Pengertian Tajwid, Tahsin dan Talaqqi

Pengertian Tajwid, Tahsin dan Talaqqi


Fatwapedia.com – Apa itu tajwid, tahsin dan talaqi? Sekilas tiga istilah ini tidak asing di telinga kita, namun mungkin masih ada diantara kita yang belum memahai secara benar definisinya. Berikut uraian dan Penjelasan singkat mengenai 3 istilah diatas.
Tajwid
Secara bahasa, tajwid dan tahsin bermakna sama, yakni “memperbaiki”. Sedangkan dalam pembelajaran, sebagian Ulama membedakan kedua istilah ini.
Tajwid biasanya digunakan untuk mempelajari perbaikan bacaan Al-Quran dari sisi pendalaman teori, seperti makharijul huruf, sifatul huruf, hukum-hukum tajwid dan sebagainya.
Tahsin
Adapun tahsin digunakan untuk metode pembelajaran perbaikan bacaan secara praktis, biasanya murid membacakan, guru menyimak sambil mengoreksi bacaan dan mencontohkan bacaan yang benar.
Kedua-duanya mesti ditempuh bagi para pembelajar Al-Quran. Terutama bagi mereka yang terjun dalam dunia “mengajar Al-Quran”.
Talaqqi
Talaqqi berasal dari kata laqiya, artinya bertemu atau berjumpa. Maksudnya adalah murid bertemu langsung, face to face, dengan guru.
Talaqqi adalah cara belajar terbaik untuk seluruh ilmu, bukan hanya Al-Quran; Seluruh ilmu, baik itu Hadits, Akidah, Fiqih, dan terutama Adab hanya bisa diraih secara optimal dengan talaqqi.
Dengan pertemuan secara langsung, akan banyak sekali faidah yang didapatkan dibandingkan dengan belajar melalui media, seperti menelaah buku, mendengarkan audio, video, atau pembelajaran online.
Dalam pembelajaran Al-Quran, baik Tajwid dan khususnya Tahsin, akan lebih optimal melalui Talaqqi dan Musyafahah (melatih dari lisan ke lisan) antara guru dengan muridnya, tanpa ada perantara. Metode ini berlangsung turun temurun dari Rasuulullaah Muhammad shallallaahu ‘alayhi wa sallam kepada para Sahabat, dan dari para Sahabat kepara Tabi’in, terus menerus sampai kepada kita sekalin.
Metode ini pula yang dilakukan para Ulama dalam mengajar dan mempelajari Hadits, Akidah, Fikih, dan Adab. Sedangkan sarana seperti buku, rekaman audio atau video, serta pembelajaran online merupakan suplemen yang hasilnya tidak akan optimal tanpa talaqqi. Namun, tentu belajar melalui seluruh media tersebut jauh lebih baik daripada orang yang tidak belajar sama sekali dan lebih memilih menghabiskan waktunya untuk sesuatu yang kurang bermanfaat.
Metode Talaqi 
Setelah kita memahami pengertian talaqi,  selanjutnya mari kita mengenal metode talaqi sebagai proses dalam belajar Alquran. Segala puji hanya bagi Allaah dan bersyukur kepada-Nya, bahwa pada Sabtu malam, 21 Januari 2017, kami dapat mengambil begitu banyak faidah dan pelajaran dari majlis talaqqi Syaikh Abdul Karim hafizhahullaahu Ta’aala di Masjid Ash-Shidiq, Bandung.
Walaupun singkat, beliau begitu banyak memberikan nasihat di sela-sela talaqqi dan tahsin tersebut. Di antara faidah dari nasihat Syaikh adalah:
1. Pemahaman teori tajwid atau belajar dari buku-buku tajwid hanya bersifat membantu pemahaman, adapun realnya, belajar tajwid mesti talaqqi,
2. Orang yang belajar tajwid secara teoritis saja, baik dari daurah ataupun dari buku, tidak akan mendapatkan manfaat apa-apa, karena teori tanpa praktik tidak ada manfaatnya sama sekali,
3. Bila kita menggabungkan teori dan praktik secara talaqqi, maka sesungguhnya pemahaman atas teori yang didapat dari kitab-kitab tidak lebih dari 10-20% saja dalam menentukan keberhasilan mempelajari tajwid, sedangkan sisanya, yakni 80-90% adalah talaqqi bersama guru yang mutqin,
4. Ditanyakan, “buku tajwid apakah yang paling bagus?” Jawabannya adalah “guru yang mutqin”,
5. Bukankah telah engkau perhatikan bahwa kitab tajwid ada di hadapanmu dan ia tidak bisa memperbaiki kesalahanmu saat engkau membaca Al-Quran dengan keliru? Siapa yang dapat memperbaikinya? Tentu saja guru yang mutqin..!
6. Guru terbaik adalah mereka yang mau berlelah-lelah bersama muridnya, dan muridnya pun mau berlelah-lelah bersama gurunya,
7. Hati-hati memilih guru, karena ada guru yang memang tidak memahami cara memperbaiki dan juga tidak memahami tajwid dengan benar sehingga ia tidak tahu mana kesalahan-kesalahanmu, juga ada guru yang mutqin tapi tidak mau memperbaiki, sehingga membiarkanmu dalam kesalahan, namun pilihlah guru yang mutqin dan juga mau memperbaiki kesalahan-kesalahanmu,
8. Sesungguhnya apa yang telah diuraikan merupakan cara belajar Al-Qurannya para Ulama Salaf, adapun kebanyakan orang-orang generasi berikutnya (termasuk hari ini), justru bertentangan dengan jalan-jalan Salaf. Ketahuilah, dahulu para Salaf tidak begitu detail dalam memahami hukum-hukum tajwid, namun mereka sangat baik dalam praktiknya, sedangkan kebanyakan orang-orang hari ini menyibukkan diri hanya pada teori, namun saat membaca Al-Fatihah, maka kesalahannya begitu banyak sekali, bahkan dari awal bacaannya,
9. Sebagian orang yang hadir di sini sudah mengetahui cara ini dan mengikuti cara pembelajaran ini, maka uraian ini mempertegas kembali dan menguatkan kembali, sehingga ia tetap berada di atas jalan ini. Adapun yang baru mengetahuinya, maka ikutilah jalan ini, dan jangan berpaling darinya,
10. Bersabarlah dalam mulazamah karena keberhasilan dapat diraih dengan kesabaran.
Demikian penjelasan singkat tentang tajwid tahsin dan talaqi serta penjelasan tentang penerapan metode talaqi dalam belajar Alquran. Semoga bermanfaat. Wallaahu a’lam.
Oleh: Abu Erza

Leave a Comment