akan keharaman mengubur lebih dari satu mayit dalam satu kuburan.

فإذا بلي الميت تماماً ولم يبق منه شيء، جاز فتح قبره ودفن غيره فيه، كما جاز أن تُبنى مقبرة شرعية مكان الفساقي، قال الإمام النووي: “لا يجوز أن يُدفن ميت في موضع ميت حتى يبلى الأول، بحيث لا يبقى منه شيء لا لحم ولا عظم” [المجموع شرح المهذب 5/284].

Jika kondisi mayit benar-benar telah hancur maka boleh membuka kuburan dan memasukkan jenazah lainnya disitu, seperti bolehnya membangun kuburan islami di tempat yang tergenang air, Imam An-nawawi: Tidak boleh mengubur mayit di tempat mayit sebelumnya hingga sudah hancur Dimana tidak tersisa sama sekali baik daging maupun tulangnya (Al-Majmu’ Syarh Muhadzab)

أما الفترة التي يحتاجها الميت حتى يبلى فتختلف من منطقة إلى أخرى، وكل أهل بلد أدرى بها، ومن المعروف أن عظام الأموات في بلادنا تبقى لمئات السنين كما هو مشاهد.

Adapun jarak (waktu) yang dibutuhkan mayit sampai terurai maka masing-masing daerah berbeda-beda, dan penduduk setempat lebih tahu kondisi ini, sedang yang telah diketahui bahwa tulang orang yang mati akan tetap utuh hingga ratusan ratuhan lamanya sebagaimana telah disaksikan.

ونود التنبيه إلى أن من دُفن في الفساقي لا يجوز إخراجه ونبش قبره حفاظاً على حرمته. والله تعالى أعلم

Dan kami ingin mengingatkan kepada orang yang dimakamkan di tempat yang tergenang air tidak boleh mengeluarkannya dan menggali kuburnya demi menjaga kehormatannya. Wallahu a’lam.

Diterjemahkan oleh: Akmar Kholid S
Artikel: www.fatwapedia.com
Sumber: www.aliftaa.jo

*Fasqiyah adalah ruang dalam tanah yang dibuat khusus untuk menaruh jenazah, dan bisa untuk satu orang atau lebih banyak lagi.

Leave a Comment