Fatwapedia.com – Tentang Surat Ali Imran. Surat ini diturunkan pada tahun ke-9 Hijriyah setelah surah al-Anfaal. Sebab dinamakan surah Ali Imran karena nama tersebut disebutkan secara jelas pada ayat ke-33. Meiliki jumlah 200 ayat dan termasuk surat Madaniyah. Terdapat banyak pelajaran dan kandungan yang termuat di dalam surat ini.
Bertemunya Dua Pasukan
اِنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لَنْ تُغْنِيَ عَنْهُمْ اَمْوَالُهُمْ وَلَآ اَوْلَادُهُمْ مِّنَ اللّٰهِ شَيْـًٔا ۗوَاُولٰۤىِٕكَ هُمْ وَقُوْدُ النَّارِۗ
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir, bagi mereka tidak akan berguna sedikit pun harta benda dan anak-anak mereka terhadap (azab) Allah. Dan mereka itu (menjadi) bahan bakar api neraka..” (QS. Ali-Imran [3]: 10)
Pertama: Jangan Terpedaya Dengan Harta dan Pengikut Orang Kafir.
1) Pada ayat sebelumnya disinggung masalah hari kebangkitan dan manusia akan dikumpulkan di Padang Mahsyar, maka pada ayat ini dijelaskan bahwa pada hari itu ( hari kebangkitan ) orang-orang kafir akan dimasukkan kedalam neraka harta dan pengikut mereka tidak bisa menolong mereka dari adzab yang pedih.
2) Orang-orang kafir akan menjadi bahan bakar api neraka (النَّار وَقُوْد) ini seperti di dalam firman Allah,
فَاِنْ لَّمْ تَفْعَلُوْا وَلَنْ تَفْعَلُوْا فَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِيْ وَقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ ۖ اُعِدَّتْ لِلْكٰفِرِيْنَ
“Jika kamu tidak mampu membuatnya, dan (pasti) tidak akan mampu, maka takutlah kamu akan api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir.” (QS. Al-Baqarah [2]: 24)
Juga terdapat di dalam firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahrim [66]: 6)
3) Oleh karenanya, orang beriman dilarang terpedaya atau kagum dengan banyak harta dan pengikut orang-orang kafir, sebagaimana di dalam firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,
وَلَا تُعْجِبْكَ اَمْوَالُهُمْ وَاَوْلَادُهُمْۗ اِنَّمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ اَنْ يُّعَذِّبَهُمْ بِهَا فِى الدُّنْيَا وَتَزْهَقَ اَنْفُسُهُمْ وَهُمْ كٰفِرُوْنَ
“Dan janganlah engkau (Muhammad) kagum terhadap harta dan anak-anak mereka. Sesungguhnya dengan itu Allah hendak menyiksa mereka di dunia dan agar nyawa mereka melayang, sedang mereka dalam keadaan kafir.” (QS. At-Taubah [9 : 85)
Juga dalam firman-Nya,
فَلَا تُعْجِبْكَ اَمْوَالُهُمْ وَلَآ اَوْلَادُهُمْ ۗاِنَّمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيُعَذِّبَهُمْ بِهَا فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَتَزْهَقَ اَنْفُسُهُمْ وَهُمْ كٰفِرُوْنَ
“Maka janganlah harta dan anak-anak mereka membuatmu kagum. Sesungguhnya maksud Allah dengan itu adalah untuk menyiksa mereka dalam kehidupan dunia dan kelak akan mati dalam keadaan kafir.” (QS. At-Taubah [9]: 55)
4) Harta dan anak tidak akan menyebabkan seseorang dekat dengan Allah tanpa iman dan amal shalih. Ini sesuai dengan firman-Nya,
وَمَآ اَمْوَالُكُمْ وَلَآ اَوْلَادُكُمْ بِالَّتِيْ تُقَرِّبُكُمْ عِنْدَنَا زُلْفٰىٓ اِلَّا مَنْ اٰمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًاۙ فَاُولٰۤىِٕكَ لَهُمْ جَزَاۤءُ الضِّعْفِ بِمَا عَمِلُوْا وَهُمْ فِى الْغُرُفٰتِ اٰمِنُوْنَ
“Dan bukanlah harta atau anak-anakmu yang mendekatkan kamu kepada Kami; melainkan orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka itulah yang memperoleh balasan yang berlipat ganda atas apa yang telah mereka kerjakan; dan mereka aman sentosa di tempat-tempat yang tinggi (dalam surga).” (QS. Saba [34]: 37)
Kedua: Kebiasaan Orang-Orang Kafir.
كَدَأْبِ اٰلِ فِرْعَوْنَۙ وَالَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْۗ كَذَّبُوْا بِاٰيٰتِنَاۚ فَاَخَذَهُمُ اللّٰهُ بِذُنُوْبِهِمْ ۗ وَاللّٰهُ شَدِيْدُ الْعِقَابِ
“(Keadaan mereka) seperti keadaan pengikut Fir’aun dan orang-orang yang sebelum mereka. Mereka mendustakan ayat-ayat Kami, maka Allah menyiksa mereka disebabkan dosa-dosanya. Allah sangat berat hukuman-Nya.” (QS. Ali-Imran [3]: 11)
1) Da’bi (دَأْبِ) adalah kebiasaan. Artinya orang-orang kafir pada zaman Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang disebutkan di atas mengikuti kebiasaan keluarga (pengikut) Firaun dan orang-orang sebelum mereka seperti kaum Nuh,, Ad, dan kaum Tsamud.
Kebiasaan apa yang mereka lakukan? ada tiga kemungkinan :
a) Kebiasaan mengumpukan harta benda dan memperbanyak anak dan pengikut menyebabkan mereka lupa kepada Allah dan harta serta pengikut mereka tidak bermanfaat di akhirat.
b) Kebiasaan sikap mereka kepada Rasulullah dengan mendustakannya seperti sikap Firaun kepada Nabi Musa dan sikap umat-umat sebelumnya terhadap Nabi mereka.
c) Allah mengadzab mereka karena kekafiran mereka, sebagaimana Allah megadzab Firaun dan umat-umat sebelumnya.
2) Ayat di atas juga menunjukkan bahwa musibah dan bencana di dunia ini kadang penyebbnya adalah dosa, sebegai bentuk adzab Allah di dunia atau peringatan agar mereka kembali ke jalan Allah. Ini seperti disebutkan dalam firman Allah,
وَلَنُذِيْقَنَّهُمْ مِّنَ الْعَذَابِ الْاَدْنٰى دُوْنَ الْعَذَابِ الْاَكْبَرِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ
“Dan pasti Kami timpakan kepada mereka sebagian siksa yang dekat (di dunia) sebelum azab yang lebih besar (di akhirat); agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. As-Sajdah [32]: 21)
Adapun tentang dosa yang menyebabkan adzab Allah terdapat juga di dalam firman-Nya,
كَدَأْبِ اٰلِ فِرْعَوْنَۙ وَالَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْۗ كَفَرُوْا بِاٰيٰتِ اللّٰهِ فَاَخَذَهُمُ اللّٰهُ بِذُنُوْبِهِمْۗ اِنَّ اللّٰهَ قَوِيٌّ شَدِيْدُ الْعِقَابِ
“(Keadaan mereka) serupa dengan keadaan pengikut Fir‘aun dan orang-orang yang sebelum mereka. Mereka mengingkari ayat-ayat Allah, maka Allah menyiksa mereka disebabkan dosa-dosanya. Sungguh, Allah Mahakuat lagi sangat keras siksa-Nya.” (QS. Al-Anfal [8]: 52)
Juga dalam firman-Nya,
كَدَأْبِ اٰلِ فِرْعَوْنَۙ وَالَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْۚ كَذَّبُوْا بِاٰيٰتِ رَبِّهِمْ فَاَهْلَكْنٰهُمْ بِذُنُوْبِهِمْ وَاَغْرَقْنَآ اٰلَ فِرْعَوْنَۚ وَكُلٌّ كَانُوْا ظٰلِمِيْنَ
“(Keadaan mereka) serupa dengan keadaan pengikut Fir‘aun dan orang-orang yang sebelum mereka. Mereka mendustakan ayat-ayat Tuhannya, maka Kami membinasakan mereka disebabkan oleh dosa-dosanya dan Kami tenggelamkan Fir‘aun dan pengikut-pengikutnya; karena mereka adalah orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Anfal [8]: 54)
Ketiga: Orang-orang Kafir kan Kalah.
قُلْ لِّلَّذِيْنَ كَفَرُوْا سَتُغْلَبُوْنَ وَتُحْشَرُوْنَ اِلٰى جَهَنَّمَ ۗ وَبِئْسَ الْمِهَادُ
“Katakanlah (Muhammad) kepada orang-orang yang kafir, “Kamu (pasti) akan dikalahkan dan digiring ke dalam neraka Jahanam. Dan itulah seburuk-buruk tempat tinggal.” (QS. Ali-Imran [3]:12)
1) Sebab turunnya ayat di atas adalah sebagaimana disebutkan oleh Ibnu Abas, “ketika Rasulullah berhasil menimpakan kekalahan atas pihak kaum Quraisy pada perang badar dan pulang ke Madinah, maka beliau mengumpulkan kaum Yahudi di pasar Qunaiqa, lalu beliau berkata, ‘Wahai kaum Yahudi, masuklah Islam sebelum kalian tertimpa yang menimpa kaum kafir Quraisy.’ Lalu kaum Yahudi berkata, ‘Wahai Muhammad, jangan kamu terpedaya oleh dirimu sendiri yang telah berhasil membunuh beberapa orang dari kaum kafir Quraisy. Mereka adalah orang-orang ceroboh yang tidak memiliki keahlian berperang. Seandaianya kamu berperang melawan kami, maka ketika itu kamu baru tahu siapa kami sebenarnya dan kamu baru tahu bahwa kamu belum pernah berperang melawan orang-orang seperti kami.’”
Lalu Allah Subhanahu wa Ta’ala menurunkan ayat ini
قُلْ لِّلَّذِيْنَ كَفَرُوْا سَتُغْلَبُوْنَ وَتُحْشَرُوْنَ اِلٰى جَهَنَّمَ ۗ وَبِئْسَ الْمِهَادُ قَدْ كَانَ لَكُمْ اٰيَةٌ فِيْ فِئَتَيْنِ الْتَقَتَا ۗفِئَةٌ تُقَاتِلُ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَاُخْرٰى كَافِرَةٌ يَّرَوْنَهُمْ مِّثْلَيْهِمْ رَأْيَ الْعَيْنِ ۗوَاللّٰهُ يُؤَيِّدُ بِنَصْرِهٖ مَنْ يَّشَاۤءُ ۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَعِبْرَةً لِّاُولِى الْاَبْصَارِ
“Katakanlah (Nabi Muhammad) kepada orang-orang yang kufur, “Kamu (pasti) akan dikalahkan dan digiring ke dalam (neraka) Jahanam. Itulah seburuk-buruk tempat tinggal. Sungguh, telah ada tanda (bukti) bagimu pada dua golongan yang bertemu (dalam pertempuran.86) Satu golongan berperang di jalan Allah dan (golongan) yang lain kafir yang melihat dengan mata kepala bahwa mereka (golongan muslim) dua kali lipat jumlahnya. Allah menguatkan siapa yang Dia kehendaki dengan pertolongan-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai penglihatan (mata hati).” (QS. Ali-Imran [3]: 12-13)
2) Ayat di atas menunjukkan kebolehan berkat kepada orang-orang kafir bahwa kalian akan kalah dalam perang dan masuk neraka. Pernyataan seperti ini bertujuan untuk menguatkan mental dan kepercayaan diri umat Islam dan meruntuhkan mental orang-orang kafir. Ini termasuk salah satu bentuk perang urat syaraf, dan perang opini.
3) Ayat ini juga menunjukkan tiga keyakinan seorang muslim.
a) Orang kafir akan kalah di dunia.
b) Orang kafir akan dikumpulkan di Padang Mahsyar.
c) Orang kafir akan masuk neraka.
Keempat: Bertemunya Dua Pasukan.
قَدْ كَانَ لَكُمْ اٰيَةٌ فِيْ فِئَتَيْنِ الْتَقَتَا ۗفِئَةٌ تُقَاتِلُ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَاُخْرٰى كَافِرَةٌ يَّرَوْنَهُمْ مِّثْلَيْهِمْ رَأْيَ الْعَيْنِ ۗوَاللّٰهُ يُؤَيِّدُ بِنَصْرِهٖ مَنْ يَّشَاۤءُ ۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَعِبْرَةً لِّاُولِى الْاَبْصَارِ
“Sungguh, telah ada tanda bagi kamu pada dua golongan yang berhadap-hadapan. Satu golongan berperang di jalan Allah dan yang lain (golongan) kafir yang melihat dengan mata kepala, bahwa mereka (golongan Muslim) dua kali lipat mereka. Allah menguatkan dengan pertolongan-Nya bagi siapa yang Dia kehendaki. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai penglihatan (mata hati).” (QS. Ali-Imran [3]: 13)
1) Maksud dua kelompok pada ayat di atas adalah kaum muslimin dan kaum kafirin yag bertemu dalam perang Badar. Kaum muslimin berperang di jalan Allah sedangkan kaum kafirin berperang di jalan Thagut, sebagaimana firman Allah,
اَلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا يُقَاتِلُوْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۚ وَالَّذِيْنَ كَفَرُوْا يُقَاتِلُوْنَ فِيْ سَبِيْلِ الطَّاغُوْتِ فَقَاتِلُوْٓا اَوْلِيَاۤءَ الشَّيْطٰنِ ۚ اِنَّ كَيْدَ الشَّيْطٰنِ كَانَ ضَعِيْفًا ۚ
“Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut, maka perangilah kawan-kawan setan itu, (karena) sesungguhnya tipu daya setan itu lemah.” (QS. An-Nisa [4] 76)
2) Kaum muslimin pada waktu itu hanya berjumlah 313 orang, memiliki 2 kuda, 6 perisai dan 8 pedang, kebanyakan mereka berjalan kaki sedangkan kaum kafirin berjumlah 1000 orang , 600 persenjataan lengkap, 700 unta, serta 300 kuda.
Diriwayatkan dari Urwah bin Zubair bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menanyakan jumlah tentara kaum kafirin terhadap budak berkulit hitam milik Bani al-Hajaj, lalu budak itu menjawab, “jumlahnya banyak.” Lalu beliau bertanya lagi ( dengan cara lain ), “Berapa hewan ternak yang mereka sembelih setiap hari?” budak itu menjwab, “ Sembilan atau sepuluh.” Maka Rasulullah berkata, “kalau begitu jumlah mereka sekitar 900 atau 1000 orang.”
Riwayat di atas menunjukkan bahwa seorang pemimpin harus cerdas dan pandai mmperkirakan jumlah musuh dan kekuatannya mampu mengambil celah ketika berdialog dengan orang lain, dan harus panda hitung-hitungan. Karena perang berisi tipu muslihat dan perhitungan kalah menang.
3) Firman-Nya,
يَّرَوْنَهُمْ مِّثْلَيْهِمْ رَأْيَ الْعَيْنِ
“yang melihat dengan mata kepala, bahwa mereka (golongan Muslim) dua kali lipat mereka.”
a) Maksudnya kaum kafirin melihat dengan mata kepala mereka bahwa jumlah kaum muslimin dua kali lipat dari jumlah yang sebenarnya. Dan ini termasuk bentuk pertolongan Allah kepada kaum muslimin . sebaliknya kaum kafirin (musyrikin) di mata kaum muslimin menjadi lebih sedikit, sebagaimana firman Allah,
اِذْ يُرِيْكَهُمُ اللّٰهُ فِيْ مَنَامِكَ قَلِيْلًاۗ وَلَوْ اَرٰىكَهُمْ كَثِيْرًا لَّفَشِلْتُمْ وَلَتَنَازَعْتُمْ فِى الْاَمْرِ وَلٰكِنَّ اللّٰهَ سَلَّمَۗ اِنَّهٗ عَلِيْمٌۢ بِذَاتِ الصُّدُوْرِ
“(Ingatlah) ketika Allah memperlihatkan mereka di dalam mimpimu (berjumlah) sedikit. Dan sekiranya Allah memperlihatkan mereka (berjumlah) banyak tentu kamu menjadi gentar dan tentu kamu akan berbantah-bantahan dalam urusan itu, tetapi Allah telah menyelamatkan kamu. Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang ada dalam hatimu.” (QS. Al-Anfal [8]: 43)
b) Fenomena di atas menjadi pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai mata (hati) bahwa Allah akan menolong hamba-hamba-Nya yang beriman dengan kekuasaan-Nya yang tidak terbatas dan dengan hal-hal yang kadang tidak disangka oleh manusia biasa.