Oleh: M. Syihabuddin Dimyathi
Beliau adalah Ahmad Zainuddin Al-Makhdum Ats-Tsani bin Muhammad Al-Ghazali bin Zainuddin Al-Makhdum Al-Awwal bin Ali bin Ahmad Al-Malibari Al-Ma’bari Asy-Syafi’i.
Beliau lebih terkenal dengan julukannya yakni “Zainuddin” daripada nama aslinya, karena terkenal sebagai cucu yang meneruskan kebesaran nama kakeknya, sampai-sampai dalam berbagai cetakan kitab Fathul Mu’in nama beliau hanya ditulis “Zainuddin” saja. Beliau bergelar Al-Makhdum Ats-Tsani dan Al-Makhdum As-Shaghir. Seorang ulama’ besar yang terlahir dari keluarga ulama yang terpandang, yakni Alu Makhdum.
Al-Malibari yang sekarang dikenal dengan nama Malabar menurut Ibnu Baththutah dibaca Mulaibar. Sedangkan Az-Zirikly membacanya Al-Mallibar dengan tasydid lam.
Tentang nama ayah beliau terjadi perbedaan pendapat dikalangan ulama’:
1. Al-Allamah Bashabrin dalam I’anah Al-Musta’in, Al-Allamah Abu Bakar Syatho Ad-Dimyathi dalam I’anah Ath-Tholibin, Al-Allamah Nawawi Al-Jawi dalam Nihayah Az-Zain menyebutkan nama “Abdul Aziz”.
2. Al-Allamah Ismail Al-Babani Al-Baghdadi dalam Hadiyyah Al-Aarifin menyebutkan nama “Ali”.
Tapi semua pendapat itu dimentahkan oleh keterangan Syaikh Ahmad Zainuddin Al-Malibari sendiri dalam kitabnya Al-Ajwibah Al-‘Ajibah ‘an Al-As`ilah Al-Gharibah yang menyebutkan nama ayahnya sebagai Muhammad Al-Ghazali Al-Ma’bari.
Beliau juga menyebutkan Abdul Aziz dalam kitab yang sama sebagai pamannya. Beliau mengatakan :
العَمُّ عِزُّ الدِّيْنِ عَبْدُ الْعَزِيْزِ بْنُ زَيْنِ الدِّيْنِ الْمَعْبَرِيُّ
“Paman Izzuddin Abdul Aziz bin Zainiddin Al-Ma’bari.”
Sedangkan ibu beliau adalah seorang wanita shalihah keturunan keluarga besar “Waliyakat Karakutti” yang terkenal sebagai gudangnya agama dan pangkal keshalihan di daerah tersebut.
Beliau lahir di Chombal di wilayah utara Malibar pada tahun 938 H / 1532 M. Sebagian yang lain menyatakan beliau lahir di Ponnani.
Beliau adalah murid dari Imam besar madzhab Syafi’i, muharrir tahap kedua madzhab, yakni Imam Ibnu Hajar Al-Haitami (w. 974 H), beliau juga murid dari Al-Allamah Al-Faqih Izzuddin Abdul Aziz Az-Zamzami (w. 963 H), Al-Allamah Al-Faqih Ibnu Ziyad (w. 975 H), dll.
Tentang tahun kewafatan beliau ada beberapa perbedaan pendapat, Jurji Zaidan mengatakan 987 H / 1579 M. Tapi pendapat ini lemah karena Syaikh Ahmad Zainuddin sendiri dalam kitabnya “Tuhfah Al-Mujahidin” menyebutkan kejadian pada tahun 991 H / 1583 M yang mana tidak mungkin seorang yang sudah wafat bisa menyebutkan suatu kejadian.
Dr. An-Namir Al-Mishry dan Al-Qadiri berpendapat beliau wafat tahun 991 H / 1583 M. Dan kemungkinan pendapat ini didasari akhir penulisan kitab Tuhfah Al-Mujahidin pada tahun tersebut.
Dan pendapat yang Shahih adalah yang diungkapkan Ahli Sejarah besar India Syaikh Muhammad Ali An-Nalkaty di dalam kitabnya “Tuhfah Al-Akhyar fi Tarikh Ulama’ Malibar” bahwa Syaikh Ahmad Zainuddin Al-Malibari wafat pada tahun 1028 H. Maka hidup beliau kurang lebih adalah 90 tahun.
Jasad beliau disemayamkan di samping Masjid Jami’ di daerah Chombal. Dan makam istri beliau juga berada di dekatnya.
Sumber: Biografi Syaikh Zainuddin Al-Malibari dari kitab Fathul Mu’in cetakan Darul Faiha’
رحمه الله تعالى رحمة واسعة ، وجمَعنا به في الفراديسِ والجِنان آمين