Fatwapedia.com – Telah jamak diketahui oleh kaum muslimin sebuah hadits yang dinisbatkan kepada Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wa Salaam tentang keutamaan orang berilmu dapat menggapai dunia dan akhirat. Redaksi hadits yang dimaksud adalah sebagai berikut:
مَنْ أَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ، وَمَنْ أَرَادَ الْآخِرَةَ فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ، وَمَنْ أَرَادَ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةَ فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ
Man aradad dunya fa’alaihi bil’ilmi, waman aradal akhirata fa’alaihi bil’ilmi, waman aradad dunya wal akhirata fa’alaihi bil’ilmi.
“Barangsiapa yang menginginkan dunia maka hendaklah dengan ilmu, barangsiapa yang menginginkan akhirat, maka hendaklah dengan ilmu, barangsiapa yang menginginkan keduanya, maka hendaklah dengan ilmu”.
Namun berdasarkan penelitian para ulama, kalimat diatas bukan hadits marfu’ dan tidak ada satu pun kitab hadits, sekalipun dalam kitab-kitab hadits palsu yang mencantumkan kalimat diatas. Al-‘alamah Muqbil bin Hadi rahimahullah ketika ditanya apakah kalimat diatas adalah hadits? beliau menjawab:
هُوَ جَاءَ عَنْ بَعْضِ عُلَمَائِنَا الْمُتَقَدِّمِينَ مِثْلُ الظَّاهِرِ سُفْيَانُ الثَّوْرِيُّ ، فَقَالَ سُفْيَانُ الثَّوْرِيُّ : طَلَبْنَا الْعِلْمَ لِلدُّنْيَا فَأَبَى إِلَّا أَنْ يَكُونَ لِلدِّينِ. وَأَمَّا عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَسَلَّمَ فَلَمْ يَثْبُتْ، لَيْسَ بِحَدِيثٍ
“kalimat ini datang dari sebagian ulama mutaqodimin kita, seperti yang nampak pada ucapan Sufyan ats-Tsauri : “kita menuntut ilmu untuk dunia, maka ia enggan kecuali itu untuk agama”. Adapun itu dari Nabi Sholallahu ‘alaihi wa Salaam maka tidaklah tsabit, ini bukan hadits”.
Muhammad Rootib juga menjawab pertanyaan serupa :
لايوجد لهذا الكلام أصل في كتب الحديث
“tidak didapati perkataan ini asalnya dalam kitab-kitab hadits”.
Yang benar perkataan tersebut adalah perkataan al-Imam asy-Syafi’i rahimahullah, sebagaimana disebutkan oleh Imam Baihaqi dalam kitabnya “Manaaqib asy-Syafi’i” (2/139, cet. Maktabah Daar at-Turats) :
أَخْبَرَنَا أَبُو عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنُ أَبِي الْحَسَنِ الصُّوفِيُّ، سَمِعْتُ أَبَا مُحَمَّدِ بْنَ أَبِي حَامِدٍ يَقُولُ: سَمِعْتُ أَبَا نُعَيْمٍ الْجُرْجَانِيَّ الْفَقِيهَ يَقُولُ: سَمِعْتُ الرَّبِيعَ بْنَ سُلَيْمَانَ يَقُولُ: سَمِعْتُ الشَّافِعِيَّ يَقُولُ: مَنْ أَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ، وَمَنْ أَرَادَ الْآخِرَةَ فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ.
“telah mengabarkan kepada kami Abu Abdir Rahman bin abil Hasan as-Shuufiy aku mendengar Abu Muhammad bin Abi Haamid berkata, aku mendengar Abu Nu’aim al-Jurjaani al-Faqiih berkata, aku mendengar ar-Rabii’ bin Sulaiman berkata, aku mendengar Imam asy-Syafi’i berkata : “Barangsiapa yang menginginkan dunia maka hendaklah dengan ilmu, barangsiapa yang menginginkan akhirat, maka hendaklah dengan ilmu”
Status sanadnya :
- Abu Abdir Rahman, dinilai oleh asy-Syaikh Naayif bin Sholaah Hafidzahullah, sebagai perowi yang shoduq, ahli ibadah dan seorang mujtahid dalam “ar-Raudh al-Baasim” (no. 1001, cet. Daar al-‘Aashimah).
- Abu Muhammad, dinilai oleh asy-Syaikh dalam kitabnya yang sama (no. 463) sebagai perowi tsiqoh banyak meriwayatkan hadits.
- Abu Nu’aim al-Jurjaani, dinilai oleh Imam adz-Dzahabi sebagai seorang al-Imam, al-hafidz al-kabiir lagi tsiqoh dalam kitabnya “Siyaar A’laam an-Nubalaa`” (no. 312, cet. Ar-Risaalah).
- Ar-Rabii’ bin Sulaiman, dinilai Imam adz-Dzahabi dalam kitab yang sama (no. 222) sebagai al-Imam, al-Muhaddits, al-Faqiih al-Kabiir.
- Sehingga kesimpulannya sanad atsar maqtu’ Imam Syafi’i diatas minimal adalah hasan.
Hadits-hadits Shahih tentang Keutamaan Ilmu dan Para Pencarinya
Berikut ini kumpulan hadits -hadits shahih tentang keutamaan menuntut ilmu dan pemilik ilmu.
Hadits pertama
قالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ آلِهِ وَ صَحْبِهِ وَسَلَّمَ :[من سلَكَ طريقًا يلتمسُ فيهِ علمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ طريقًا إلى الجنَّةِ]. رواه مسلم
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa ‘Ala Alihi wa shahbihi wa sallam bersabda:
“Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, niscaya Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga” (Hadits riwayat Imam Muslim)
Hadits Kedua
قالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ آلِهِ وَ صَحْبِهِ وَسَلَّمَ : [مَن يُردِ اللهُ بهِ خَيرًا يُفقِّهُّ في الدِّينِ]. متَّفَقٌ عَلَيهِ (رَوَاهُ البُخَارِيْ و مًسلِمٌ)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa ‘Ala Alihi wa shohbihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang Allah kehendaki baginya kebaikan, niscaya akan difahamkan dalam perkara agamanya” (Muttafaqun ‘alaihi) (diriwayatkan oleh Imam Al Bukhari dan Imam Muslim)
Hadits Ketiga
قالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ آلِهِ وَ صَحْبِهِ وَسَلَّمَ :
[ مَن جاءَ مَسجدي هذا، لَم* *يَأْتِه إلَّا لخيرٍ يَتعلَّمُه، أو يُعلِّمُه فهوَ بِمنزِلَةِ المجاهدينَ في سَبيلِ اللهِ، ومَن جاءَ لغيرِ ذلكَ، فهوَ بِمنزِلَةِ الرَّجُلِ يَنظرُ إلى مَتاعِ غير ] . حدِيثٌ صَحِيحٌ رَوَاهُ ابن ماجه
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa ‘ala Alihi wa shohbihi wa sallam bersabda:[Barangsiapa yang mendatangi masjidku ini, dimana tidaklah dia mendatanginya kecuali karena kebaikan yang akan dia pelajari, atau mengajarkannya maka kedudukannya seperti orang yang berjihad di jalan Allah. Dan barangsiapa yang mendatanginya bukan karena itu, maka kedudukannya seperti seseorang yang melihat barang dagangan orang lain] (Hadits Shahih diriwayatkan oleh Ibnu Majah)
Hadits Keempat
قالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ آلِهِ وَ صَحْبِهِ وَسَلَّمَ : [لا تَعلَّموا العِلمَ لِتُباهوا به العُلماءَ ولا تُماروا به السُّفهاءَ ولا تَخيَّروا به المجالِسَ، فمَن فعَل ذلك فالنَّارَ النَّارَ]. حدِيثٌ صَحِيحٌ رَوَاهُ ابن حبان
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa’ala Alihi wa shohbihi wa sallam bersabda : Janganlah kamu mempelajari ilmu untuk berbangga dihadapan ulama atau mendebat orang-orang bodoh atau memilih-milih majelis. Barangsiapa yang melakukan hal tersebut, hendaknya ia takut neraka! neraka! (Hadits Shohih diriwayatkan oleh Ibnu Hibban)
Hadits Kelima
قالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ آلِهِ وَ صَحْبِهِ وَسَلَّمَ : [وإِنَّ فَضْلَ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ ، كَفَضْلِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ]. حدِيثٌ صَحِيحٌ رَوَاهُ أبو داود
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa ‘ala Alihi wa shohbihi wa sallam bersabda: Dan sesungguhnya keutamaan seorang alim dibandingkan dengan seorang ahli ibadah adalah seperti keutamaan bulan purnama dibandingkan dengan seluruh bintang-bintang] (Hadits Shohih, Diriwayatkan oleh Abu Dawud no.3641). Dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dari shahabat yang mulia Abu Darda
Hadits Keenam
قالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ آلِهِ وَ صَحْبِهِ وَسَلَّمَ : [ وَإِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ، وَإِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا، وَلَا دِرْهَمًا إنما وَرَّثُوا لْعِلْمَ، فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ ]. حدِيثٌ صَحِيحٌ رَوَاهُ أبو داود
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa’ala Alihi wa shohbihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya ulama adalah pewaris para nabi, dan para nabi tidaklah mewariskan Dinar dan tidak pula Dirham. Mereka hanya mewariskan ilmu. Maka barangsiapa yang mengambilnya, sungguh dia telah mengambil bagian yang sangat besar. (Hadits Shahih, Diriwayatkan oleh imam Abu Dawud No.3641). Dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dari Shahabat yang mulia Abu Darda
Hadits Ketujuh
قالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ آلِهِ وَ صَحْبِهِ وَسَلَّمَ : [ لا تَعلَّموا العِلمَ لِتُباهوا به العُلماءَ ولا تُماروا به السُّفهاءَ ولا تَخيَّروابه المجالِسَ، فمَن فعَل ذلك فالنَّارَ النَّارَ ]. حدِيثٌ صَحِيحٌ رَوَاهُ ابن ماجه (٢٥٤)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa’ala Alihi wa shohbihi wa sallam bersabda: Janganlah kamu mempelajari ilmu untuk berbangga dihadapan ulama atau mendebat orang-orang bodoh atau bisa tampil di majlis-majelis. Barangsiapa yang melakukan hal tersebut, pantas baginya Neraka! Neraka!(Hadits Shohih diriwayatkan oleh Ibnu Majah (254)
Demikian penjelasan hadits tentang keutamaan ilmu yang akan diraih di dunia maupun di akhirat. Wallahu A’lam.