Fatwapedia.com – Syaikh Utsaimin rahimahullah pernah menuturkan sebuah kalimat untuk mendukung upaya pembebasan Al-Quds Palestina dari cengkraman penjajah Zionis. Namun jauh sebelum itu Khalifah Umar bin Khattab r.a. Pernah berkata, “Wamaal qudsu illaa ka makkah”
Artinya : “Al-Quds, tidak lain daripada Makkah”
Ucapan khalifah diatas mengandung arti bahwa kota Al-Quds kedudukannya seperti kota Makkah. Di Makkah ada Masjidil Haram, begitu juga di kota Al-Quds di dalamnya terdapat Masjid Al-Aqsha. Keduanya merupakan kiblat bagi umat Islam. Keduanya diikat oleh Allah Swt dalam satu ayat, QS. Al-Isra: 1.
سبحان الذي اسرى بعبده ليلا من المسجد الحرام إلى المسجد الاقصى
Artinya : “Maha Suci Allah yang memperjalankan hambanya, Nabi Muhammad dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha…”
Jika Makkah mulia karena adanya Masjidil Haram. Begitu juga kemuliaan Al-Quds, Palestina dan negeri Syam keseluruhan karena ada Masjid Al-Aqsha. Inti kemuliaan ada pada Masjid Al-Aqsha. Maka Zionis Israel pun berambisi untuk menghilangkan Masjid Al-Aqsha. Apalah artinya Al-Quds tanpa Masjid Al-Aqsha. Apa artinya Palestina tanpa Al-Quds?
Syaikh al-Utsaimin dalam risalahnya mengatakan :
Al Quds tidak mungkin direbut kembali kecuali atas nama Islam sesuai yang diamalkan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan para shahabatnya, sebagaimana firman Allah:
﴿ ﺇِﻥَّ ﺍﻟْﺄَﺭْﺽَ ﻟِﻠَّﻪِ ﻳُﻮﺭِﺛُﻬَﺎ ﻣَﻦ ﻳَﺸَﺎﺀُ ﻣِﻦْ ﻋِﺒَﺎﺩِﻩِ ۖ ﻭَﺍﻟْﻌَﺎﻗِﺒَﺔُ ﻟِﻠْﻤُﺘَّﻘِﻴﻦَ﴾
Artinya : “Sesungguhnya bumi ini milik Allah. Dia akan mewariskannya kepada siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hamba Nya. Dan akibatnya baik adalah milik orang-orang yang bertakwa.” (Qs. Al A’raf; 128)
Bagaimana pun upaya bangsa Arab, dan bagaimana pun mereka berteriak dengan seribu dalil ke segenap penjuru dunia, sesungguhnya mereka tidak akan pernah berhasil sama sekali sampai mereka mengusir Yahudi dari sana dengan atas nama agama Islam, yaitu setelah sebelumnya mereka mengamalkan Islam itu pada diri-diri mereka sendiri. Maka kapan mereka lakukan itu terbukalah untuk mereka apa yang dijanjikan kepada mereka oleh Nabi
Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
“ ﻻ ﺗَﻘُﻮﻡُ ﺍﻟﺴَّﺎﻋَﺔُ ﺣَﺘَّﻰ ﻳُﻘَﺎﺗِﻞَ ﺍﻟْﻤُﺴْﻠِﻤُﻮﻥَ ﺍﻟْﻴَﻬُﻮﺩَ، ﻓَﻴَﻘْﺘُﻠُﻬُﻢُ ﺍﻟْﻤُﺴْﻠِﻤُﻮﻥَ ﺣَﺘَّﻰ ﻳَﺨْﺘَﺒِﺊَ ﺍﻟْﻴَﻬُﻮﺩِﻱُّ ﻣِﻦْ ﻭَﺭَﺍﺀِ ﺍﻟْﺤَﺠَﺮِ، ﻭَﺍﻟﺸَّﺠَﺮِ، ﻓَﻴَﻘُﻮﻝُ ﺍﻟْﺤَﺠَﺮُ، ﺃَﻭِ ﺍﻟﺸَّﺠَﺮُ : ﻳَﺎ ﻣُﺴْﻠِﻢُ، ﻳَﺎ ﻋَﺒْﺪَ ﺍﻟﻠَّﻪِ، ﻫَﺬَﺍ ﻳَﻬُﻮﺩِﻱٌّ ﺧَﻠْﻔِﻲ، ﻓَﺘَﻌَﺎﻝَ ﻓَﺎﻗْﺘُﻠْﻪُ ”
“Tidak datang hari kiamat sampai ummat Islam memerangi Yahudi. Muslimun memerangi mereka sampai si Yahudi bersembunyi dibalik batu dan pohon. Lalu berkatalah batu dan pohon; Wahai Muslim! Wahai hamba Allah! Ini ada Yahudi dibelakangku, kemarilah! Bunuhlah dia!”
Pohon dan batu menunjuki muslimin tempat persembunyian Yahudi dengan berkata: Wahai hamba Allah! Dia memanggil atas nama penghambaan kepada Allah. Dia berkata; Wahai Muslim! Dia memanggil atas nama Islam. Dan Rasululullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pada hadits itu berkata; “Muslimun memerangi Yahudi.” Nabi tidak mengatakan “Arab…” yang memeranginya.
Oleh sebab itu aku katakan; Sesungguhnya kita tidak akan pernah bisa mengalahkan Yahudi atas nama bangsa Arab sama sekali. Kita tidak bisa mengalahkan mereka kecuali atasnama Islam. Barangsiapa yang tidak percaya silahkan baca firman Allah Ta’aala;
﴿ ﻭَﻟَﻘَﺪْ ﻛَﺘَﺒْﻨَﺎ ﻓِﻲ ﺍﻟﺰَّﺑُﻮﺭِ ﻣِﻦ ﺑَﻌْﺪِ ﺍﻟﺬِّﻛْﺮِ ﺃَﻥَّ ﺍﻟْﺄَﺭْﺽَ ﻳَﺮِﺛُﻬَﺎ ﻋِﺒَﺎﺩِﻱَ ﺍﻟﺼَّﺎﻟِﺤُﻮﻥَ ﴾
Artinya : “Dan sesungguhnya telah Kami tulis di dalam Zabur sesudah (sesudah Kami tulis dalam) Lauh Mahfuzh, bahwasanya bumi ini diwariskan kepada hamba-hamba-Ku yang saleh.” (Qs. Al Anbiya’: 105)
Allah jadikan penerima warisan hamba-hamba Nya yang shalih. Karena kapan suatu janji dikaitkan dengan sifat ia akan terwujud kapan sifatnya ada, dan sebaliknya kapan sifat itu belum terpenuhi maka jangan harap janji Allah akan datang.
Maka apabila kita adalah hamba-hamba Nya yang shalih Allah akan wariskan bumi ini dengan jalan yang mudah tanpa susah payah. Tanpa harus menempuh segala macam kesulitan ini, keletihan, kebuntuan dan perbincangan yang panjang yang tiada ujungnya sama sekali! Kita wujudkan dengan pertolongan Allah Azza wa Jalla dan dengan ketetapan-Nya kepada kita. Dan itu semua alangkah mudah bagi Allah!
Karena kita sadar bahwa ummat Islam tiada berkuasa atas Palestina di masa kejayaan Islam kecuali atas nama Islam. Bahkan mereka tidak berkuasa atas Madain ibukota Persia, atau terhadap ibukota Romawi, atau ibukota kaum Qibti kecuali atasnama Islam. Oleh karena itu aduhai para pemuda kita benar-benar bisa memahami dengan benar bahwa sesungguhnya kita tidak mungkin mendapatkan kemenangan mutlak kecuali atas nama Islam yang hakiki. Bukan Islam KTP!
Maka dengarkanlah, dan ilmunya disisi Allah:
Kalian tidak mungkin bisa merebut Syam, terlebih lagi Palestina kecuali dengan sebab yang dengannya dahulu para pendahulu kita pernah merebutnya. Kecuali dengan kepemimpinan seperti kepemimpinan Umar bin Al Khattab Radhiyallahu ‘Anhu yang mengepalai pemuda-pemuda seperti pasukan Umar bin Khattab Radhiyallahu ‘Anhu yang tidak berperang kecuali agar kalimat Allah lah yang paling tinggi. Maka kapan sebab ini terpenuhi pada muslimin, sesungguhnya mereka akan memerangi Yahudi sampai si Yahudi bersembunyi di belakang pohon dan pohon itu berbicara; Wahai Muslim! Wahai hamba Allah! Ini ada Yahudi di belakangku. Kemarilah! Bunuh dia!
Adapun selagi manusia masih memandang permusuhan antara kita dan Yahudi dengan kacamata kebangsaan kita tidak akan pernah menang selamanya. Karena Allah tidak menolong kecuali orang-orang yang menolong-Nya. Sebagaimana firman Allah;
﴿ ﻭَﻟَﻴَﻨْﺼُﺮَﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻣَﻦ ﻳَﻨْﺼُﺮُﻩُ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻟَﻘَﻮِﻱٌّ ﻋَﺰِﻳﺰٌ * ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺇِﻥْ ﻣَﻜَّﻨَّﺎﻫُﻢْ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺄَﺭْﺽِ ﺃَﻗَﺎﻣُﻮﺍ ﺍﻟﺼَّﻼﺓَ ﻭَﺁﺗَﻮُﺍ ﺍﻟﺰَّﻛَﺎﺓَ ﻭَﺃَﻣَﺮُﻭﺍ ﺑِﺎﻟْﻤَﻌْﺮُﻭﻑِ ﻭَﻧَﻬَﻮْﺍ ﻋَﻦِ ﺍﻟْﻤُﻨْﻜَﺮِ ﻭَﻟِﻠَّﻪِ ﻋَﺎﻗِﺒَﺔُ ﺍﻟْﺄُﻣُﻮﺭِ ﴾
“Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa. (QS. 22:40) (yaitu)orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, niscaya mereka mendirikan shalat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang ma’ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.” (Qs. Al Hajj: 40-41)
Karena sesungguhnya apabila kita melihat kepada generasi Islam terdahulu kita dapati bahwa mereka meraih kemenangan karena berada diatas pondasi tauhid…keikhlasan kepada Allah…meneladani Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi Wasallam… menjauh dari perkara-perkara yang sia-sia….dan dari akhlak yang rendah….dan dari perbuatan keji dan mungkar….dan dari membebek kepada musuh.
Celakanya sekarang ada diantara manusia yang menganggap bahwa meniru orang-orang kafir adalah kemuliaan dan kebanggaan. Dan sebaliknya menganggap bahwa kembali kepada ajaran Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan para shahabatnya kuno dan keterbelakangan, persis seperti ucapan orang terdahulu;
﴿ ﻭَﺇِﺫَﺍ ﺭَﺃَﻭْﻫُﻢْ ﻗَﺎﻟُﻮﺍ ﺇِﻥَّ ﻫَﺆُﻻﺀِ ﻟَﻀَﺎﻟُّﻮﻥَ ﴾
Dan apabila mereka melihat orang-orang mukmin, mereka mengatakan, “Sesungguhnya mereka itu benar-benar orang-orang yang sesat,” (Qs. Al Muthaffifin: 32)
Wahai sekalian ikhwan, wajib atas kita untuk kembali. Kembali membaca dan menghayati keadaan pendahulu kita untuk kita tiru keteguhan mereka dan ibadah mereka. Dan ketika itu Allah akan berikan kepada kita kemenangan itu.
Dan aku ulangi, wajib untuk kita berhati-hati dari kejelekan-kejelekan diri kita, dan dari kejelekan-kejelekan orang-orang kafir dan munafikun dan para pengekor mereka. Dan kita minta kepada Allah Ta’aala untuk memberikan kepada kita dan kalian kemenangan bagi agama kita. Dan agar Dia memenangkan kita dengan agama ini dan memenangkan agama ini dengan kita. Dan menjadikan kita diantara para wali-wali Nya, tergolong kedalam para tentara-tentara Nya sesungguhnya Dia Maha Memberi Maha Memuliakan. Semoga shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada nabi kita Muhammad dan kepada keluarga dan para shahabatnya semua.
Sumber : Kutub wa Rasa’il Syaikh Shalih Al Utsaimin