Fatwapedia.com – Keberadaan para malaikat sebagai makhluk yang mulia menjadi satu prinsip yang harus diyakini. Merekalah penduduk langit dengan jumlah yang sangat banyak dan hanya Allah yang mengetahuinya. Bayangkan saja di Baitul Ma’mur setiap harinya ada tujuh puluh ribu malaikat yang datang untuk shalat lantas tidak kembali lagi! Subhanallah, Maha Besar Allah dengan segala ciptaan-Nya yang menakjubkan dan luar biasa.
Pembaca yang budiman, tahukah anda siapa penghulu dan pemimpin seluruh malaikat yang ada tersebut. Dialah Jibril ‘alaihis salam, malaikat yang paling mulia secara mutlak dengan berbagai keistimewaan yang dimiliki. Allah subhanahu wa ta’ala berikan kepada Jibril sekian kelebihan yang tidak dimiliki oleh malaikat selainnya. Cukuplah keistimewaan Jibril terindikasikan dalam berbagai ayat dan hadis yang mengisahkan tentang sifat-sifatnya.
Keistimewaan Jibril ‘alaihis salam
Malaikat Jibril juga disebutkan dalam lafazh yang lain bernama Jabrail. Sebagian pakar tafsir seperti Ikrimah dan selainnya berpandangan bahwa Jibril berasal dari bahasa Ibrani yang artinya hamba Allah. Kata Jibril tersusun dari dua kata yaitu Jibr yang artinya hamba dan iil yang artinya Allah.
Sebagaimana keumuman malaikat yang lain, Jibril ‘alaihis salam diciptakan dari cahaya. Jibril mempunyai fisik yang sangat besar dan mengagumkan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melihat Jibril dalam bentuk aslinya sebanyak dua kali. Jibril mempunyai enam ratus sayap yang menutupi ufuk langit. Maha Besar Allah dengan segala ciptaan-Nya yang sempurna. Sifat fisik Jibril telah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beritakan dalam hadis-hadisnya yang shahih. Sementara dalam ayat-Nya, Allah menggambarkan bagaimana keadaan para malaikat secara umum mempunyai dua, tiga, atau empat sayap. Namun, subhanallah Jibril dengan enam ratus sayapnya menutup ufuk-ufuk penjuru langit.
Nabi pun sempat tidak sadarkan diri setelah melihat Jibril ‘alaihis salam dengan wujud aslinya pada kali pertamanya. Fisik yang sangat besar ini juga didukung dengan kekuatan yang begitu dahsyat. Ya, Jibril adalah malaikat dengan kekuatan yang sangat menakjubkan. Allah subhanahu wa ta’ala menggambarkan ini dalam firman-Nya yang maknanya, “Yang mempunyai kekuatan.” [Q.S. At Takwir: 20]. Bayangkan dengan satu sayapnya saja Jibril mampu menjungkirbalikkan negeri kaum Luth. Malaikat yang perkasa ini melambungkan daratan yang begitu luas dengan segala isinya ke atas langit lantas menghempaskan permukaan bumi!
Sebagai malaikat penyampai wahyu, Jibril ‘alaihis salam pun diberi kekuatan dan kekokohan besar yang tidak dimiliki malaikat selainnya. Dengan kekuatan dahsyat ini Jibril mampu mendengarkan firman Allah subhanahu wa ta’ala dan menyampaikannya kepada para Rasul. Sementara keumuman para malaikat merasa sangat takut dan bahkan pingsan tatkala mendengar firman Allah subhanahu wa ta’ala. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkisah bahwa jika Allah subhanahu wa ta’ala menetapkan suatu urusan di langit, maka para malaikat pun mengepakkan sayapnya sebagai bentuk ketundukan terhadap firman-Nya. Efeknya bagaikan gemerincing rantai yang dipukulkan pada batu yang besar. Maka ketika telah hilang rasa takut dalam kalbu para malaikat, mereka pun bertanya, “Apa yang telah difirmankan oleh Rabb kalian?” Malaikat yang lain menjawab, “Al Haq dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” Demikian kondisi penduduk langit ketika mendengar firman Allah subhanahu wa ta’ala.
Rasa takut pun melanda para malaikat dan bahkan pingsan karena mendengar firman-Nya. Namun tidak demikian halnya dengan Jibril ‘alaihis salam, Ia diberi keteguhan dan kemampuan untuk mendengar firman Allah lalu menyampaikannya kepada para rasul. Jibril adalah malaikat pembawa wahyu sekaligus pengajar para rasul. Ya, Jibril adalah pengajar manusia-manusia paling berilmu di atas muka bumi ini. Allah tegaskan hal ini dalam ayat-Nya,
عَلَّمَهُ شَدِيدُ الۡقُوَى
“Yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat.” [Q.S. An Najm: 5].
Bahkan tapak kaki kudanya Jibril mampu memberikan efek yang sangat luar biasa. Ingatkah Anda bagaimana upaya Samiri untuk menyesatkan kaumnya Nabi Musa ‘alaihis salam? Samiri mengambil jejak kaki kuda Jibril setelah tenggelamnya Fir’aun dan bala tentaranya. Maka Samiri mengambil segenggam tanah bekas jejak kaki kuda itu dan menyimpannya di sebuah kantong. Ketika Bani Israil melempar emas dan perhiasan ke dalam kobaran api hingga terbakar sampai meleleh, maka Samiri pun melempar segenggam tanah tadi ke kobaran api yang melahap perhiasan Bani Israil seraya mengatakan, “Jadilah anak sapi!” Dan hasilnya sungguh ajaib, dengan seizin Allah, perhiasan yang telah meleleh tersebut berubah menjadi patung emas seekor anak sapi yang mengeluarkan suara. Apabila segenggam tanah dari jejak kaki kudanya Jibril saja mempunyai efek yang sangat luar biasa, lalu bagaimana kiranya dengan kekuatan Jibril itu sendiri.
Betapa seringnya Jibril ‘alaihis salam disebutkan secara spesifik dalam Al Quran setelah penyebutan malaikat secara umum. Subhanallah, sedemikian besarnya kemuliaan Jibril di sisi Allah subhanahu wa ta’ala. Bukankah Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam ayat-Nya,
تَنَزَّلُ الۡمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذۡنِ رَبِّهِمۡ مِنۡ كُلِّ أَمۡرٍ
“Pada malam itu turun para malaikat dan Ar Ruh (Jibril) dengan seizin Rabb-nya untuk mengatur segala urusan.” [Q.S. Al Qadr: 4].
Dengan sekian keistimewaan di atas, tidak mengherankan jika Jibril sangat ditaati di kalangan para malaikat. Allah subhanahu wa ta’ala menegaskan hal ini dalam firman-Nya,
إِنَّهُ لَقَوۡلُ رَسُولٍ كَرِيمٍ. ذِي قُوَّةٍ عِنۡدَ ذِي الۡعَرۡشِ مَكِينٍ. مُطَاعٍ ثَمَّ أَمِينٍ
“Sesungguhnya Al Qur’an itu benar-benar firman (Allah yang dibawa oleh) utusan yang mulia (Jibril). Yang mempunyai kekuatan, yang mempunyai kedudukan tinggi di sisi Allah yang mempunyai ‘Arsy. Yang ditaati di sana (di alam malaikat) lagi dipercaya.” [Q.S. At Takwir: 19-21]
Di antara bukti ketaatan para malaikat terhadap Jibril ‘alaihis salam adalah peristiwa terbelahnya dada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Turunlah Jibril dan membelah dada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengambil sesuatu darinya kemudian mencuci dengan air zam-zam. Kemudian Jibril datang dengan membawa bejana emas berisikan hikmah dan iman lalu dituangkan ke dada beliau. Lantas Jibril membawa beliau naik ke atas langit dunia dan mengatakan kepada penjaga langit dunia, “Bukalah (pintu langit dunia).” Malaikat penjaga langit dunia berkata, “Siapa ini?” Jibril pun menjawab, “Aku Jibril.” Kemudian pintu pun dibukakan.
Lihatlah bagaimana ketaatan malaikat tersebut kepada perintah Jibril untuk membukakan pintu langit dunia. Demikian pula ketika Jibril menyeru para malaikat untuk mencintai seorang hamba ketika Allah telah mencintainya, niscaya para malaikat penduduk langit akan tunduk kepada perintahnya. Demikian Jibril ‘alaihis salam, penghulu dan pemimpin para malaikat yang mulia.
Malaikat Tepercaya
Predikat malaikat yang tepercaya melekat pada diri Jibril ‘alaihis salam. Ya, Jibril adalah malaikat pembawa wahyu untuk hamba-hamba terpilih dari kalangan nabi dan rasul. Malaikat yang termulia adalah malaikat yang paling berhak untuk mengemban amanah tersebut. Jibril pun melaksanakan perintah Rabbnya dengan sempurna. Tiada pernah Jibril mengubah, menambah, mengurangi, atau menyembunyikan wahyu-wahyu Allah untuk para rasul-Nya.
Maka sungguh celaka orang-orang Yahudi yang menancapkan bendera permusuhan terhadap Jibril. Al Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah menyebutkan beberapa versi riwayat yang menjelaskan sebab kebencian orang-orang Yahudi terhadap Jibril. Di antaranya, tuduhan orang-orang Yahudi bahwa Jibril turun dengan membawa peperangan, pembunuhan, dan siksaan. Mereka pun mengatakan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam seandainya yang menyertai beliau adalah Mikail niscaya mereka akan menerimanya. Karena Mikail turun dengan membawa rahmat, menumbuhkan tanaman, dan menurunkan hujan, demikian alasan mereka. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca ayat yang artinya, “Barang siapa yang menjadi musuh Jibril, maka Jibril telah menurunkan al-Qur’an ke dalam hatimu.” [Q.S. Al Baqarah: 97]. Apapun alasan yang melatarbelakangi kebencian tersebut, mereka adalah para pendengki yang begitu besar permusuhannya terhadap Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beserta shahabatnya. Dan memusuhi Jibril sama saja dengan memusuhi Allah subhanahu wa ta’ala. Karena Jibril adalah malaikat yang diutus dan diperintah oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Sungguh celaka kaum Yahudi yang memproklamirkan diri sebagai musuhnya Jibril ‘alaihis salam. Allahu a’lam. (Ustadz Abu Hafiy)
Sumber: Majalah Tashfiyah edisi 74 vol. 07 1439H-2018M rubrik Akidah