Fatwapedia.com – Islam sebagai agama yang sempurna mengajarkan tentang berbagai aspek kehidupan, termasuk konsep keluarga. Keluarga dalam Islam dianggap sebagai fondasi masyarakat yang kuat dan penting untuk menciptakan keharmonisan dan kesejahteraan dalam kehidupan. Salah satu tujuan utama dari keluarga dalam Islam adalah mencapai keluarga sakinah, yaitu keluarga yang bahagia dan sejahtera. Artikel ini akan menggali lebih dalam tentang konsep keluarga sakinah dalam Islam, nilai-nilai yang dianut, serta upaya dalam mencapainya.
Kedudukan Keluarga Dalam Islam
Dalam Islam, kedudukan keluarga memiliki peran penting sebagai salah satu fondasi utama dalam membangun masyarakat yang harmonis dan stabil. Keluarga merupakan institusi terkecil yang membentuk masyarakat, dan Islam menetapkan aturan-aturan serta tata nilai dalam mengatur hubungan antara anggota keluarga. Berikut adalah beberapa dalil dari Al-Qur’an yang menegaskan pentingnya kedudukan keluarga dalam Islam:
1. Peran Suami-Istri:
Al-Qur’an menegaskan pentingnya hubungan antara suami dan istri dalam membentuk keluarga yang harmonis dan saling mendukung.
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” (Ar-Rum: 21)
2. Peran Orangtua:
Al-Qur’an mengajarkan bahwa orangtua memiliki tanggung jawab besar dalam mendidik dan membimbing anak-anak mereka.
“Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembali (segala sesuatu).” (Luqman: 14)
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” (Al-Isra’: 23)
3. Peran Anak-anak:
Al-Qur’an juga mengajarkan kepada anak-anak untuk berbakti dan berlaku baik terhadap orangtua mereka.
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” (Al-Isra’: 23)
Dengan demikian, Al-Qur’an menegaskan pentingnya kedudukan keluarga dalam Islam dan mengajarkan nilai-nilai kasih sayang, pengorbanan, dan saling menghormati antara anggota keluarga. Semua ini menjadi fondasi utama dalam membentuk masyarakat Islam yang kuat dan bersatu.
1. Konsep Keluarga Sakinah dalam Islam
Keluarga sakinah dalam Islam merujuk pada keluarga yang hidup dalam keadaan harmonis, penuh cinta kasih, dan menjalankan peran masing-masing dengan penuh tanggung jawab. Landasan utama dari konsep ini dapat ditemukan dalam al-Quran dan hadis Nabi Muhammad SAW. Dalam al-Quran, Allah SWT berfirman: “Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya yang demikian itu menjadi tanda-tanda (kebesaran-Nya) bagi kaum yang berpikir.” (Q.S. Ar-Rum [30]: 21)
2. Nilai-nilai dalam Keluarga Sakinah
a. Ketaqwaan kepada Allah
Keluarga sakinah didasari oleh ketaqwaan kepada Allah. Ketaqwaan membentuk karakter anggota keluarga untuk senantiasa berbuat baik, menjalankan kewajiban agama, dan menjauhi segala bentuk dosa. Dengan adanya ketaqwaan, setiap anggota keluarga saling mengingatkan untuk selalu berada di jalan yang lurus dan menghindari perilaku yang buruk.
b. Cinta dan Kasih Sayang
Cinta dan kasih sayang adalah inti dari keluarga sakinah. Pasangan suami istri saling mencintai, menghargai, dan mendukung satu sama lain. Mereka juga menyayangi anak-anak mereka dengan tulus, menciptakan lingkungan keluarga yang penuh cinta dan hangat.
c. Komunikasi yang Efektif
Komunikasi yang baik dan efektif adalah kunci untuk memperkuat hubungan dalam keluarga sakinah. Setiap anggota keluarga dihargai pendapatnya, dan mereka saling mendengarkan dengan penuh perhatian. Dengan komunikasi yang terbuka, masalah dan perbedaan dapat diatasi dengan baik tanpa menimbulkan pertengkaran atau perasaan tersisih.
d. Keadilan dan Keseimbangan
Keadilan dan keseimbangan adalah prinsip yang ditegakkan dalam keluarga sakinah. Kepemimpinan dalam keluarga harus didasarkan pada adil, tanpa diskriminasi, dan saling menghargai peran masing-masing anggota keluarga.
3. Upaya Mencapai Keluarga Sakinah
a. Mendalami Ajaran Agama
Untuk mencapai keluarga sakinah, penting bagi setiap anggota keluarga untuk mendalami ajaran agama Islam. Dengan memahami prinsip-prinsip agama, keluarga dapat menjalankan peran dan tanggung jawab mereka dengan baik, serta menghindari perilaku yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam.
b. Menjaga Hubungan Suami Istri
Hubungan suami istri adalah dasar terbentuknya keluarga sakinah. Pasangan harus saling mendukung dan mencintai satu sama lain. Penting juga bagi mereka untuk mengatasi perbedaan dan masalah dengan cara yang dewasa dan bijaksana.
c. Mendidik Anak dengan Baik
Pendidikan anak merupakan tanggung jawab utama dalam keluarga sakinah. Orang tua harus memberikan pendidikan agama dan moral yang baik kepada anak-anak mereka. Selain itu, mereka juga harus memberikan kasih sayang, perhatian, dan waktu berkualitas agar anak tumbuh menjadi pribadi yang baik dan berbakti kepada Allah SWT.
d. Membangun Lingkungan Keluarga yang Baik
Lingkungan keluarga harus menciptakan suasana yang positif dan nyaman. Anggota keluarga harus saling menghormati, menghargai, dan menjaga kebersihan serta kerapihan rumah tangga.
5. Menghadapi Tantangan dalam Mewujudkan Keluarga Sakinah
Mewujudkan keluarga sakinah tidak selalu mudah, karena tantangan dan cobaan akan selalu ada dalam kehidupan. Namun, dengan kesungguhan dan ketekunan, keluarga dapat menghadapinya dengan baik. Berikut beberapa tantangan yang mungkin dihadapi dalam mewujudkan keluarga sakinah:
a. Tantangan Ekonomi
Masalah keuangan seringkali menjadi salah satu sumber konflik dalam keluarga. Ketidakstabilan ekonomi dapat menyebabkan tekanan dan ketegangan di antara anggota keluarga. Oleh karena itu, penting bagi keluarga untuk belajar mengelola keuangan dengan bijaksana, berkomunikasi terbuka tentang masalah keuangan, dan bersama-sama mencari solusi.
b. Konflik dan Perbedaan Pendapat
Tidak semua anggota keluarga memiliki pandangan yang sama dalam setiap hal. Konflik dan perbedaan pendapat dapat timbul, terutama dalam pengambilan keputusan penting. Keluarga sakinah harus belajar untuk saling menghargai perbedaan pendapat dan mencari titik tengah dalam menyelesaikan masalah.
c. Teknologi dan Media Sosial
Perkembangan teknologi dan media sosial dapat membawa dampak positif, tetapi juga negatif bagi keluarga. Penggunaan gadget yang berlebihan dan kecanduan media sosial dapat mengganggu interaksi keluarga dan menyebabkan isolasi. Keluarga harus menciptakan batasan dalam penggunaan teknologi dan lebih mengutamakan interaksi langsung antara anggota keluarga.
d. Perubahan Fase Hidup
Setiap keluarga akan mengalami perubahan fase hidup, seperti kelahiran anak, anak masuk usia remaja, hingga anak-anak meninggalkan rumah untuk mengejar pendidikan atau karier. Perubahan ini dapat menyebabkan stres dan perasaan kehilangan. Keluarga harus belajar untuk menyesuaikan diri dengan setiap perubahan dan tetap menjaga komunikasi yang baik.
6. Mengembangkan Keluarga Sakinah yang Berkualitas
Selain menghadapi tantangan, mengembangkan keluarga sakinah yang berkualitas juga memerlukan komitmen dan upaya bersama. Beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencapai hal tersebut adalah sebagai berikut:
a. Belajar dari Teladan Rasulullah SAW
Rasulullah SAW merupakan contoh teladan dalam membentuk keluarga sakinah. Dari beliau, kita dapat belajar tentang nilai-nilai kesabaran, kasih sayang, kejujuran, dan keterbukaan dalam berkeluarga.
b. Konseling Keluarga
Jika keluarga menghadapi masalah yang sulit diatasi sendiri, tidak ada salahnya untuk mencari bantuan konseling keluarga dari pihak yang kompeten. Konseling dapat membantu membuka komunikasi, mencari akar permasalahan, dan mencari solusi yang tepat.
c. Membaca dan Belajar Bersama
Membaca dan belajar bersama sebagai keluarga dapat menjadi momen yang menyenangkan dan bermanfaat. Buku-buku tentang Islam, parenting, dan kehidupan berkeluarga dapat membuka wawasan dan memperkuat ikatan keluarga.
d. Bersilaturahmi dengan Keluarga Besar
Bersilaturahmi dengan keluarga besar dapat mempererat tali persaudaraan dan memberikan dukungan sosial dalam berbagai aspek kehidupan. Kegiatan bersama keluarga besar juga dapat menciptakan momen berharga dan bahagia.
e. Doa dan Ibadah Bersama
Doa dan ibadah bersama sebagai keluarga dapat meningkatkan kebersamaan dan memperkuat ikatan spiritual. Berdoa bersama, berpuasa bersama, serta melaksanakan ibadah-ibadah lainnya sebagai keluarga akan membawa berkah dan keberkahan.
Kesimpulan
Konsep keluarga sakinah dalam Islam adalah tujuan mulia bagi setiap keluarga Muslim. Dengan mengedepankan nilai-nilai agama, cinta kasih, komunikasi yang baik, keadilan, dan keseimbangan, keluarga dapat mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan dalam kehidupan mereka. Meskipun ada tantangan yang harus dihadapi, kesungguhan dan komitmen untuk mengembangkan keluarga sakinah akan membawa manfaat besar bagi kehidupan berkeluarga. Dengan berpegang teguh pada ajaran agama Islam dan menjalankan peran masing-masing anggota keluarga dengan penuh tanggung jawab, keluarga sakinah akan menjadi landasan yang kuat dalam menciptakan masyarakat yang harmonis dan bahagia.