Sejak Kapan Menggerak-gerakan Telunjuk Ketika Tasyahud?

Sejak Kapan Menggerak-gerakan Telunjuk Ketika Tasyahud?

Fatwapedia.com – Menggerak-gerakan telunjuk disyariatkan dalam tasyahud, baik dalam tasyahud awal maupun tasyahud akhir. Adapun yang menjadi dalil menggerak-gerakan tasyahud ketika tasyahud adalah hadis dari sahabat Wail bin Hujr yang mewartakan kaifiyat Rasul saw terkait salat sebagai berikut :

لَأَنْظُرَنَّ إِلَى صَلَاةِ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ كَيْفَ يُصَلِّي فَنَظَرْتُ إِلَيْهِ فَقَامَ فَكَبَّرَ وَرَفَعَ يَدَيْهِ حَتَّى حَاذَتَا بِأُذُنَيْهِ ثُمَّ وَضَعَ يَدَهُ الْيُمْنَى عَلَى كَفِّهِ الْيُسْرَى وَالرُّسْغِ وَالسَّاعِدِ فَلَمَّا أَرَادَ أَنْ يَرْكَعَ رَفَعَ يَدَيْهِ مِثْلَهَا قَالَ وَوَضَعَ يَدَيْهِ عَلَى رُكْبَتَيْهِ ثُمَّ لَمَّا رَفَعَ رَأْسَهُ رَفَعَ يَدَيْهِ مِثْلَهَا ثُمَّ سَجَدَ فَجَعَلَ كَفَّيْهِ بِحِذَاءِ أُذُنَيْهِ ثُمَّ قَعَدَ وَافْتَرَشَ رِجْلَهُ الْيُسْرَى وَوَضَعَ كَفَّهُ الْيُسْرَى عَلَى فَخِذِهِ وَرُكْبَتِهِ الْيُسْرَى وَجَعَلَ حَدَّ مِرْفَقِهِ الْأَيْمَنِ عَلَى فَخِذِهِ الْيُمْنَى ثُمَّ قَبَضَ اثْنَتَيْنِ مِنْ أَصَابِعِهِ وَحَلَّقَ حَلْقَةً ثُمَّ رَفَعَ إِصْبَعَهُ فَرَأَيْتُهُ يُحَرِّكُهَا يَدْعُو بِهَا

“Aku melihat cara shalat Rasulullah ﷺ. Aku melihat beliau ﷺ berdiri untuk shalat, kemudian takbir dengan mengangkat kedua tangannya sejajar dengan kedua telinganya. Lantas beliau ﷺ meletakkan tangan kanannya di atas telapak kirinya, juga di atas pergelangan tangannya, dan meletakkannya di atas lengannya. Ketika hendak ruku’ beliau ﷺ mengangkat kedua tangannya sama seperti tadi (sejajar dengan kedua telinganya). Beliau ﷺ meletakkan kedua tangannya di kedua lututnya, kemudian mengangkat kepalanya sambil mengangkat kedua tangannya, sejajar dengan kedua telinganya, kemudian sujud. Beliau ﷺ meletakkan kedua tangannya sejajar dengan kedua telinganya, kemudian duduk di atas kaki kiri. Beliau juga meletakkan telapak tangan kiri di antara paha dan lutut kiri. Lalu beliau ﷺ meletakkan ujung lengan kanan di atas paha kanan. Kemudian ia menggenggam dua jarinya serta membentuk lingkaran, lantas mengangkat jarinya. Aku melihat beliau ﷺ menggerak-gerakkannya dan berdoa dengannya.” (HR. an-Nasai, Sunan al-Kubra, 1/463)

Dari hadis diatas yang menjadi fokus adalah kalimat 

ثُمَّ رَفَعَ إِصْبَعَهُ فَرَأَيْتُهُ يُحَرِّكُهَا يَدْعُو بِهَا

Kemudian beliau mengangkat jarinya, aku melihat beliau ﷺ menggerak-gerakkannya dan berdoa dengan kalimat diatas pertama, menjadi dalil disunnahkannya menggerak-gerakan telunjuk ketika tasyahud. kedua, menjadi dalil bahwa menggerak-gerakan telunjuk merupakan isyarat berdoa dengannya. Pertanyaannya sejak kapan dimulai menggerak-gerakannya ? tentu jawabannya semenjak berdoa pada awal tasyahud, baik tasyahud awal maupun akhir. Perhatikan hadis dari Abdullah bin Mas’ud sebagai berikut : 

كُنَّا نَقُولُ التَّحِيَّةُ فِي الصَّلَاةِ وَنُسَمِّي وَيُسَلِّمُ بَعْضُنَا عَلَى بَعْضٍ فَسَمِعَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ قُولُوا التَّحِيَّاتُ لِلَّهِ وَالصَّلَوَاتُ وَالطَّيِّبَاتُ السَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ السَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ فَإِنَّكُمْ إِذَا فَعَلْتُمْ ذَلِكَ فَقَدْ سَلَّمْتُمْ عَلَى كُلِّ عَبْدٍ لِلَّهِ صَالِحٍ فِي السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ

Kami pernah membaca at-tahiyat dalam shalat, yang dalam tersebut kami menyebut nama dan memberi salam kepada beberapa di antara kami. Hal ini kemudian didengar oleh Rasulullah ﷺ hingga akhirnya Beliau bersabda: Bacalah: Attahiyyaatu lillahi washshalawaatu waththayyibaat. Assalaamu ‘alaika ayyuhannabiyyu wa rahmatullohi wa barakaatuh. Assalaamu ‘alainaa wa ‘alaa ‘ibaadillahish shaolihiin. Asyhadu allaa ilaaha illallah wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rasuuluh (Segala penghormatan hanya milik Allah, juga segala pengagungan dan kebaikan. Semoga kesejahteraan terlimpahkan kepada engkau wahai Nabi dan juga rahmat dan berkahNya. Dan juga semoga kesejahteraan terlimpahkan kepada kami dan kepada hamba-hamba Allah yang shalih. Aku bersaksi tidak ada ilah yang berhak disembah selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusanNya). Karena apabila kalian melakukan seperti ini, maka berarti kalian telah mengucapkan salam kepada seluruh hamba Allah yang shalih yang ada di langit dan bumi. (HR. al-Bukhari, Sahih al-Bukhari, 2/63)

Matan hadis diatas mengandung do’a, pertama dimulai dengan pujian kepada Allah. Kedua doa keselamatan, rahmat Allah kepada Nabi Muhammad Saw. Ketiga, do’a keselamatan kepada kepada kaum muslimin dan hamba-hamba Allah yang salih. Keempat penegasan Rasul Saw ketika doa keselamatan kepada Hamba Allah yang salih berarti telah mengucapkannya kepada seluruh hamba Allah di langit dan di bumi. 

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa waktu menggerak-gerakan telunjuk adalah selama mengucapkan do’a dalam tasyahud, baik tasyahud awal maupun akhir, yaitu dimulai sejak mengucapkan do’a pertama atau bacaan tahiyat sampai doa terakhir sebelum salam.

Oleh: Ginanjar Nugraha, Mudir Ma’had Imam al-Bukhari Bandung

Leave a Comment