Fatwapedia.com – Berikut ini adalah fatwa tentang hukum bersedekah dengan niat meraih keuntungan duniawi seperti agar rizkinya dimudahkan atau agar penyakitnya disembuhkan.
السؤال : ما حكم دفع صدقة مستمرة بنية معينة كأن يتصدق بنية النجاح أو شفاء مريض أو للتوسعة في الرزق، وهل حديث رسول الله استمطروا الرزق بالصدقة صحيح؟
Pertanyaan: Apa hukum sedekah dengan niat tertentu, seperti sedekah agar sukses atau sembuh dari penyakit atau agar diluaskan rizkinya, dan apakah hadits yang berbunyi : استمطروا الرزق بالصدقة shahih?
الجواب : الحمد لله، والصلاة والسلام على سيدنا رسول الله روي عن النبي صلى الله عليه وسلم أحاديث حول هذا المعنى منها ما ورد في شعب الإيمان للبيهقي قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: (وَاسْتَنْزِلُوا الرِّزْقَ بِالصَّدَقَةِ)، وفي حديث آخر له: (بَاكِرُوا بِالصَّدَقَةِ، فَإِنَّ الْبَلاءَ لا يَتَخَطَّى الصَّدَقَةَ)، كما وردت أحاديث كثيرة صحيحة في فضل الصدقة.
Jawaban: Segala puji bagi Allah shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah. Telah diriwayatkan dari Nabi beberapa hadits yang berbucara seputar masalah ini. Diantaranya hadits tentang cabang iman milik Al-Baihaqi, ia berkata Rasulullah bersabda: “Pancinglah turunnya Rizqi dengan bersedekah!” Hadits lain berbunyi: “Bersegeralah bersedekah, karena sesungguhnya malapetaka tidak bisa melangkahi sedekah.” Dan banyak lagi hadits lain tentang sedekah.
إضافة إلى أن القواعد العامة تحث على الصدقة، وترغب فيها وتبين عظيم ثوابها، وهذا الثواب لا يقتصر على الثواب الأخروي، بل يتعداه للدنيوي، فالصدقة من أسباب علاج الأمراض، ودفع البلاء وتفريج الكرب، كما ورد عن النبي صلى الله عليه وسلم في الحديث السابق، ولا مانع من أن ينوي المتصدق ذلك كله، وهو مأجور على ذلك إن شاء الله تعالى.
Selain bahwa kaidah-kaidah umum mendorong untuk bersedekah, menganjurkan dan menjelaskan besarnya pahala, dimana pahala ini tidak terbatas pada paha akhirat saja namun juga di dunia, sedekah bisa menjadi sebab disembuhkan dari penyakit, penolak bala, memudahkan kesulitan hidup, seperti penjelasan pada hadits diatas, maka tidak ada halangan jika sedekah diniatkan untuk mendapat itu semua, dan tetap mendapat pahala insyaallah.
قال الإمام المناوي عند كلامه على حديث (دَاوُوا مَرْضَاكُمْ بِالصَّدَقَةِ): “الطب نوعان: جسماني وروحاني فأرشد النبي صلى الله عليه وسلم إلى الأول آنفاً، وأشار الآن إلى الثاني فأمر بمداواة المرضى بالصدقة، ونبه بها على بقية أخواتها من القرب كإغاثة ملهوف وإغاثة مكروب، وقد جرب ذلك الموفقون فوجدوا الأدوية الروحانية تفعل ما لا تفعله الأدوية الحسية” “فيض القدير” (3/515).
Berkata Imam Manawi dalam mengomentari hadits “obatilah sakitmu dengan sedekah” Obat ada dua, obat untuk jasmani dan obat untuk rohani. Pertama Nabi menunjuk pada obat yang pertama dan selanjutnya memberi isyarat untuk yang kedua yaitu berobat dengan sedekah, dan ia mengingatkan beberapa amalan yang serupa seperti menolong orang yang tenggelam, menolong orang yang dalam kesulitan. Telah membuktikan orang-orang yang diberi petunjuk dan mereka mendapatkan obat ruhani bekerja apa yang tidak dapat dikerjakan obat jasmani.
وعليه، لا بأس في إعطاء الصدقة بنية تحصل نفع دنيوي منها، ولكن الأفضل للمسلم أن يطلب الآخرة؛ يقول الله تعالى: (وَالآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَى) الأعلى/ 17، فيخرج الصدقة ويفوض أمر الثواب لله تعالى. والله تعالى أعلم.
Kepada penanya, tidak mengapa memberi sedekah dengan niat memperoleh manfaat duniawi, namun yang lebih afdal bagi seorang muslim adalah mencari pahala akhirat. Allah berfirman:
وَالآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَى
“Dan akhirat lebih baik dan lebih kekal” keluarkan sedekah dan serahkan masalah pahala kepada Allah.
Diterjemahkan oleh: Akmar Kholid S
Sumber: aliftaa.jo
Artikel: www.fatwapedia.com