Fatwapedia.com – Dialah sosok teladan sepanjang sejarah, Haritsah bin Nu’man, salah seorang shahabat Nabi yang dikenal sangat berbakti pada ibundanya. Bahkan Rasulullah sampai memimpikannya dalam tidur beliau shallallahu ‘alaihi wasallam. Dalam mimpi yang dialami nabi, Haritsah hadir menjadi pelantun (qari) ayat Al Quran di surga.
Haritsah bin Nu’man merupakan anak yang sangat berbakti kepada ibunya. Ia melayani ibunya dengan cinta kasih meski sang ibu telah lanjut usia. Dengan penuh kasih sayang ia menyuapi ibunya dengan tangannya sendiri. Suapan demi suapan makanan diberikan kepada ibunya tercinta
Tak berhenti disitu, Haritsah juga gemar membersihkan rambut ibunya, menyisirnya dan merapihkannya. Saat sang ibu memintanya melakukan sesuatu, Haritsah cekatan dan selalu mematuhinya. Jangankan menolak, mempertanyakan perintah itu pun tidak.
Jika ada seseorang yang menyampaikan perintah sang ibu, Haritsah akan bertanya, “Apa yang diinginkan ibuku?” Ia ingin memenuhi setiap keinginan ibunda. Karena itu, ia pun selalu menaati perintah ibunda selama perintah itu tak melanggar syariat agama.
Bakti Haritsah ini ternyata sampai di telinga para shahabat. Ia pun kemudian dikenal sebagai salah satu shahabat yang paling berbakti kepada orang tua. Apalagi setelah Rasulullah memimpikannya di suatu malam. Makin teranglah sikap bakti Haritsah yang begitu menginspirasi dan patut diteladani.
Rasulullah menceritakan mimpi tersebut kepada Ummul Mukminin Aisyah,
“Aku pernah tidur, lalu aku bermimpi diriku berada di Surga. Lalu aku mendengar suara seorang yang sedang membaca (Al Qur’an). Kutanyakan, ‘Siapa ini?’ Mereka menjawab, ‘Ini adalah Haritsah bin An Nu’man’.”
Rasulullah lalu bersabda, “Demikianlah ganjaran dari berbakti, demikianlah ganjaran dari berbakti.” Ia adalah orang yang paling berbakti terhadap ibunya.” (HR. Ahmad).
Sikap bakti Haritsah kepada ibunda kelak berbuah surga. Lebih dari itu, ia melantunkan ayat suci di sana. Bahkan lisan langsung Rasulullah lah yang mengabarkannya bahwa ia menjadi shahabat yang dijanjikan surga karena baktinya pada ibu.
Dari kisah Haritsah kemudian diketahui bahwa berbakti kepada orang tua memberikan balasan surga yang indah tiada tara. Allah akan memasukkan setiap anak berbakti kepada surga-Nya yang luas. Sebaliknya, sikap durhaka kepada orang tua akan menghalangi seseorang untuk masuk jannah. Karena itulah amalan berbakti disebut sebagai salah satu jalan atau pintu menuju surga-Nya.
Renungan
Saudaraku, sesibuk apapun kita dengan urusan keluarga kita, pekerjaan kita, bisnis kita jangan sampai menghalangi baktinya kita pada orang tua, luangkan waktu untuk berbakti kepada orang tua terutama ibu.
Orang tua adalah pintu surga terdekat kita sewaktu di dunia. Tak ada cara yang lebih mudah untuk masuk surga selain berbakti kepada orang tua. Bersyukur atas nikmat yang Alloh karuniakan kepada kita dengan keberadaan mereka berdua. Karena dengan itulah Alloh memberikan peluang kita masuk surga melalui pintu berbakti pada mereka.