Fatwapedia.com – Banyak sekali yang bertanya tentang hukum jual beli emas secara kredit atau online via matketplace. Sebelum membahas itu ada satu hadis penting yang dijadikan pijakan ulama’terkait transaksi barang ribawi berikut ini:
اَلذَّهَبُ بِالذَّهَبِ وَالْفِضَّةُ بِالْفِضَّةِ وَالْبُرُّ بِالْبُرِّ وَالشَّعِيْرُ بِالشَّعِيْرِ وَالتَّمْرُ بِالتَّمْرِ وَالْمِلْحُ بِالْمِلْحِ مِثْلاً بِمِثْلٍ سَوَاءً بِسَوَاءٍ يَدًا بِيَدٍ، فَإِذَا اخْتَلَفَتْ هذِهِ اْلأَصْنَافُ فَبِيعُوا كَيْفَ شِئْتُمْ إِذَا كَانَ يَدًا بِيَدٍ.
“‘Emas dengan emas, perak dengan perak”, gandum dengan gandum, sya’ir dengan sya’ir, kurma dengan kurma, garam dengan garam (hendaklah dijual) dengan timbangan yang sama, persis dan langsung diserah terimakan (kontan). (Namun) jika berlainan jenisnya maka juallah semau kalian asal ada serah terima.’” (HR. Muslim no. 1587 )
Dalam madzhab Syafi’i ‘illat riba dalam barang ribawi yang disebutkan dalam hadis di atas ada dua, yaitu naqdiyyah (uang) dan thu’miyyah (makanan). Ketika barang ribawi ditukar dengan yang sejenis seperti emas dengan emas atau beras dengan beras, maka harus sama ukurannya, serah terima di tempat dan kontan. Ketika ditukarkan dengan yang beda jenis namun masih satu ‘illah sepert emas dengan perak atau beras dengan jagung, maka tidak harus sama namun harus serah terima ditempat dan kontan.
Saat ini funsi emas dan perak sebagai uang telah digantikan dengan uang kertas. Pertanyaan selanjutnya adalah apakah ‘Illat naqdiyyah yang ada pada emas dan perak sekarang masih berlaku sehingga tidak diperkenankan jual beli emas dengan uang kerta secara kredit? Nah di sinilah ulama’ kontemporer berbeda pendapat.
Pendapat pertama adalah pendapat ulama’ Arab Saudi. Hal ini dapat kita lihat dari jawaban Fatwa Al-Lajnah Al-Da’imah ketika ditanya tentang jual beli emas secara kredit berikut ini
لا يجوز بيع الذهب بالنقود، وإن كانت ليست من جنسه إلا بشرط التقابض في المجلس؛ لقول النبي – صلى الله عليه وسلم – لما ذكر الأجناس التي يدخلها الربا ثم قال: «فإذا اختلفت هذه الأجناس فبيعوا كيف شئتم إذا كان يدا بيد (1) » وبالله التوفيق، وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم. – الاعضاء: بكر أبو زيد … صالح الفوزان … عبد الله بن غديان … عبد العزيز بن عبد الله آل الشيخ (اللجنة الدائمة للبحوث العلمية والإفتاء، فتاوى اللجنة الدائمة – 2، ٩٧/١١)
“Tidak boleh menjual emas dengan uang meskipun beda jenis kecuali dengan syarat serah terima di tempat berdasarkan hadis sebelumnya”
Bahkan tidak hanya jual beli emas secara kredit, jual beli emas secara online melalui marketplace pun diharamkan karena tidak adanya serah terima emas secara langsung.
Pendapat kedua adalah pendapat beberapa ulama’ Mesir. Hal ini dapa kita lihat dalam fatwa yang dikeluarkan دار الافتاء المصرية dengan nomer 813 yang dijawab oleh Syaikh Ali Jumua’ah
لا مانع شرعًا من بيع الذهب المصوغ بالتقسيط، ولا يجب دفع القيمة نقدًا عند البيع؛ لأنه خرج عن كونه من الأثمان وصار كأي سلعةٍ من السلع التي تُبَاع وتُشْتَرى بالحَالِّ والآجِلِ، فانتفت عنه علة النقدية التي توجب كونه ربًا إذا لم يكن البيع يدًا بيد.
“Secara syariat tidak masalah menjual emas yang dicetak menjadi perhiasan dengan kredit dan tidak wajib membayar nilainya kontan ketika terjadi jual beli. Hal ini dikarenakan emas terbesar tidak lagi menjadi tsaman (uang atau harga) akan tetapi menjadi komoditas sebagaimana komoditas lainnya yang bisa dijual-belikan secara kontan dan kredit. Dengan demikian ‘illat naqdiyyah yang menjadi alasan emas tersebut menjadi riba ketika tidak dijual-belikan kontan telah hilang”
Pendapat kedua inilah yang diadopsi oleh Fatwa DSN-MUI No. 77/DSN-MUI/V/2010 tentang jual beli emas secara tidak tunai. Fatwa tersebut dikeluarkan pada tanggal 3 Juni 2010.
Oleh: Ustadz Abdul Wahid Alfaizin