Fatwapedia.com – Tafsir Diroyah menurut ulama tafsir dinamakan juga dengan tafsir ra’yu atau tafsir dengan akal (ma’qul), karena metode penafsiran Al-Quran bertiti tolak dari pendapatnya dan ijtihadnya tidak berdasarkan pada apa yang dinuqilkan dari Shahabat atau Tabi’in, bahkan banyak berpegang pada bahasa Arab yaitu pengertian secara ushlubnya dan pengetahuan tentang kaidah dan cara berbicara serta ilmu yang telah populer yang harus diketahui oleh para Penafsir Al-Qur’an, seperti ilmu nahwu, sharaf, balaghah dan ushul fiqih disamping asbabun nuzul dan ilmu-ilmu lain yang diperlukan oleh mufassir. Di bawah ini akan kami jelaskan, Insya Allah!
Pengertian Tafsir Diroyah (Ro’yu)
Yang dimaksud ro’yu di sini ialah ijtihad yang didasarkan pada dasar-dasar yang shahih, kaidah yang murni dan tepat, bisa diikuti serta sewajarnya diambil oleh orang yang hendak mendalami tafsir Al-Qur’an atau menaami pengertiannya. Tidaklah yang dimaksud dengan ro’yu atau pendapat di atas semata-mata dengan ro’yu atau hawa nafsu, atau menafsirkan Al-Qur’an berdasarkan kata hati atau kehendaknya.
Macam-macam Kitab Tafsir Diroyah (ro’yu) beserta penulisnya.
1. Tafsir Al-Fahrurrozy.
Pengarang tafsir ini adalah Al-‘Alamah Syeikh Muhammad bin Umar Ar-Rozy wafat pada tahun 606 H. Tafsirnya dinamakan ”Mafatihul Ghaib”. Dalam menafsirkannya ia memakai cara ulama-ulama mutakallimin. Dalil-dalilnya ia susun dalam pembahasan ke-Tuhanan. Ia menolak pendapat Mu’tazilah dan sekte-sekte yang sesat dengan hujjah dan argumen yang mematikan serta mengajukan sanggahan atas tuduhan-tuduhan orang yang ingkar dan keras hati. Tafsirnya adalah tafsir yang luas dalam pembahasan ilmu kalam. lapun sebagai Imam yang agung tentang ilmu alam dan ilmu bumi alam. Ia membicarakan tentang falak, buruj, langit, bumi, binatang, tumbuh-tumbuhan dan bagian-bagian manusia dengan bentuk pembahasan yang luas, maksudnya hanyalah untuk menolong kebenaran dan menegakkan argumen-argumen atas adanya Allah Azza wa Jalla disamping untuk menangkis orang-orang yang menyeleweng dan sesat.
2. Tafsir Al-Baidhawy
Pengarang tafsir ini adalah Al-‘Alim Al-Jalil Syeikh Abdullah Al-Baidhawy, wafat pada tahun 685H. Tafsirnya dinamakan ”Anwarut Tanzil”, yaitu sebuah kitab yang besar, mendetail dan mencakup riwayah dan diroyah. Tafsir ini lebih menguatkan dalil-dalil madzhab ahli sunnah. Ia adalah seorang hujjah yang tangguh. Ia selalu menutup setiap surat dengan hadits-hadits untuk menunnjukkan keutamaannya, namun saja ia kurang memperhatikari hadits yang shaheh. Tafsir ini mempunyai beberapa hasyiyah, diantaranya yang terkenal adalah “Hasyiyatus Syihab Al-Khafazy” dan ”Hasyiyah Sa’dy Afandy”.
3. Tafsir Khazin
Pengarang tafsir ini adalah Imam Abdullah bin Muhammad yang terkenal dengan nama Al-Khazin, wafat pada tahun 741H. Tafsirnya dinamakan ”Lubabut Ta’wil fi Ma’anit Tanzil”, yaitu tafsir yang terkenal dengan ma’tsur hanya saja tidak pernah menyebutkan sanad. Redaksinya gampang tidak berbelit-belit dan tidak sulit dipahami. Ia senang memperluas riwayat dan kisah-kisah. Kadang-kadang dalam tafsirnya ia menyebutkan riwayat atau cerita-cerita isroiliyat dengan maksud untuk memperingatkan yang batal, kemudian ia menuturkan kisah-kisah yang panjang lalu menunjukkan kelemahan dan kedustaannya. Tetapi kadang-kadang ia diam saja sehingga si pembaca menduga bahwa riwayat ini benar. Secara global tafsir ini bagus dan indah, kalau saja di dalamnya tidak banyak kisah-kisah dan riwayat-riwayat yang tidak baik disebutkan, karena lemah dan tidak benar.
4. Tafsir An-Nasafy
Pengarang tafsir ini adalah Syekh Al-‘Alim Az-Zahid Abdullah bin Ahmad An-Nasafy, wafat pada tahun 701 H. Tafsirnya dinamakan ”Madarikut Tanzil wa Hagoigut Ta’wil”, yaitu sebuah tafsir yang besar, berlaku dan tenar, gampang dan mendetail. Dibanding dengan tafsir-tafsir ro’yu yang lain, tafsir ini dianggap tafsir yang lebih ringkas dan sempurna. Pengarang kitab ”Kasyfuzhzhunun” mengatakan: “Tafsir ini merupakan kitab yang sederhana tentang ta’wil, mencakup seluruh segi i’rob dan qiro’at. Mengandung segala segi keindahan ilmu badi’ dan isyarah, memuat beberapa pendapat ahli sunnah wal jama’ah dan jauh dari kebathilan-kebathilan golongan bid’ah dan dhalalah. Tafsir ini tidak panjang (tidak berteletele) dan tidak pula pendek (tidak kurang sempurna)………..”
5. Tafsir An-Naisabury
Pengarang tafsir ini adalah Syekh Nizhomuddin Al-Hasan Muhammad An-Naisabury, wafat pada tahun 728 H. Tafsirnya dinamakan ”Gharaibul Qur’an wa Raghaibul Furgon”. Tafsir ini mempunyai keistimewaan dengan redaksinya yang mudah dan Iafazh-lafazhnya yang tegas serta terhindar dari sifat bertele-tele dan berbelit-belit. Tafsir ini sangat memperhatikan dua faktor yang penting yaitu pembahasan tentang qiro’at dan pembahasan tentang tafsir isyary. Tafsir ini telah dicetak di pinggir tafsir Jarir yaitu sebuah kitab ringkasan tafsir Fakhrurrozy yang telah diadakan penelitian.
6. Tafsir Aby Saud
Pengarang tafsir ini adalah seorang ahli bahasa, Al-Hujjah Al-Qodhy Muhammad bin Muhammad Ibnu Musthafa Ath-Thahawy yang terkenal dengan nama Aby Sa’ud. Wafat pada tahun 952 H. Tafsir ini dianggap tafsir yang paling baik dan paling simple, karena bentuknya sangat baik dan redaksinya sangat indah. Di dalamnya dijelaskan rahasia-rahasia balaghah Al-Qur’an dan hikmah-hikmah ketuhanan. Anda bisa tertarik dengan keindahan redaksinya dan kagum dengan ketulusan jalan pemikirannya dan ta’jub atas pengambilannya dari keagungan sastra Al-Qur’an dengan memperhatikan kemu’jizatannya disertai dengan perasaan yang mulus disamping selalu memelihara Aqidah-‘aqidah ahli sunnah dan jauh terlepas dari bertele-tele. Tafsir ini sangat mendetail, untuk memahaminya diperlukan seorang yang ahli ilmu pengetahuan.
7. Tafsir Aby Hayyan
Pengarang tafsir ini adalah Syekh Muhammad bin Yusuf bin Hayyan Al-Andalusy, wafat pada tahun 745H. Tafsirnya dinamakan ”Al-Bahrul Muhit”, dicetak menjadi delapan jilid besar. Di dalamnya, pengarang mengoleksi beberapa macam ilmu pengetahuan berupa, nahwu, shorof, balaghah, hukum-hukum figh dan sebagainya.
Tafsir ini dianggap sebagai salah satu sumber terpenting dalam tafsir. Redaksinya gampang tidak berbelit-belit. Dinamakan dengan Al Bahrul Muhit (lautan dalam) karena banyak berisi berbagai ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan materi tafsir.
8. Tafsir Al-Alusy
Pengarang tafsir ini Imam yang ‘alim dan tokoh ahli tafsir yaitu Syihabuddin As-Sayyid Mahmud Al-Alusy. Wafat pada tahun 1270H. Ia seorang Mufti Baghdad, tokoh sastrawan, teladan ulama dan tempat mengadu para ilmuwan. Beliau seorang yang berkedudukan besar dalam lapangan ilmu pengetahuan dan luas dalam penelaahannya. Sebuah kitabnya yang bernama ”Ruhul Ma’any” memuat beberapa pendapat ulama salaf baik diroyah maupun riwayah, mencakup pendapat ilmuwan-ilmuwan dan mengompromikan ringkasan tafsir-tafsir yang dahulu. Ia sangat memberikan kritik pada riwayat-riwayat isroiliyat dengan memperhatikan tafsir isyary dan segi-segi balaghah dan bayan. Tafsirnya dianggap sebagai sumber tafsir riwayah, diroyah dan isyaroh yang baik.