Fatwapedia.com – Tanaman Calincing atau semanggi (Oxalis barrelieri) bukanlah tanaman yang asing bagi masyarakat Indonesia. Tanaman ini banyak ditemukan di berbagai daerah dan tumbuh dengan suburnya. Banyak orang menganggap tanaman ini hanyalah tanaman liar yang tak berguna sama sekali. Bahkan tanaman ini sering dianggap sebagai tanaman pengganggu, karena kerap tumbuh secara liar di kebun-kebun milik warga. Memang tanaman ini tumbuh dengan cukup baik dan cepat tanpa harus dirawat sama sekali. Tapi siapa sangka kalau ternyata tanaman ini masuk dalam kategori tanaman obat-obatan yang sangat efektif, seperti obat Kanker Getah Bening.
Tentunya sama seperti tanaman obat-obatan yang lain, tanaman Calincing ini mampu mengobati manusia, dari hal yang sangat berbahaya. Calincing merupakan sebuah tanaman yang berasal dari Amerika Selatan (di Inggris tanaman ini dikenal dengan nama Lavender sorrel atau Barrelier’s woodsorrel). Akan tetapi tanaman ini juga banyak ditemukan di Indonesia, hal ini dikarenakan iklim di Indonesia dan di Amerika Selatan yang sama, juga di Indonesia memiliki tanah yang subur. Orang Sunda menyebut tanaman ini dengan sebutan calincing. Di daerah Jawa tanaman ini diberi nama rempi atau semanggi gunung.
Tanaman calincing tumbuh di kerimbunan semak-semak yang terlindung dari pancaran sinar matahari, di kebun, sepanjang tembok dan pagar, serta pada tanggul kecil dan jalan setapak di hutan. Tanaman calincing ini banyak terdapat di daerah Jawa Barat dan Jawa Tengah. Tumbuh di dataran rendah sampai dataran dengan ketinggian 1.300 meter di atas permukaan laut. Calincing ini termasuk tanaman yang rendah. Tinggi dari tanaman ini hanya mencapai 10 hingga 50 mm saja.
Daunnya berbentuk bujur telur, tumbuh berempat di ujung-ujung tangkai daun. Bunga dari tanaman calincing ini terdapat dalam payung tunggal di ketiak dengan 2 sampai 8 bunga. Lalu daun mahkota kuning dengan pangkal hijau, panjangnya kira-kira 3 sampai 8 mm. Benang sari di depan daun mahkota lebih pendek daripada yang 5 lainnya. Bentuk dari buah tanaman ini tak ubahnya seperti belimbing manis, hanya saja ukurannya lebih kecil sekitar 8 hingga 10 mm. Rasa dari buah calincing ini adalah asam, begitu pula daunnya.
Kegunaan dari tanaman calincing ini erat sekali kaitannya dengan pembuatan tempe, khususnya tempe bongkrek. Dalam pembuatan tempe bongkrek, makanan ini dibuat dari ampas kelapa dan dicampur dengan ragi. Karena pencampuran itu tumbuh pula cendawan. Jika cendawannya tumbuh dengan baik, maka pembuatan tempe itupun akan berhasil dengan baik. Namun sebaliknya, bila pertumbuhan cendawan menyimpang atau tidak sesuai dengan yang seharusnya ini berarti akan menimbulkan bahaya bagi yang mengkonsumsinya.
Tempe yang demikian dapat mengandung racun yang sangat berbahaya, yang dapat menyebabkan kematian jika tidak sesegera mungkin mendapat pertolongan dokter. Pernah tejadi sebuah artiket yang dimuat dalam koran tentang orang-orang yang meninggal karena keracunan tempe bongkrek, dimana Jamur yang tumbuh tidak sempurna itulah yang menjadi penyebabnya. Pertumbuhan jamur itu terganggu oleh kuman-kuman tertentu. dan kuman ini bila termakan manusia dapat menimbulkan keracunan. Cara untuk mencegah agar jangan sampai terjadi keracunan adalah dengan cara mengambil daun calincing. Lalu cairannya dikeluarkan. Cairan yang rasanya asam ini, dapat memberantas kuman yang mengganggu pertumbuhan jamur.
Dengan demikian maka dapatlah membuat tempe bongkrek yang bebas dari kuman yang sangat berbahaya tersebut. Itulah kegunaan dari tanaman calincing ini, lebih tepatnya kegunaan daunnya. Jadi jangan kira bahwa tumbuhan yang kelihatannya tumbuh sia-sia di semak-semak gelap itu tidak berfaedah. Bahkan meskipun tanaman ini tampaknya lemah dan tak berdaya, ternyata ia masih dapat menolong sesuatu yang paling berharga yang dimiliki oleh manusia, yaitu nyawa. Oleh karena itu ada baiknya juga kebun kita dilengkapi dengan calincing. Siapa tahu suatu ketika kita membutuhkannya.
Olahan Daun Cilincing atau SEMANGGI
Daun Cilincing/semanggi mengandung zat air, protein, vitamin C, betakaroten 3, dan karoten sehingga berfungsi sebagai penurun panas dan mampu melindungi tubuh dari perkembangan sel kanker payudara, tuberkolosis, dan kanker getah bening.
Tumis Daun Semanggi kuliner yang banyak khasiatnya pada musim sawah gini banyak ibu-ibu petani yang memperoleh daun semanggi di sawahnya, kebetulan keluarga kami penggemar berat semanggi. Selain dijadikan pecel, semanggi juga enak di tumis lho. Tak banyak orang yang tahu seperti apa bentuk daun cilimling/semanggi. Cillmling/Semanggi sebenarnya termasuk gulma yang merugikan petani padi. Namun jika dikelola dengan baik, tumbuhan yang masih tergolong paku air dan memiliki nama latin Marsilea drummondii ini memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
Tumis dan pecel semanggi merupakan salah satu nilai ekonomis dari tumbuhan semanggi. Salah satu kuliner tradisional ini begitu legendaris, meski terkadang keberadaannya senasib dengan makanan tradisional lain, yakni terpinggirkan dari modernitas jaman. Selain pecel, dan tumis ternyata semanggi juga memiliki manfaat lain di bidang medis. Semanggi ternyata dapat melindungi tubuh dari perkembangan sel kanker, terutama kanker payudara, getah bening dan kanker rahim. Dan kandungan isoflavon dalam daun semanggi mampu melakukan penetralan terhadap racun dalam tubuh. [sumber: majalah wildan edisi 12 tahun VXI]