Fatwapedia.com – Saat kita membaca Al-Qur’an akan dijumpai satu ayat yang menyebutkan tentang Shalat fajar yang disaksikan oleh Malaikat. Allah SWT berfirman di dalam surat al-Isra ayat: 78
أَقِمِ الصَّلاَةَ لِدُلُوْكِ الشَّمْسِ إِلَى غَسَقِ اللَّيْلِ وَقُرْآنَ الْفَجْرِ إِنَّ قُرْآنَ الْفَجْرِ كَانَ مَشْهُوْدًا
“Dirikanlah shalat dari setelah matahari tergelincir hingga gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) Subuh. Sesungguhnya shalat Subuh itu disaksikan (oleh para malaikat).” (QS. al-Isra : 78).
Ada beberapa pertanyaan yang sering muncul dari ayat di atas, terutama yang berkaitan dengan shalat Subuh.
1. Mengapa shalat Subuh disebut Qur’anul Farj?
2. Apakah hanya shalat Subuh yang disaksikan malaikat, sedangkan shalat yang lain tidak?
3. Apa maksud shalat Subuh disaksikan malaikat?
Berikut adalah penjelasan dari tiga pertanyaan di atas.
Shalat Subuh disebut Qur’anul Farj
Mengapa shalat Subuh disebut demikian? Karena bacaan surat pada shalat Subuh lebih panjang dari shalat-shalat yang lain.
Ada banyak informasi dari hadit-hadits Nabi Saw yang memperlihatkan bahwa surat yang dibaca oleh beliau saat shalat Subuh adalah surat-surat yang jumlah ayatnya tergolong banyak dibanding surat yang beliau baca pada shalat-shalat yang lain.
Dalam hadits riwayat al Bukhari dan Muslim disebutkan bahwa terkadang Nabi Saw pada rakaat pertama membaca surat as Sajdah (30 ayat) dan surat al Insaan (31 ayat) pada rakaat kedua.
Terkadang beliau juga membaca surat Qaf (45 ayat) atau surat lain pada rakaat pertama. (HR al Bukhari dan Muslim). Terkadang beliau membaca surat-surat pendek seperti surat at Takwir (15 ayat). (HR al Bukhari dan Muslim)
Terkadang beliau membaca lebih banyak lagi, misalnya membaca surat al Baqarah hingga 60 ayat atau lebih. (HR al Bukhari dan Muslim). Dalam riwayat Imam Nasa’i, Ahmad dan al Bazzar disebutkan beliau membaca surat ar Rum (60 ayat). Bahkan terkadang surat Yasin (83 ayat). (HR Ahmad).
Terkadang membaca surat al Waqi’ah (96 ayat) pada rakaat pertama dan kedua, atau surat-surat lain yang hampir sama panjangnya. (HR Ahmad, Ibnu Khuzaimah, dan al Hakim)
Pernah pula beliau shalat Subuh di Mekah dengan membaca surat al Mu’minun (118 ayat). (HR al Bukhari dan Muslim).
Demikianlah di antara hadits-hadits yang menggambarkan kepada kita panjangnya surat-surat yang dibaca Rasulullah Saw saat menunaikan shalat Subuh. Itulah sebabnya shalat Subuh disebuat Qur’anul Fajr.
Apakah Hanya Shalat Subuh yang Disaksikan Malaikat, sedangkan Shalat Lainnya Tidak?
Perlu diketahui bahwa ayat tersebut tidak boleh dipahami secara mafhum mukhalafah, atau pendekatan terbalik. Kalau Allah mengatakan bahwa shalat Subuh disaksikan para malaikat, tidak berarti selain shalat Subuh tidak ada malaikat yang menyaksikannya.
Tentu saja malaikat menyaksikan shalat yang dilakukan setiap hamba, dan itu bukan hanya shalat Subuh. Bahkan semua gerak gerik, tindak tanduk dan segala yang tersirat dalam benak kita diketahui Allah dan tidak lepas dari catatan para malaikat.
Apa Maksud Shalat Subuh Disaksikan Malaikat
Penjelasan lebih dalam mengapa Allah dalam ayat tersebut menegaskan bahwa shalat Subuh disaksikan para malaikat adalah karena adanya momentun khusus yang terjadi pada waktu shalat Subuh; dan itu tidak terjadi pada waktu-waktu shalat yang lain.
Dalam salah satu hadits yang diriwayatkan oleh Imam Turmudzi dijelaskan oleh Rasulullah Saw bahwa yang dimaksud kalimat inna qur’aanal fajri kaana masyhuudaa adalah disaksikan oleh malaikat malam dan malaikat siang.
Perhatikan hadits berikut:
“Dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah Saw bersabda tentang firman Allah: ‘Inna qur’aanal fajri kaana masyhuudaa’; (yakni) disaksikan oleh malaikat malam dan malaikat siang.” (HR Turmudzi, hadits hasan shahih)
Dalam riwayat lain disebutkan bahwa Abu Hurairah berkata, Rasulullah Saw bersabda:
تَفْضُلُ صَلَاةُ الْجَمِيْعِ صَلَاةَ أَحَدِكُمْ وَحْدَهُ بِخَمْسٍ وَعِشْرِيْنَ جُزْءًا، وَتَجْتَمِعُ مَلَائِكَةُ اللَّيْلِ وَمَلَائِكَةُ النَّهَارِ فِي صَلَاةِ الْفَجْرِ. ثُمَّ يَقُولُ أَبُو هُرَيْرَةَ: فَاقْرَءُوا إِنْ شِئْتُمْ: إِنَّ قُرْآنَ الْفَجْرِ كَانَ مَشْهُوْدًا
“Shalat berjamaah lebih utama dibanding shalatnya salah seorang di antara kalian dengan sendirian dengan dua puluh lima bagian. Dan para malaikat malam dan malaikat siang berkumpul pada waktu shalat Subuh.” Abu Hurairah kemudian berkata, “Jika mau silakan baca: “Sesungguhnya shalat Subuh itu disaksikan (oleh para malaikat).” (HR al Bukhari dan Muslim)
Jadi, momentun yang dimaksud itu adalah adanya dua rombongan malaikat yang menjadi saksi atas shalat Subuh yang dikerjakan oleh seorang hamba, yakni malaikat malam dan malaikat siang. Dengan demikian, jelaslah mengapa dikatakan shalat Subuh itu disaksikan oleh para malaikat.
Anjuran Shalat Subuh Berjamaah dan Terus Berdzikir Sesudahnya Hingga Matahari Terbit
Dalam sebuah hadits disebutkan:
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَنْ صَلَّى الْغَدَاةَ فِى جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ ». قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ -صلى الله عليه وسلم- « تَامَّةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ »
“Dari Anas bin Malik ra, Rasulullah Saw bersabda, “Barangsiapa yang menunaikan shalat Subuh secara berjamaah, kemudian duduk berdzikir (di tempat shalatnya itu) hingga terbit matahari, kemudian shalat dua rakaat (yakni shalat Isyraq), maka dia mendapatkan pahala laksana pahala orang yang menunaikan haji dan umrah.” Nabi Saw menambahkan, “Sempurna, sempurna, sempurna.” (HR Turmudzi)
Hadits di atas menjelaskan betapa besar pahala yang diperoleh orang yang shalat Subuh berjamaah, kemudian tidak beranjak dari tempat shalatnya dan terus berdzikir hingga terbit matahari. Jika itu ia lakukan, maka ia mendapatkan pahala laksana pahala yang diterima oleh orang yang menunaikan haji dan umrah.