Fatwapedia.com – Aqidah islam harus murni dari berbagai bentuk syirik. Sebab sekecil apapun segala bentuk syirik akan merusak akidah dan berkonskwensi berat bagi pelakunya? Lantas bagaimana untuk menghindari perbuatan syirik? Tidak ada cara lain kecuali harus anda ketahui apa itu hakikat syirik dan segala hal yang berkaitan dengannya. Untuk lebih lengkap silahkan simak artikel ini sampai selesai.
Pengertian Syirik
Syirik: yaitu menjadikan sekutu bagi Allah SWT dalam rububiyah, uluhiyah, asma’ dan sifat-Nya, atau pada salah satunya. Apabila seorang manusia meyakini bahwa bersama Allah SWT ada yang menciptakan, atau yang menolong, maka dia seorang musyrik. siapa yang meyakini bahwa sesuatu selain Allah SWT berhak disembah, maka dia seorang musyrik. siapa yang meyakini bahwa bagi Allah SWT ada yang serupa pada asma’ dan sifat-Nya, maka dia seorang musyrik.
Bahaya Syirik
1. Syirik kepada Allah SWT adalah perbuatan yang teramat zalim, karena telah melewati batas hak Allah SWT yang khusus dengan-Nya, yaitu tauhid. Tauhid adalah keadilan paling adil dan syirik adalah kezaliman yang paling bengis dan kejahatan yang paling keji; karena ia mengurangi bagi Rabb semesta alam, menyombongkan diri dari taat kepada-Nya dan memalingkan kemurnian hak-Nya kepada selain-Nya dan memutarkan selainnya dengannya. Karena begitu besar bahayanya, maka sesungguhnya siapa yang berjumpa dengan Allah SWT dalam keadaan syirik kepada Allah SWT, sesungguhnya Allah SWT tidak mengampuninya, seperti dalam firman-Nya:
إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ ﴿٤٨﴾
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki, (QS. An-Nisaa’48)
2. Syirik kepada Allah SWT merupakan dosa terbesar. Siapa menyembah selain Allah SWT berarti dia telah meletakkan ibadah di tempat yang salah, dan memalingkannya kepada yang tidak berhak. Hal itu kezaliman yang besar, seperti firman Allah SWT:
إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ ﴿١٣﴾
sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”. (QS. Luqman :13)
3. Syirik besar menggugurkan semua amal perbuatan dan memastikan kebinasaan dan kerugian, ia adalah dosa yang terbesar.
Firman Allah SWT:
وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ ﴿٦٥﴾
Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) sebelummu:”Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapus amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi. (QS. Az-Zumar: 65)
Dari Abu Bakrah r.a, ia berkata, “Nabi SAW bersabda, ‘Maukah kalian aku beritahukan dosa yang terbesar? (Nabi mengucapkannya sampai tiga kali). Mereka menjawab, ‘Tentu, wahai
Rasulullah.’ Beliau bersabda, ‘Menyekutukan Allah SWT, durhaka kepada kedua orang tua.’ Dan beliau duduk dan tadinya beliau bersandar: ‘Ketahuilah!, dan sumpah palsu.’ Abu Bakrah r.a berkata, ‘Beliau terus mengulanginya hingga kami berkata, ‘Semoga beliau diam.” Muttafaqun ‘Alaih.[HR. al-Bukhari no. 2654 dan lafazd ini adalah miliknya, dan Muslim no.87]
Keburukan-Keburukan Syirik
Allah SWT menyebutkan empat keburukan syirik dalam empat ayat, yaitu:
Firman Allah SWT:
إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ ۚ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَىٰ إِثْمًا عَظِيمًا ﴿٤٨﴾
Sesungguhnya Allah SWT tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. siapa yang mempersekutukan Allah SWT, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. (QS. An-Nisa`:48)
Firman Allah SWT:
وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا بَعِيدًا ﴿١١٦﴾
Siapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya. (QS. An-Nisa` 116)
Firman Allah SWT:
إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ ۖ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ ﴿٧٢﴾
Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun. (QS. Al-Maidah:72)
Firman Allah SWT:
وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَكَأَنَّمَا خَرَّ مِنَ السَّمَاءِ فَتَخْطَفُهُ الطَّيْرُ أَوْ تَهْوِي بِهِ الرِّيحُ فِي مَكَانٍ سَحِيقٍ ﴿٣١﴾
siapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh. (QS. Al-Hajj:31)
Balasan Pelaku Syirik
Firman Allah SWT :
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا ۚ أُولَٰئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ ﴿٦﴾
Sesungguhnya orang-orang kafir yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya.Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk. (QS. Al-Bayyinah :6)
Firman Allah SWT:
إِنَّ الَّذِينَ يَكْفُرُونَ بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ وَيُرِيدُونَ أَنْ يُفَرِّقُوا بَيْنَ اللَّهِ وَرُسُلِهِ وَيَقُولُونَ نُؤْمِنُ بِبَعْضٍ وَنَكْفُرُ بِبَعْضٍ وَيُرِيدُونَ أَنْ يَتَّخِذُوا بَيْنَ ذَٰلِكَ سَبِيلًا ﴿١٥٠﴾ أُولَٰئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ حَقًّا ۚ وَأَعْتَدْنَا لِلْكَافِرِينَ عَذَابًا مُهِينًا ﴿١٥١﴾
Sesungguhnya orang-orang kafir kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan bermaksud memperbedakan antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan:”Kami beriman kepada yang sebahagian dan kafir terhadap sebahagian (yang lain)”, serta bermaksud (dengan perkataan itu) mengambil jalan (tengah) di antara yang demikian (iman atau kafir), merekalah orang-orang yang kafir sebenar-benarnya. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir itu siksaan yang menghinakan. (QS. An-Nisaa`:151)
Dari Abdullah bin Mas’ud , ia berkata, “Nabi SAW bersabda, ‘siapa yang meninggal dunia, sedangkan dia berdoa kepada sekutu dari selain Allah SWT, niscaya dia masuk neraka.” Muttafaqun ‘alaih. [HR. al-Bukhari no 4497, ini adalah lafaznya dan Muslim no. 92]
Dasar Syirik
Dasar syirik dan pondasinya dibangun atasnya adalah bergantung kepada selain Allah SWT. siapa yang bergantung kepada selain Allah SWT niscaya menyerahkannya kepada sesuatu yang dia bertawakkal kepadanya, menyiksanya dengannya, menghinakannya dari sisi yang dia bergantung dengannya. Jadilah ia tercela, tidak ada pujian baginya, terhina tidak ada penolong baginya, seperti firman Allah SWT:
لَا تَجْعَلْ مَعَ اللَّهِ إِلَٰهًا آخَرَ فَتَقْعُدَ مَذْمُومًا مَخْذُولًا ﴿٢٢﴾
Janganlah kamu adakan ilah-ilah yang lain di samping Allah, agar kamu tidak menjadi tercela dan tidak ditinggalkan (Allah). (QS. Al-Isra` :22)
Bagian-Bagian Syirik
Syirik terbagi dua: Syirik besar dan Syirik kecil.
Pertama: Syirik besar mengeluarkan seseorang dari agama, menggugurkan semua amal ibadah, pelakunya menjadi halal darah dan hartanya, dan dikekalkan di dalam neraka apabila dia meninggal dunia dan tidak sempat bertaubat. Yaitu memalingkan ibadah atau sebagiannya kepada selain Allah SWT, seperti berdoa kepada selain Allah SWT, menyembelih dan bernazar kepada selain Allah SWT berupa ahli kubur, jin, syetan, dan selain mereka. Dan begitu pula berdoa kepada selain Allah SWT yang tidak bisa melakukannya selain Allah SWT seperti meminta kekayaan dan kesembuhan, meminta hajat dan turun hujan kepada selain Allah SWT. Dan seperti yang demikian itu yang diucapkan orang-orang bodoh di sisi kubur para wali dan orang-orang shalih, atau di sisi berhala berupa pohon, batu, dan yang semisalnya.
Di antara macam-macam syirik besar:
1. Syirik dalam takut
Takut kepada selain Allah SWT berupa berhala atau patung, atau thagut, atau mayat, atau yang gaib (tidak terlihat mata, pent.) dari bangsa jin atau manusia bahwa ia bisa membahayakannya atau menimpakan kepadanya sesuatu yang dibenci. Takut ini termasuk tingkatan agama yang tertinggi dan teragung. siapa yang memalingkannya kepada selain Allah SWT maka sungguh dia telah menyekutukan Allah SWT dengan syirik besar. Firman Allah SWT:
فَلَا تَخَافُوهُمْ وَخَافُونِ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ ﴿١٧٥﴾
karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu benar-benar orang yang beriman. (QS. Ali Imrah : 175)
2. Syirik dalam tawakkal
Tawakkal kepada Allah SWT dalam segala perkara dan di semua kondisi termasuk jenis ibadah yang paling agung yang harus diikhlaskan hanya kepada Allah SWT saja. siapa yang bertawakkal kepada selain Allah SWT dalam perkara yang tidak bisa melakukannya selain Allah SWT, seperti tawakkal kepada orang yang sudah meninggal dunia dan orang-orang yang ghaib serta seumpama mereka dalam menolak bahaya, mendapatkan manfaat dan rizqi, berarti dia telah menyekutukan Allah SWT dengan syirik besar. Firman Allah SWT:
وَعَلَى اللَّهِ فَتَوَكَّلُوا إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ ﴿٢٣﴾
Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang yang beriman”. (QS. Al-Maidah :23)
3. Syirik dalam mahabbah (cinta)
Cinta kepada Allah SWT adalah cinta yang konsekuensi logisnya adalah kesempurnaan hina dan taat kepada Allah SWT. Inilah cinta yang murni hanya karena Allah SWT. Tidak boleh menyekutukan seseorang dengan-Nya dalam mahabbah ini. Maka, siapa yang cinta kepada sesuatu seperti cintanya kepada Allah SWT, berarti ia telah menjadikan sekutu dari selain Allah SWT dalam cinta mengagungkan, dan ini termasuk syirik. Firman Allah SWT:
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ ۖ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ ﴿١٦٥﴾
Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapan orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. (QS. Al-Baqarah:165)
4. Syirik dalam taat
Termasuk syirik dalam taat adalah taat kepada para ulama, umara (pemerintah), pemimpin dan hakim dalam menghalalkan yang diharamkan, atau mengharamkan yang dihalalkan Allah SWT. Maka, siapa yang taat kepada mereka dalam hal itu, berarti dia telah menjadikan sekutu-sekutu (tandingan-tandingan) bagi Allah SWT dalam tasyri’ (menetapkan hukum), menghalalkan dan mengharamkan. Ini termasuk syirik besar, seperti firman Allah SWT:
اتَّخَذُوا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ وَالْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا إِلَٰهًا وَاحِدًا ۖ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۚ سُبْحَانَهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ﴿٣١﴾
Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai Rabb-Rabb selain Allah, dan (juga mereka menjadikan Rabb ) Al-Masih putera Maryam; padahal mereka hanya disuruh menyembah Ilah Yang Maha Esa; tidak ada Ilah (yang berhak disembah) selain Dia.Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. (QS. At-Taubat :31)
Pembagian Nifaq
1. Nifaq besar: Yaitu nifaq dalam keyakinan dengan cara menampakkan Islam dan menyembunyikan kekafiran. Penganutnya adalah kafir, (ia akan dimasukkan) ke dalam neraka bagian paling bawah. Firman Allah SWT:
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الْأَسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ نَصِيرًا ﴿١٤٥﴾
Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka. (QS. An-Nisaa` :145)
2. Nifaq Kecil: Yaitu nifaq dalam perbuatan dan seumpamanya. Pelakunya tidak keluar dari agama Islam, akan tetapi dia maksiat kepada Allah SWT dan Rasul-Nya.
Dari Abdullah bin ‘Amr r.a, bahwa Nabi SAW bersabda, “Ada empat perkara, siapa yang ada padanya empat perkara itu, niscaya ia adalah seorang munafik murni. Dan, siapa yang ada salah satunya padanya, berarti pada dirinya ada satu perkara nifaq sampai dia meninggalkannya: Bila diberi amanah, ia berkhianat, bila bicara ia berdusta, bila berjanji ia melanggar, dan bila berbantahan (bermusuhan) ia menyimpang/menyeleweng. “Muttafaqun ‘Alaih. [HR. al-Bukhari no 34 dan ini lafazhnya, dan Muslim no. 58]
Kedua: Syirik Kecil: Yaitu sesuatu yang dinamakan syirik oleh syara’ dan tidak sampai kepada syirik besar. Syirik ini mengurangi tauhid, tetapi tidak mengeluarkan dari agama. Ia adalah sarana menuju syirik besar. Pelakunya akan disiksa dan tidak kekal dalam neraka seperti kekalnya orang-orang kafir. Darahnya tidak boleh ditumpahkan dan hartanya tidak boleh diambil. Syirik besar menggugurkan semua amal ibadah. Adapun syirik kecil, maka ia menggugurkan amal ibadah yang menyertainya. Seperti orang yang beribadah karena Allah SWT, ia juga ingin mendapat pujian manusia atasnya, seperti memperbaiki shalatnya, atau bersedekah, atau puasa, atau berzikir kepada Allah SWT agar manusia melihatnya, atau mendengarnya, atau memujinya. Ini adalah riya, bila disertai amal ibadah niscaya riya itu membatalkannya. Tidak ada ungkapan syirik dalam al-Qur`an kecuali yang dimaksud adalah syirik besar. Adapun syirik kecil, maka terdapat dalam sunnah-sunnah mutawatir.
Firman Allah SWT:
قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ يُوحَىٰ إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ ۖ فَمَن كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا ﴿١١٠﴾
Katakanlah: “Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku:”Bahwa sesungguhnya Ilah kamu itu adalah Ilah Yang Esa”. siapa mengharap perjumpaan dengan Rabbnya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Rabb-nya”. (QS. Al-Kahfi:110)
Dari Abu Hurairah r.a, ia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, Allah SWT berfirman (dalam hadits qudsi): ‘Aku adalah yang paling kaya dari sekutu. siapa yang melakukan amal ibadah yang di dalamnya menyekutukan yang lain dengan Aku, niscaya Aku meninggalkannya dan sekutunya.” [HR. Muslim no. 2985]
Termasuk syirik kecil adalah bersumpah dengan sesuatu selain Allah SWT. Dan ucapan manusia: sesuatu yang dikehendaki Allah dan dikehendaki fulan, atau kalau bukan karena Allah SWT dan fulan, atau ini dari Allah SWT dan fulan, atau tidak ada bagiku selain Allah SWT dan fulan, dan seumpamanya. Seharusnya ia berkata: Sesuatu yang dikehendaki Allah SWT kemudian dikehendaki fulan, dan seterusnya.
Dari Ibnu Umar r.a, dari Nabi SAW, beliau bersabda, “siapa yang bersumpah kepada selain Allah SWT, maka dia telah kafir atau syirik.” (HR. Abu Daud dan at-Tirmidzi)
Dari Huzaifah r.a, dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Janganlah engkau katakan: ‘Apa yang dikehendaki Allah dan dikehendaki fulan, akan tetapi katakanlah: apa yang dikehendaki Allah SWT kemudian yang dikehendaki fulan.” HR. Ahmad dan Abu Daud. [Shahih. HR. Ahmad no. 2354, lihat as-Silsilah ash-Shahihah no. 127]
Syirik kecil bisa menjadi besar menurut apa yang ada di hati pelakunya. Maka, seorang muslim harus berhati-hati terhadap syirik secara mutlak/absolut: yang besar dan kecil. Syirik adalah kezhaliman yang besar yang tidak diampuni oleh Allah SWT. Seperti dalam firman Allah SWT:
إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ ۚ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَىٰ إِثْمًا عَظِيمًا﴿٤٨﴾
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. siapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. (QS. An-Nisaa`:48)
Perbuatan dan Ucapan yang termasuk syirik (menyekutukan Allah SWT) atau termasuk sarana-sarananya.
Ada perbuatan dan ucapan yang berada di antara syirik besar dan kecil menurut hati pelakunya dan yang bersumber darinya. Ia bertentangan dengan tauhid atau mengotori kemurniannya. Syari’at telah memperingatkan darinya, di antaranya adalah:
1. Memakai gelang atau benang dan semisalnya dengan tujuan menghilangkan mara bahaya atau penangkal datangnya mara bahaya. Hal itu termasuk syirik.
2. Menggantung tamimah [sesuatu yang dikalungkan di leher anak-anak sebagai penangkal atau pengusir penyakit, pengaruh jahat yang disebabkan rasa dengki seseorang, dan lain sebagainya. (pent. Dikutip dari terj. Kitab Tauhid, Muhammad Yusuf Harun MA.)] terhadap anak-anak, sama saja berasal dari kharz, atau tulang, atau tulisan. Hal itu untuk menjaga diri dari ‘ain [Penyakit atau pengaruh jahat yang disebabkan rasa dengki seseorang, pent.)] dan itu termasuk syirik.
3. Tathayyur, yaitu menganggap sial dengan burung atau seseorang atau suatu tempat atau semisalnya, dan itu termasuk syirik karena dia bergantung kepada selain Allah SWT dengan keyakinan mendapat bahaya dari makhluk yang tidak mempunyai manfaat atau mudharat untuk dirinya sendiri. Keyakinan ini termasuk gangguan syetan dan waswasnya, hal itu menolak tawakkal.
4. Tabarruk (mengambil berkah) kepada pohon, batu, tempat-tempat bersejarah, kubur, dan semisalnya. Maka, meminta berkah, mengharap, dan meyakininya dalam perkara-perkara itu termasuk syirik; karena ia bergantung kepada selain Allah SWT dalam mendapatkan berkah.
5. Sihir: yaitu yang samar dan halus sebabnya. Ia adalah nama dari jimat-jimat, mantera-mantera, ucapan, dan obat-obatan, maka hal itu memberi pengaruh di hati dan badan, lalu menyebabkan sakit atau meninggal dunia, atau memisahkan di antara seseorang dan istrinya. Ia adalah perbuatan syetan, dan kebanyakan dari sihir itu tidak bisa sampai kepadanya kecuali dengan perbuatan menyekutukan Allah SWT. Sihir adalah perbuatan syirik karena padanya mengandung ketergantungan kepada selain Allah SWT dari jenis syetan, karena hal itu termasuk mengaku mengetahui yang gaib. Firman Allah SWT:
وَمَا كَفَرَ سُلَيْمَانُ وَلَٰكِنَّ الشَّيَاطِينَ كَفَرُوا يُعَلِّمُونَ النَّاسَ السِّحْرَ﴿١٠٢﴾
Padahal Sulaiman tidak kafir (mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan itulah yang kafir (mengerjakan sihir). Merek mengajarkan sihir kepada manusia …. (QS. Al-Baqarah :102)
Terkadang sihir adalah perbuatan maksiat yang merupakan bagian dari dosa besar, bila hanya dengan obat-obatan dan sejenisnya saja.
6. Meramal: ia adalah mengaku mengetahui yang gaib, seperti memberitakan yang akan terjadi di muka bumi karena bersandar kepada syetan, dan itu termasuk syirik; karena mengandung pendekatan diri kepada selain Allah SWT dan mengklaim mengetahui yang gaib bersama Allah SWT.
Dari Abu Hurairah r.a, dari Nabi SAW, beliau bersabda, ” siapa mendatangi dukun atau tukang ramal, lalu mempercayai apa yang diucapkannya, maka sesungguhnya dia telah kafir (ingkar) dengan wahyu yang diturunkan kepada Muhammad SAW.” [Shahih. HR. Ahmad no. 9536]
7. Tanjim (astrologi): yaitu mengambil dalil dengan kondisi falak(peredaran bulan dan matahari) atas segala kejadian di permukaan bumi, seperti waktu bertiupnya angin, turunnya hujan, terjadinya penyakit dan kematian, nampaknya panas dan dingin, perubahan harga dan sejenisnya. Itu termasuk syirik; karena menyandarkan sekutu bagi Allah SWT dalam mengatur dan terhadap ilmu gaib.
8. Meminta hujan dengan bintang: yaitu menyandarkan turunnya hujan kepada munculnya bintang atau tenggelamnya, seperti ia berkata: kita diturunkan hujan dengan bintang ini dan bintang itu. Maka, ia menyandarkan hujan kepada bintang, bukan kepada Allah SWT. Ini termasuk syirik; karena turunnya hujan berada di tangan Allah SWT, bukan di tangan bintang dan yang lainnya.
9. Menyandarkan nikmat kepada selain Allah . Segala nikmat di dunia dan akhirat berasal dari Allah siapa menyandarkannya kepada selain-Nya, sesungguhnya dia telah kafir dan menyekutukan Allah SWT. Seperti orang yang menyandarkan nikmat mendapat harta atau sembuh dari sakit kepada fulan atau fulan, atau menyandarkan nikmat perjalanan dan keselamatan di darat, laut dan udara kepada sopir, nakoda, dan pilot, atau menyandarkan mendapat nikmat dan terhindar dari mara bahaya kepada usaha pemerintah atau individu atau bendera dan semisalnya.
Maka, wajib menyandarkan semua nikmat kepada Allah saja dan bersukur kepada-Nya. Adapun yang terjadi di atas tangan sebagian makhluk hanyalah merupakan sebab yang terkadang membuahkan hasil dan bisa juga tidak menghasilkan apa-apa. Terkadang bermanfaat dan bisa juga tidak berguna. Firman Allah SWT:
وَمَا بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ ۖ ثُمَّ إِذَا مَسَّكُمُ الضُّرُّ فَإِلَيْهِ تَجْأَرُونَ ﴿٥٣﴾
Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah SWT-lah (datangnya), dan bila kamu ditimpa oleh kemudharatan, maka hanya kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan. (QS. An-Nahl: 53)
Akhirnya mari kita berusaha membersihkan diri kita dari segala macam bentuk syurik. Dan memohon perlindungan kepada Alloh dari kesyirikan yang diketahui maupun yang tersembunyi.