Fatwapedia.com – Gubernur Umayyah untuk wilayah Maghrib (Afrika Utara), Musa bin Nushair memberikan mandat kepada Thariq bin Ziyad untuk memimpin pasukan dengan misi penaklukan Andalusia. Sebanyak 7000 mujahidin telah disiapkan untuk misi mulia ini.
Bulan Sya’ban tahun 92 H, kapal-kapal yang mengangkut pasukan islam pun memecah deru ombak, menyeberangi selat yang dikemudian hari dikenal dengan sebutan Selat Jabal Thariq (Gibraltar). Saat melepas pasukan penuh berkah ini, Musa bin Nushair terus menangis sembari berdoa dan berserah diri kepada Allah agar memberikan kemenangan kepada kaum muslimin.
Begitu tiba di semenanjung Andalusia, Thariq bin Ziyad memindahkan pasukannya dari Jabal Thariq ke daerah luas bernama Jazirah Al Khadra’ (Fuerte de Isla Verde). Disana pasukan islam dihadang oleh Tedmore, panglima pasukan selatan Andalusia yang merupakan pasukan pelidung Kristen.
Sebagaimana ajaran Rasulullah ﷺ dan menjadi tradisi para penakluk Islam, Thariq bin Ziyad terlebih dahulu menawarkan tiga pilihan kepada Tedmore dan pasukannya, 1) masuk islam sehingga mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan kaum muslimin, 2) membayar jizyah dan darah serta harta mereka terlindungi, atau 3) berperang.
Pasukan selatan Andalusia yang belum pernah beradu senjata dengan pasukan islam memilih untuk berperang. Terjadilah pertempuran diantara kedua belah pihak, pasukan pelindung kristen dibuat terheran-heran dengan keberanian dan ketegaran kaum muslimin di medan laga.
Thariq bin Ziyad berhasil menimpakan kekalahan kepada pasukan selatan Andalusia. Setelah kekalahan pasukan pelindung kristen Andalusia di Jazirah Al Khadra’ (Fuerte de Isla Verde), Tedmore mengabarkan kepada Roderic bahwa telah datang suatu pasukan yang ia tidak yakin apakah mereka berasal dari bumi atau langit, pasukan ini harus ditumpas sebelum mereka semakin jauh masuk ke kawasan Andalausia.
Roderic lalu mengirim pasukan dibawah komando perwira utama sekaligus keponakannya, Vinceu, untuk menumpas pasukan islam yang datang dari arah selatan Andalusia. Namun pasukan yang dikomandoi Vinceu berkali-kali mengalami kekalahan hingga pada akhirnya Vinceu meregang nyawa di tangan pasukan islam.
Mendengar kabar tewasnya sang keponakan, Roderic mengumpulkan seluruh pasukan yang ia bisa kumpulkan dan memimpin sendiri pasukannya untuk menghadang Thariq bin Ziyad. Di lain tempat, Thariq bin Ziyad menyurati Musa bin Nushair agar segera mendatangkan pasukan tambahan dari Maghrib jika tidak ingin misi penaklukan Andalusia mengalami kegagalan.
Saat pasukan musuh yang sangat besar dari Toledo mulai bergerak mendekat ke arah Thariq bin Ziyad, pasukan tambahan yang dikirim oleh Musa bin Nushair tiba di Andalusia dan segera bergabung bersama pasukan muslimin yang sebelumnya telah ada. Pasukan tambahan dari Maghrib ini berkekuatan 5000 personil dan dikomandoi oleh Tharif bin Malik -komandan pasukan yang sebelumnya memimpin misi pemetaan Andalusia-.
Pertempuran pun tak terelakkan di Lembah Lakka atau lebih dikenal dengan sebutan Rio Barbate. Pasukan Islam yang berkekuatan 12.000 mujahidin harus berhadapan dengan 100.000 prajurit musuh.
Awal pertempuran Wadi Lakka ini pecah di penghujung bulan Ramadhan (28 Ramadhan tahun 92 H), bulan penuh kesabaran yang namanya selalu identik dengan berbagai pertempuran besar yang dimenangkan kaum muslimin.
Selama delapan hari roda pertempuran berputar dengan ganas tanpa henti. Pasukan Islam dengan penuh keberanian serta kesabaran terus meladeni tebasan pedang, tusukan tombak dan hujan anak panah musuh. Walaupun kepala beterbangan, anggota tubuh terpisah dan darah bercucuran, kaum muslimin tetap tegar di medan laga dan meyakini bahwa kemenangan dari Allah akan segera tiba.
Akhirnya kaum muslimin dibawah kepemimpinan Thariq bin Ziyad berhasil menorehkan sebuah peristiwa jihad monumental yang tidak pernah disaksikan oleh negeri-negeri Maghrib dan Andalusia sebelumnya. Bangsa Ghotic yang merupakan salah satu kerajaan kuat hingga awal abad ke 6 M berhasil dikalahkan oleh kaum muslimin yang memiliki ketegaran iman serta keteguhan aqidah dan selalu yakin dengan kemenangan dari Allah.
Dengan 3000 darah syuhada yang menyirami Lembah Lakka (Rio Barbate), dimulailah penyebaran Islam serta penaklukan Andalusia hingga ke kota-kota yang berada di belakang pegunungan Pirenia.
Oleh: Abdurrahman Al Buthony