Fatwapedia.com – Hadits tentang kewajiban taat pada penguasa (ulil amri), kita bisa dapati dalam berbagai kitab hadits lebih dari 40 hadits yang saling berkaitan dalam pembahasan ini, namun untuk lebih fokus dan ringkas maka penulis pilih enam hadits yang mengandung point-point inti.
Hadits pertama:
حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ عَنْ شُعْبَةَ عَنْ أَبِي التَّيَّاحِ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ ]قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْمَعُوا وَأَطِيعُوا وَإِنْ اسْتُعْمِلَ عَلَيْكُمْ عَبْدٌ حَبَشِيٌّ كَأَنَّ رَأْسَهُ زَبِيبَةٌ[.
Artinya: Musaddad menceritakan hadits kepada kami, Yahya bin Said menceritakan hadits kepada kami, dari Syu’bah dari Abi at-Tayyah dari Anas bin Malik – radiyallahu ‘anhu- beliau berkata: [Rasulullah bersabda: dengarkanlah dan taatlah kalian! Meski pemimpin kalian dari kalangan budak etiopia yang kepalanya seperti kismis]. (HR al-Bukhariy)
Takhrij Hadits
Hadits ini dikeluarkan oleh: Imam al-Bukhary no. 7142 dalam kitab al-Ahkam, bab wajibnya mendengar dan taat kepada imam selama itu bukan kemaksiatan.
Muslim no. 1692 dalam kitab al-Hajj, bab anjuran melempat jumrah ‘aqabah dihari nahr dengan menunggang kendaraan dan kitab al-Imarah, bab wajibnya taat kepada pemimpin dalam hal yang ma’ruf dan larangan taat dalam kemaksiatan.
Ibnu Majah no. 2859 dalam kitab Jihad, bab ketaatan kepada imam. Dishahihkan oleh al-Albany. Imam Ahmad no. 12126 dalam musnad Anas bin Malik.
Yang seluruhannya berasal dari shahabat Anas bin Malik, kecuali periwayatan Muslim dari shahabiyah Ummu al-Hushain dengan perbedaan lafadz pada kalimat عبد حبشي dengan lafadz عبد مجدع.
Hadits Kedua:
و حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ سَهْلِ بْنِ عَسْكَرٍ التَّمِيمِيُّ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ حَسَّانَ و حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الدَّارِمِيُّ أَخْبَرَنَا يَحْيَى وَهُوَ ابْنُ حَسَّانَ حَدَّثَنَا مُعَاوِيَةُ يَعْنِي ابْنَ سَلَّامٍ حَدَّثَنَا زَيْدُ بْنُ سَلَّامٍ عَنْ أَبِي سَلَّامٍ قَالَ قَالَ حُذَيْفَةُ بْنُ الْيَمَانِ قُلْتُ ]يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّا كُنَّا بِشَرٍّ فَجَاءَ اللَّهُ بِخَيْرٍ فَنَحْنُ فِيهِ فَهَلْ مِنْ وَرَاءِ هَذَا الْخَيْرِ شَرٌّ قَالَ نَعَمْ قُلْتُ هَلْ وَرَاءَ ذَلِكَ الشَّرِّ خَيْرٌ قَالَ نَعَمْ قُلْتُ فَهَلْ وَرَاءَ ذَلِكَ الْخَيْرِ شَرٌّ قَالَ نَعَمْ قُلْتُ كَيْفَ قَالَ يَكُونُ بَعْدِي أَئِمَّةٌ لَا يَهْتَدُونَ بِهُدَايَ وَلَا يَسْتَنُّونَ بِسُنَّتِي وَسَيَقُومُ فِيهِمْ رِجَالٌ قُلُوبُهُمْ قُلُوبُ الشَّيَاطِينِ فِي جُثْمَانِ إِنْسٍ قَالَ قُلْتُ كَيْفَ أَصْنَعُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنْ أَدْرَكْتُ ذَلِكَ قَالَ تَسْمَعُ وَتُطِيعُ لِلْأَمِيرِ وَإِنْ ضُرِبَ ظَهْرُكَ وَأُخِذَ مَالُكَ فَاسْمَعْ وَأَطِعْ[.
Artinya: “Muhammad bin Sahl bin ‘Askar at-Tamimy menceritakan hadits kepadaku, Yahya bin Hassan menceritakan hadits kepada kami, Dan Abdullah bin Abdirrahman ad-Darimy menceritakan hadits kepada kami, Yahya bin Hassan mengabarkan kepada kami, Mu’awiyah bin Sallam menceritakan hadits kepada kami, Zaid bin Sallam menceritakan hadits kepada kami dari Abi Sallam, dia berkata: Hudzaifah bin al-Yaman berkata:
[wahai Rasulullah sungguh dahulunya kami berada dizaman keburukan, lalu Allah datangkan kebaikan ini. Apakah setelah kebaikan ini akan ada keburukan? Beliau menjawab: ya. Aku berkata: apakah setelah keburukan itu akan datang kebaikan? Beliau menjawab: ya. Aku berkata: apakah setelah kebaikan ini akan datang keburukan? Beliau menjawab: ya, aku berkata: bagaimana yang demikian itu? Beliau menjawab: sepeninggalku akan ada para pemimpin yang tidak memakai petunjuknya dan tidak memakai sunnahku, akan ada diantara mereka orang-orang yang hati mereka seperti hati-hati setan dalam jasad manusia, aku berkata: lalu apa yang harus aku perbuat jika aku mendapatinya? Beliau menjawab: Dengarkan dan taatilah seorang pemimpin meskipun punggungmu dipukul dan hartamu diambil, dengarkanlah dan taatilah!] (HR Muslim)
Takhrij Hadits
Hadits ini dikeluarkan oleh:
Muslim no. 1847 dalam kitab al-Imarah, bab wajibnya berbepegang teguh dengan jama’ah muslimin saat munculnya huru-hara, dan larangan memberontak.
Abu Dawud no. 4244 dalam kitab al-Fitan, bab penyebutan fitnah-fitnah dan petunjuknya. Dihasankan oleh al-Albany.
Imam Ahmad no. 23427 dengan menggunakan lafadz وَإِنْ نَهَكَ ظَهْرَكَ . Dengan jalur sanad yang berbeda sebagaimana berikut:
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ أَبِي التَّيَّاحِ قَالَ سَمِعْتُ صَخْرًا يُحَدِّثُ عَنْ سُبَيْعٍ
Muhammad bin Ja’far menceritakan hadits kepada kami, Syu’bah menceritakan hadits kepada kami dari Abi at-Tayyah berkata: aku mendengar Shahr menceritakan hadits dari Subay’ (yang beliau mendengar Hudzaifah tentang hadits ini).
Penilaian ulama hadits terhadap rantai sanad tersebut:
Muhammad bin Ja’far al-Hudzaliy yang terkenal dengan Ghundar:
Beliau banyak meriwayat hadits dari Syu’bah bahkan berguru selama 20 tahunan, Imam Ahmad salah satu yang meriwayatkan haditsnya.
‘Abdulkhaliq bin Manshur berkata, dari ibnu Ma’in beliau berkata: beliau adalah orang yang paling shahih penulisan haditsnya (dalam kitab).
Ibnu al-Mubarak berkata: Jika orang-orang berselisih pendapat terhadap hadits yang diriwayatkan Syu’bah, maka kitabnya Ghundar (Muhammad bin Ja’far) sebagai hakimnya.
Ibnu Abi Hatim berkata: aku bertanya kepada ayahku tentang Ghundar, maka beliau berkata: dia shaduq, muaddib, dan kapasitasnya dalam posisi hadits Syu’bah dinilai Tsiqah.
Ibnu Hibban menyebutnya dalam kitab ats-Tsiqat.
Ibnu Hajar menilainya dengan Tsiqah.
Syu’bah bin al-Hajjaj bin al-Warad al-‘Atakiy al-Azadiy:
Yahya bin Said al-Qatthan berkata: tidak pernah aku melihat seorang yang lebih baik hadits dibanding Syu’bah.
Abu Dawud berkata: ketika Syu’bah wafat, Abu Sufyan berkata: Hadits telah wafat.
Ibnu Hajar berkata bahwa Syu’bah tergolong dalam kitabnya Ibnu Hibban (ats-Tsiqah).
Abu at-Tayyah Yazid bin Humaid adh-Dhuba’iy al-Basriy.
Ibnu Ma’in, Abu Zur’ah dan an-Nasa’i berkata: dia Tsiqah.
Ibnu al-Madiniy berkata: dia terkenal.
Abu Hatim berkata: dia Shalih.
Ibnu Hibban telah menyebutnya dalam kitabnya ats-Tsiqah.
Shahr bin Badr.
Ibnu Hibban menyebutkannya dalam kitab ats-Tsiqat.
Subaiy’ bin Khalid al-Yasykuriy al-Basriy.
Ibnu Hibban menyebutkannya dalam kitab ats-Tsiqat.
Hadits ketiga:
حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ حَدَّثَنِي نَافِعٌ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بن عمر رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ ]السَّمْعُ وَالطَّاعَةُ عَلَى الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ فِيمَا أَحَبَّ وَكَرِهَ مَا لَمْ يُؤْمَرْ بِمَعْصِيَةٍ فَإِذَا أُمِرَ بِمَعْصِيَةٍ فَلَا سَمْعَ وَلَا طَاعَةَ[.
Artinya: “Musaddad menceritakan hadits kepada kami, Yahya bin Said menceritakan hadits kepada kami dari ‘Ubaidillah, Nafi’ menceritakan kepada kami hadits dari ‘Abdullah bin ‘Umar –radiyallahu ‘anhu- dari Nabi ﷺ beliau bersabda: [seorang muslim wajib mendengar dan taat)kepada pemimpin) dalam hal yang disukai dan dibencinya, selama tidak diperintah untuk sebuah kemaksiatan. Jika dia diperintah dalam kemaksiatan maka tidak boleh didengar dan ditaati]. (HR al-Bukhariy)
Takhrij Hadits
Hadits ini dikeluarkan oleh: Imam Al-Bukhary no. 7144 dalam kitab al-Ahkam, bab wajibnya mendengar dan taat kepada imam selama itu bukan kemaksiatan.
Abu Dawud no. 2628 dalam kitab al-Jihad, bab Ketaatan. Dishahihkan oleh al-Albany.
At-Tirmidzy no. 1707 dalam kitab al-Jihad, bab tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat kepada Allah, beliau berkata bahwa hadits ini adalah hadits hasan shahih.
Dengan sanad penambahan nama ‘Ubaidillah bin Umar (عبيد الله بن عمر), namun kita dapati satu-satunya nama ‘Ubaidillah yang meriwayatkan hadits dari Nafi’ dan haditsnya diriwayatkan oleh Yahya bin Sa’id adalah ‘Ubaidillah bin al-Akhnas an-Nakhaiy Abu Malik al-Kufiy.
Imam Ahmad no. 4668 dan no. 6278 pada musnad Abdullah bin Umar bin al-Khattab.
Hadits Keempat:
حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ حَدَّثَنِي ابْنُ وَهْبٍ عَنْ عَمْرٍو عَنْ بُكَيْرٍ عَنْ بُسْرِ بْنِ سَعِيدٍ عَنْ جُنَادَةَ بْنِ أَبِي أُمَيَّةَ قَالَ دَخَلْنَا عَلَى عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ وَهُوَ مَرِيضٌ قُلْنَا أَصْلَحَكَ اللَّهُ حَدِّثْ بِحَدِيثٍ يَنْفَعُكَ اللَّهُ بِهِ سَمِعْتَهُ مِنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ ]دَعَانَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَبَايَعْنَاهُ فَقَالَ فِيمَا أَخَذَ عَلَيْنَا أَنْ بَايَعَنَا عَلَى السَّمْعِ وَالطَّاعَةِ فِي مَنْشَطِنَا وَمَكْرَهِنَا وَعُسْرِنَا وَيُسْرِنَا وَأَثَرَةً عَلَيْنَا وَأَنْ لَا نُنَازِعَ الْأَمْرَ أَهْلَهُ إِلَّا أَنْ تَرَوْا كُفْرًا بَوَاحًا عِنْدَكُمْ مِنْ اللَّهِ فِيهِ بُرْهَانٌ[.
Artinya: Ismail menceritakan hadits kepada kami, Ibnu Wahb menceritakan hadits kepada kami dari ‘Amr dari Bukair dari Busr bin Said dari Junadah bin Abi Umayyah berkata: kami masuk menemui Ubadah bin Shamit saat dia sedang sakit, kami berkata: semoga Allah Membaikan kondisimu, ceritakan kepada kami hadits yang engkau dengar dari Nabi, dia berkata: [Nabi memanggil kami, maka kamipun membai’atnya, beliaupun berbicara tentang hal-hal apa saja yang menjadi bai’at kami, yaitu kami harus mendengar dan taat dalam keadaan suka, duka, sempit, lapang dan mendahulukannya dari pada kepentingan kami. Dan tidak boleh mencopot kepemimpinan kecuali telah Nampak kekafirannya dengan bukti yang jelas]. Lafadz hadits ini milik al-Bukhariy.
Takhrij Hadits
Hadits ini dikeluarkan oleh:
Al-Bukhary no. 7056 dalam kitab al-Fitan, bab sabda Nabi: setelah kepergianku kalian akan melihat perkara-perkara yang kalian ingkari.
Muslim no. 1709 dalam kitab al-Imarah, bab wajibnya taat kepada pemimpin dalam hal yang ma’ruf dan larangan taat dalam kemaksiatan.
Hadits Kelima:
حدَّثَنَا هَدَّابُ بْنُ خَالِدٍ الْأَزْدِيُّ حَدَّثَنَا هَمَّامُ بْنُ يَحْيَى حَدَّثَنَا قَتَادَةُ عَنْ الْحَسَنِ عَنْ ضَبَّةَ بْنِ مِحْصَنٍ عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ ]سَتَكُونُ أُمَرَاءُ فَتَعْرِفُونَ وَتُنْكِرُونَ فَمَنْ عَرَفَ بَرِئَ وَمَنْ أَنْكَرَ سَلِمَ وَلَكِنْ مَنْ رَضِيَ وَتَابَعَ قَالُوا أَفَلَا نُقَاتِلُهُمْ قَالَ لَا مَا صَلَّوْا[.
Artinya: Haddab bin Khalid al-Azdy menceritakan hadits kepada kami, Hammam bin Yahya menceritakan hadits kepada kami, Qatadah menceritakan hadits kepada kami dari al-Hasan dari Dhabbah bin Mihshan dari Ummi Salamah sesungguhnya Rasulullah bersabda:[ kelak akan ada para pemimpin yang kalian kenali dan kalian ingkari, siapa saja yang mengenalinya maka dia telah berlepas diri dan siapa saja yang mengingkarinya maka dia selamat. Akan tetapi orang yang mengikutinya. Para shahabat bertanya: apakah kita memerangi mereka? Rasul menjawab: tidak, selama mereka masih menegakkan shalat]. Lafadz ini milik Muslim.
Takhrij Hadits
Hadits ini dikeluarkan oleh:
Muslim no. 1853 dalam kitab al-Imarah, bab wajibnya mengingkari pemimpin jika mereka menyelisihi syariat, dan tidak memeranginya selama mereka masih menegakkan shalat, Dan no. 1855 dalam bab sebaik-baik pemimpin dan seburuk-buruk mereka.
Imam Ahmad no. 23999 dan no. 26528 keduanya dalam musnad ‘Auf bin Malik al-Asyja’iy al-Anshariy.
Hadits Keenam:
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ مُوسَى حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ قَالَ حَدَّثَنِي ابْنُ جَابِرٍ قَالَ حَدَّثَنِي بُسْرُ بْنُ عُبَيْدِ اللَّهِ الْحَضْرَمِيُّ قَالَ حَدَّثَنِي أَبُو إِدْرِيسَ الْخَوْلَانِيُّ أَنَّهُ سَمِعَ حُذَيْفَةَ بْنَ الْيَمَانِ يَقُولُ كَانَ النَّاسُ يَسْأَلُونَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الْخَيْرِ وَكُنْتُ أَسْأَلُهُ عَنْ الشَّرِّ مَخَافَةَ أَنْ يُدْرِكَنِي فَقُلْتُ ]يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّا كُنَّا فِي جَاهِلِيَّةٍ وَشَرٍّ فَجَاءَنَا اللَّهُ بِهَذَا الْخَيْرِ فَهَلْ بَعْدَ هَذَا الْخَيْرِ مِنْ شَرٍّ قَالَ نَعَمْ قُلْتُ وَهَلْ بَعْدَ ذَلِكَ الشَّرِّ مِنْ خَيْرٍ قَالَ نَعَمْ وَفِيهِ دَخَنٌ قُلْتُ وَمَا دَخَنُهُ قَالَ قَوْمٌ يَهْدُونَ بِغَيْرِ هَدْيِي تَعْرِفُ مِنْهُمْ وَتُنْكِرُ قُلْتُ فَهَلْ بَعْدَ ذَلِكَ الْخَيْرِ مِنْ شَرٍّ قَالَ نَعَمْ دُعَاةٌ إِلَى أَبْوَابِ جَهَنَّمَ مَنْ أَجَابَهُمْ إِلَيْهَا قَذَفُوهُ فِيهَا قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ صِفْهُمْ لَنَا فَقَالَ هُمْ مِنْ جِلْدَتِنَا وَيَتَكَلَّمُونَ بِأَلْسِنَتِنَا قُلْتُ فَمَا تَأْمُرُنِي إِنْ أَدْرَكَنِي ذَلِكَ قَالَ تَلْزَمُ جَمَاعَةَ الْمُسْلِمِينَ وَإِمَامَهُمْ قُلْتُ فَإِنْ لَمْ يَكُنْ لَهُمْ جَمَاعَةٌ وَلَا إِمَامٌ قَالَ فَاعْتَزِلْ تِلْكَ الْفِرَقَ كُلَّهَا وَلَوْ أَنْ تَعَضَّ بِأَصْلِ شَجَرَةٍ حَتَّى يُدْرِكَكَ الْمَوْتُ وَأَنْتَ عَلَى ذلك[.
Artinya: Yahya bin Musa menceritakan hadits kepada kami, al-Walid menceritakan hadits kepada kami, dia berkata: Ibnu Jabir menceritakan hadits kepadaku, dia berkata: Busr bin ‘Ubaidillah al-Hadramiy menceritakan hadits kepadaku, dia berkata: Abu Idris al-Khawlany menceritakan hadits kepadaku, sungguh dia telah mendengar Hudzaifah bin al-Yaman berkata: dahulu orang-orang bertanya kepada Rasulullah tentang kebaikan, semetara aku bertanya tentang keburukan karena takut hal itu menimpaku. Maka aku berkata: [wahai Rasulullah, sungguh dahulunya kami berada dizaman jahiliyah dan keburukan, lalu Allah datangkan kebaikan ini. Apakah setelah kebaikan ini akan ada keburukan? Beliau menjawab: ya. Aku berkata: apakah setelah keburukan itu akan datang kebaikan? Beliau menjawab: ya, dan didalamnya ada kabut. Aku berkata: apakah kabutnya? Beliau menjawab: suatu kaum yang mengambil petunjuk selain petunjukku, kamu mengenali mereka dan mengingkarinya, aku berkata: apakah setelah kebaikan itu ada keburukan? Beliau menjawab: ya, para da’i yang menyeru kepintu-pintu neraka jahannam, siapa saja yang memenuhi seruanya maka mereka akan melemparkannya keneraka. Aku berkata: wahai Rasulullah: beritahu kami ciri-ciri mereka, beliaupun menjawab: mereka memiliki kulit seperti kalian dan berbicara dengan bahasa kalian. Aku berkata: lalu apa yang engkau perintahkan padaku jika aku mendapati hal yang demikian itu? Beliau bersabda: berpegang teguhlah dengan jama’ah muslimin dan pemimpin mereka, aku berkata: bagaimana kalau saat itu tidak ada jama’ah dan pemimpin? Beliau menjawab: menyingkirlah engkau dari seluruh firqah-firqah itu! Meskipun engkau harus menyendiri sampai tiba kematian]. Lafadz hadits ini milik al-Bukhariy.
Takhrij Hadits
Hadits ini dikeluarkan oleh:
Al-Bukhary no. 3606 dalam kitab al-Manaqib, bab tanda-tanda kenabian dalam Islam dan no. 7084 dalam kitab al-Fitan, bab bagaimana jadinya kalau tidak ada jama’ah.
Muslim no. 1847 dalam kitab al-Imarah, bab wajibnya menjaga jama’ah muslimin.
Abu Dawud no. 4244 dalam kitab al-Fitan, bab penyebutan fitnah-fitnah dan petunjuknya. Dihasankan oleh al-Albany.
Imam Ahmad no. 23427