Fikroh.com – Bagi warga Palestina berhadapan dengan tentara israel lengkap dengan senjata apinya adalah hal biasa. Meski demikian tidak menyiutkan nyali dan semangat perlawanan terhadap perampas tanah kelahiran warga Palestina.
Baru-baru ini konflik antar penjajah israel kembali terjadi di wilayah Deir Jarir timur laut Ramallah. Terlihat beberapa tentara israel berdiri di sebuah tanah yang diklaim miliknya. Sembari melepaskan tambakan ke arah kerumunan warga Gaza yang memprotesnya.
Satu pemandangan yang mencuri perhatian dari peristiwa ini, nampak seorang kakek tua yang ikut serta menjaga tanah kelahirannya dan mengusir penjajah.
Meski hanya bermodalkan ketapel sang kakek bersama dengan beberapa pemuda terlihat begitu beraninya melakukan perlawanan. Berkali-kali sang kakek melepaskan isi ketapel ke arah tentara yang bersenjata api yang berujung serangan balasan berupa tembakan.
Sebuah pertarungan yang tak seimbang. Dan merekpun sadar jika batu atau ketapel bukan lawan sepadan dengan senjata laras panjang. Mereka tak akan menang.
Namun, apa yang mereka lakukan adalah sebuah tanggung jawab moral dan iman. Saat kelak dimintai pertanggung jawaban di mahkamah tuhan. Minimal mereka punya hujah dan jawaban. Bahwa mereka pernah melawan para tiran dan manusia-manusia laknat yang tak berprikemanusiaan.
Sebuah ironi yang sulit dilogikakan. Disaat bersamaan para penguasa Arab beramai-ramai menjalin persahabatan dengan dalih yang tak masuk akal. Kaum yang nyata-nyata melakukan aneka kedzaliman diposisikan sebagi korban. Sementara saudara muslim Palestina pemilik sah tanah suci para Nabi dianggap sebagai pembangkang.
Kelak orang-orang seperti kakek ini dan yang semisal akan mendapat kemuliaan melebihi mereka yang duduk diatas singgasana kekuasaan namun berpihak pada kedzoliman.